Bola.com, Jakarta - Piala Dunia Antarklub hadir dengan format baru, dengan hadiah uang yang menggiurkan. Dengan partisipasi 32 klub, ajang ini tidak hanya menawarkan gengsi dan trofi emas rancangan Tiffany & Co, tetapi juga hadiah yang jauh lebih besar dibanding edisi sebelumnya.
Awalnya digelar tahun 2000 sebagai turnamen dengan delapan tim, Piala Dunia Antarklub kemudian berkembang menjadi kompetisi yang melibatkan enam konfederasi FIFA serta satu tim tuan rumah pada 2005.
Namun, di bawah pimpinan Presiden FIFA, Gianni Infantino, edisi 2025 mengalami transformasi besar.
Turnamen ini akan mempertemukan 32 tim dari seluruh dunia dalam ajang yang berlangsung selama empat minggu di Amerika Serikat, mulai 15 Juni hingga 13 Juli 2025.
Format baru Piala Dunia Antarklub ini bertujuan untuk menobatkan juara dunia di tingkat klub dengan skala yang lebih besar.
Hadiah Uang yang Menggiurkan
Perubahan terbesar dalam edisi ini adalah peningkatan besar-besaran dalam total hadiah uang. Jika pada 2023 total hadiah hanya mencapai 16 juta dolar AS (Rp255,1 miliar), kini jumlah tersebut melonjak menjadi 2,65 miliar dolar AS (Rp42,2 triliun).
Setiap tim yang berpartisipasi akan mendapatkan 50 juta dolar AS, hanya dengan tampil. Pemenang turnamen akan membawa pulang 100 juta dolar AS (Rp1,5 triliun), angka yang jauh melampaui hadiah 5 juta dolar AS untuk juara pada edisi sebelumnya.
Meski demikian, perincian alokasi hadiah di setiap tahap belum diumumkan secara resmi.
Ada laporan bahwa beberapa klub besar dijanjikan hingga 80 juta dolar AS hanya untuk berpartisipasi.
Namun, masih ada ketidakpastian terkait pendanaan turnamen.
FIFA sedang mencari investor untuk hak siar, setelah negosiasi dengan Apple gagal mencapai angka yang diinginkan sebesar 4 miliar ketidakpastian. Ada spekulasi bahwa dana mungkin datang dari Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi melalui investasi di platform streaming FIFA.
Perbandingan dengan Turnamen Lain
Hadiah 100 juta dolar AS juta bagi pemenang Piala Dunia Antarklub 2025 membuat turnamen ini menjadi satu di antara yang paling menguntungkan dalam sepak bola.
Sebagai perbandingan, Real Madrid hanya mendapatkan 89 juta dolar AS (Rp1,4 triliun) setelah memenangkan semua pertandingan dalam Liga Champions musim 2023-24.
Sementara itu, pemenang Copa Libertadores baru-baru ini, Botafogo, menerima 31,34 juta dolar AS (Rp499,8 miliar), termasuk 23 juta dolar AS untuk kemenangan final melawan Atletico Mineiro.
Di liga domestik, Manchester City membawa pulang 79 juta dolar AS (Rp1,2 triliun) setelah menjadi juara Premier League musim lalu.
Dampak Hadiah bagi Klub
Kendati turnamen ini menuai kritik karena menambah jadwal padat yang berisiko bagi kesehatan pemain, hadiah uangnya menjadi daya tarik utama, terutama bagi pemilik klub.
Dana yang diperoleh dapat digunakan untuk pengembangan infrastruktur, meningkatkan fasilitas pelatihan, atau mendatangkan pemain bintang.
Selain 12 klub Eropa, turnamen ini akan diikuti enam klub dari Amerika Selatan, empat klub dari Asia, Afrika, dan Amerika Utara serta Tengah, serta satu klub dari Oseania.
Satu tempat terakhir diberikan kepada tuan rumah, Amerika Serikat, yang akan diwakili oleh Inter Miami. Keputusan ini kontroversial karena dianggap sebagai upaya untuk menampilkan Lionel Messi di turnamen tersebut.
Sejumlah klub telah memanfaatkan kesuksesan di Piala Dunia Antarklub untuk perubahan besar.
Misalnya, TP Mazembe dari Kongo, yang menjadi finalis pertama di luar Eropa dan Amerika Selatan pada 2010, menggunakan dana yang diperoleh untuk mengembangkan infrastruktur dan akademi mereka.
Di Jepang, Kashima Antlers berinvestasi di stadion dan fasilitas latihan setelah menjadi runner-up pada 2016, memperkuat posisi mereka di J-League.
Dominasi Klub Elite
Meski FIFA berupaya mendistribusikan kekayaan sepak bola secara global, turnamen ini tetap didominasi oleh klub-klub terkaya. Sebelas final terakhir semuanya dimenangkan oleh klub Eropa, dengan Real Madrid dan Barcelona menguasai lebih dari separuh gelar.
Presiden FIFA Gianni Infantino menegaskan ambisinya untuk menjadikan sepak bola “benar-benar global".
Kendati berupaya mendistribusikan kembali kekayaan permainan di seluruh dunia, Piala Dunia Antarklub entah bagaimana berhasil juga memastikan yang sebaliknya terjadi—membantu para elite untuk duduk dengan sangat nyaman di puncak takhta mereka.
Sumber: SI
Baca Juga