Bola.com, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bersama La Liga Indonesia meluncurkan kampanye anti-bullying melalui platform sepak bola dalam upaya memerangi kasus perundungan di kalangan anak-anak sekolah, Kamis (28/11/2024).
Dalam rangka memperingati Hari Anti-Bullying Internasional pada 7 November 2024 dan Hari Anak Internasional pada 20 November 2024, La Liga memilih November sebagai waktu pelaksanaan kegiatan ini, dan Indonesia terpilih sebagai salah satu negara tuan rumah untuk kampanye ini.
Berlokasi di salah satu lapangan olahraga di Jakarta Timur, La Liga VS BULLYING melibatkan 24 pesepak bola usia muda dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Almudena Gomez, representatif La Liga di Indonesia mengatakan inisiatif ini merupakan bentuk komitmen La Liga dalam melawan segala bentuk kekerasan dan kebencian.
Setelah sukses dengan kampanye anti-rasisme pada musim lalu, kini La Liga fokus pada isu bullying yang terjadi di lingkungan sekolah.
"Sepak bola memiliki dampak besar dan kekuatan untuk melakukan perubahan. Kami mengadakan La Liga vs Bullying untuk mengurangi kebencian baik di dalam maupun di luar stadion," ujar Almudena dalam konferensi pers di Jakarta.
Kampanye ini mengusung tema "Sebuah Tim Tidak Akan Membiarkan Siapa pun Berdiri Sendiri" dengan tujuan mempromosikan nilai-nilai fundamental sepak bola seperti semangat tim, persatuan, kekuatan kolektif, dan sportivitas kepada anak-anak.
Apresiasi dari KPAI
Aris Adi Leksono dari KPAI mengapresiasi inisiatif ini sebagai inovasi kreatif di tengah maraknya kasus perundungan.
"Bullying terjadi karena adanya relasi kuasa, di mana pelaku merasa lebih kuat dan korban merasa lemah. Sepak bola mengajarkan kerja sama tim sehingga tercipta hubungan yang setara," jelasnya.
Program ini akan melibatkan berbagai klub sepak bola untuk melakukan sosialisasi dan edukasi ke sekolah-sekolah.
Selain itu, akan ada aktivitas khusus di pertandingan seperti anak-anak pendamping pemain mengenakan seragam bertuliskan pesan kampanye saat memasuki lapangan.
Almudena berharap inisiatif ini dengan dukungan klub-klub dan media dapat menyebarkan pesan bahwa anak-anak tidak sendirian menghadapi perundungan.
"Melalui sepak bola, kita dapat bekerja sama mengatasi masalah ini," tutupnya.