Bertukar Jersey dengan Pemain Lawan? Roy Keane Hanya Pernah Melakukannya Sekali Sepanjang Kariernya, dan Ditolak!

oleh Aning Jati diperbarui 01 Des 2024, 19:45 WIB
1. Roy Keane - Pemain yang pernah membela Manchester United ini begitu ditakuti karena permainannya yang mengerikan. Salah satu tekel mengerikan Roy Keane dilakukan pada Alf Inge Haaland dan terpaksa membuat pemain tersebut pensiun dini akibat cidera tekel. (AP Photo/Jon Super)

Bola.com, Jakarta - Roy Keane adalah sosok yang sangat dikenal dengan pandangannya yang kritis terhadap sepak bola modern.

Dari menolak merayakan gol melawan mantan tim hingga saling berpelukan di lorong dengan musuh bebuyutan klub, Roy Keane sering kali mengungkapkan ketaksenangannya terhadap perubahan dalam olahraga yang pernah ia jalani dengan sepenuh hati.

Advertisement

Kini sebagai seorang pundit, ia terus menyuarakan penolakannya terhadap tren sepak bola yang dinilai telah kehilangan esensi sejatinya.

Namun, dalam sebuah wawancara dengan Gary Neville di saluran YouTube "The Overlap" pada 2021, Keane mengungkapkan bahwa ia juga pernah terlibat dalam tradisi yang dianggapnya kini sebagai bagian dari budaya "gentrifikasi" sepak bola.

Roy Keane menceritakan tentang satu pemain yang ia ajak bertukar kaos, sesuatu yang mengejutkan mengingat reputasinya yang keras di lapangan.

2 dari 4 halaman

Pemain yang Pernah Diajak Bertukar Jersey

Libero Timnas Jerman, Matthias Sammer, berduel dengan bintang Timnas Italia, Gianfranco Zola, dalam ajang Euro 1996. (MAURIZIO BRAMBATTI / AFP)

Cerita ini terjadi setelah pertandingan melawan Jerman, tetapi Keane mengaku menyesali tindakannya tersebut setelah kejadian itu.

Dalam episode "The Overlap" tahun 2021, Keane mengenang saat ia bermain untuk Republik Irlandia dalam pertandingan persahabatan melawan Jerman sebelum Piala Dunia 1994.

Setelah timnya meraih kemenangan, Keane mengungkapkan bahwa ia mendekati pemain legendaris Jerman, Matthias Sammer, untuk bertukar kaos.

Namun, Keane menerima penolakan tak terduga dari Sammer, mantan pemain Borussia Dortmund dan VfB Stuttgart.

Keane yang kini bekerja sebagai pundit Sky Sports mengakui bahwa ia merasa menyesal setelahnya.

"Saya pernah meminta satu pemain untuk bertukar kaos, yang saya sesali, saat saya bermain melawan Jerman bersama Irlandia," kata Keane kepada Neville.

"Saat itu sebelum Piala Dunia 94. Kami bermain melawan Jerman dalam pertandingan persahabatan. Setelah pertandingan—kami menang, untuk jujur saja—saya hanya ingin bersikap sopan. 'What's the sweeper, Sammer?' Dia bilang, 'Tidak', dan saya langsung berpikir, 'sial'. Begitulah, saya hanya berpikir saya seharusnya tidak meminta itu."

3 dari 4 halaman

Lawan Terberat dan Dikagumi

Zinedine Zidane pernah melakukan tendangan voli ikonik ketika dirinya membela Real Madrid pada tahun 2002. Saat itu Real Madrid tengah melawan Bayer Leverkusen, menghasilkan kemenagan Los Blancos dengan skor akhir 2-1. (Foto:AFP/Damien Meyer)

Keane mengakui bahwa meski Sammer bersikap sopan dalam menolak permintaannya, legenda Man Utd ini juga mengungkapkan bahwa Sammer bukanlah pilihan pertama untuk bertukar kaos.

Keane, yang sangat mengagumi Zinedine Zidane, bahkan menyebut mantan pemain Juventus dan Real Madrid itu sebagai lawan terberat yang pernah ia hadapi.

Keane menceritakan pengalaman bertemu Zidane, baik di level klub maupun internasional, dan sebuah kesempatan yang terlewatkan untuk bertukar kaos setelah pertandingan melawan Real Madrid.

4 dari 4 halaman

Batal Tukar Jersey

2. Roy Keane - Keane mejadi kapten terlama kedua di Manchester United. Kane dipercaya menjadi kapten Manchester United dari tahun 1997-2005. (AFP/Andrew Yates)

Keane lantas menceritakan kisahnya.

"Sejujurnya, dia [Sammer] sopan—bukan karena saya menginginkan kaosnya—tapi, jika saya benar-benar ingin bertukar kaos dengan seseorang, mungkin itu akan dengan Zidane atau seseorang," ungkapnya.

"Tapi, setelah itu, saya berpikir, ini cuma tindakan bodoh bertukar kaos. Dan Zidane, saya ingat ketika kami bermain melawan dia saat kami di United, dan jelas Zidane adalah pemain brilian. Setelah pertandingan Madrid, kami berjalan bersama di lorong, saya memandangnya, dan dia juga memandang saya, berpikir dia mungkin akan meminta kaos saya. Tapi, tidak, kami tidak bertukar kaos. Saya senang kami tidak melakukannya, dan itu adalah satu-satunya kesempatan lain yang saya pikirkan, 'Apakah saya akan melakukannya, tidak akan?' dan saya memutuskan, 'Tidak, biarkan saja'."

 

Sumber: Give Me Sport

Berita Terkait