Maurizio Sarri Menyesal Tinggalkan Chelsea: Itu Sebuah Kesalahan

oleh Aning Jati diperbarui 01 Des 2024, 14:15 WIB
Chelsea menunjuk Maurizio Sarri sebagai juru taktiknya pada musim 2018/2019. Pada musim pertamanya, ia sukses membawa The Blues tampil apik di kancah Eropa. Pelatih asal Italia ini berhasil merengkuh trofi Liga Europa usai mengalahkan rival sekota, Arsenal dengan skor 4-1 di partai final. (AFP/Kirill Kurdryatsev)

Bola.com, Jakarta - Maurizio Sarri mengungkapkan bahwa keputusannya meninggalkan Chelsea setelah hanya satu musim merupakan sebuah "kesalahan".

Maurizio Sarri, yang menggantikan Antonio Conte pada Juli 2018, memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya, Italia, dengan menerima tawaran dari Juventus setelah menjalani tahun yang sukses di Stamford Bridge.

Advertisement

Selama memimpin Chelsea, Sarri berhasil membawa klub meraih gelar Europa League, finis di posisi ketiga Premier League, dan mencapai final Carabao Cup di Wembley.

Dengan catatan 39 kemenangan dari 63 pertandingan, Sarri mencatatkan persentase kemenangan yang mengesankan sebesar 61,9 persen.

Namun, di balik keberhasilan itu, Sarri merasa tertekan oleh situasi internal klub.

Ia mengaku "panik" dan memilih kembali ke Italia, sebagian besar karena hubungan pemilik klub saat itu, Roman Abramovich, dengan pemerintah Inggris yang memburuk. Hal ini memengaruhi komunikasi dan stabilitas di Chelsea.

2 dari 3 halaman

Tantangan Terbesar

Manajer Chelsea Maurizio Sarri bersiap memainkan kiper Willy Caballero pada final Piala Liga Inggris di Wembley, Minggu (24/2/2019). Akan tetapi, hal itu urung terjadi karena Kepa Arrizabalaga menolak diganti. (AFP/Adrian Dennis)

Dalam wawancaranya dengan The Sun, Sarri menjelaskan alasannya meninggalkan Chelsea.

"Saya sebenarnya bisa tetap di Chelsea," ujarnya.

"Saya ingin kembali ke Italia karena situasi di Chelsea saat itu tidak mudah. Dalam periode itu, Abramovich tidak diizinkan ke Inggris. Saya hanya bertemu dengannya di pertandingan-pertandingan luar negeri. Kami sempat beberapa kali berbicara melalui telepon, tetapi tidak terlalu sering."

Sarri juga menjelaskan bahwa komunikasi di dalam klub menjadi tantangan besar baginya.

"Poin referensi saya hanya Marina. Tidak ada direktur olahraga, jadi situasinya tidak terlalu jelas. Itu sebabnya saya ingin kembali ke Italia, tetapi itu adalah sebuah kesalahan," ucap pelatih berusia 65 tahun ini.

3 dari 3 halaman

Pengalaman Berharga

5. Maurizio Sarri. Manajer asal Italia ini hijrah ke Chelsea setelah meninggalkan Napoli pada awal musim 2018-2019. Ia dipecat petinggi Chelsea setelah berkiprah selama 351 hari, dengan raihan 1 trofi Liga Europa. (AFP/Ben Stansall)

Meski begitu, Sarri mengakui bahwa musimnya bersama Chelsea memberikan pengalaman yang berharga.

"Hasilnya sebenarnya bagus. Kami finis ketiga di Premier League, mencapai final Carabao Cup, dan memenangkan Europa League. Kami memainkan banyak pertandingan yang bagus, meski ada dua atau tiga bencana, seperti melawan Manchester City dan Bournemouth."

Kini, Sarri merasa siap untuk kembali melatih, walau belum menentukan klub berikutnya.

"Saya dan staf saya siap memulai lagi. Saya tidak tahu di mana saat ini, tetapi kami siap," tegasnya.

 

Sumber: Football London

Berita Terkait