Pengamat: Hokky Caraka dan Arkhan Kaka Harus Dipoles Terus agar Gacor di Timnas Indonesia

oleh Gatot Sumitro diperbarui 10 Des 2024, 19:15 WIB
Striker Timnas Indonesia U-20, Arkhan Kaka, memberi hormat saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya sebelum dimulainya laga uji coba menghadapi Thailand U-20 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat (26/1/2024) malam WIB. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Kediri - Lini depan Timnas Indonesia masih belum menjanjikan saat menundukkan Timnas Myanmar 1-0 pada laga penyisihan Grup B Piala AFF 2024 yang digelar di Stadion Thuwunna, Yangon, Senin (9/12/2024).

Padahal, Shin Tae-yong memakai formasi 3-4-3. Ini pola yang lebih cenderung agresif untuk menekan lawan. Timnas Indonesia menurunkan trisula sekaligus, yakni Hokky Caraka, Arkhan Kaka, dan Marselino Ferdinan.

Advertisement

Namun, tiga penyerang ini tidak berjalan efektif. Terutama peran Hokky Caraka dan Arkhan Kaka yang hampir tak pernah membahayakan lini belakang Myanmar. Gol tunggal Timnas Indonesia pun bukan berawal dari permainan terbuka.

Timnas Indonesia baru berhasil mencetak gol pada menit ke-76. Itu hasil kemelut di depan gawang, yang berawal dari lemparan ke dalam Arhan Pratama.

Asnawi Mangkualam memanfaatkan bola liar yang jatuh dekat kakinya dengan tendangan keras. Bola tersebut membentur mistar gawang dan masuk.

"Hokky dan Kaka punya style bermain hampir sama. Keduanya memiliki tenaga besar dan kecepatan. Tapi, kelebihan itu tak efektif karena pergerakan mereka cenderung mubazir," kata Musikan, mantan striker Persik Kediri, mengawali analisisnya mengenai permainan Timnas Indonesia melawan Myanmar.

2 dari 3 halaman

Komunikasi dan Chemistry

Selebrasi pemain Timnas Indonesia U-23, Hokky Caraka Brilliant, setelah mencetak gol ke gawang Chinese Taipei U-23 dalam pertandingan Grup K Kualifikasi Piala Asia U-23 2024 di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (9/9/2023). (Bola.com/Arief Bagus)

Hokky Caraka hanya punya satu peluang dari sundulan kepala dengan bola, yang mudah ditangkap kiper Myanmar, Zin Nyi Nyi Aung. Sementara Arkhan Kaka sama sekali tak memiliki kesempatan mengancam gawang tuan rumah.

Marselino Ferdinan yang diharapkan jadi penembus kebuntuan lini depan pun seolah lebih banyak bermain individu karena dia sulit menemukan posisi Hokky dan Kaka.

"Komunikasi dan chemistry tiga striker Timnas Indonesia belum padu. Seharusnya dari tiga pemain itu dipilih salah satu sebagai target man. Saya amati Hokky dan Kaka belum bisa mengatur ritme dan posisi sehingga pola serangan tampak kurang rapi," lanjut Musikan.

3 dari 3 halaman

Memaksimalkan Potensi

Selebrasi pemain Timnas Indonesia U-17, Arkhan Kaka, setelah mencetak gol penyeimbang 1-1 ke gawang Timnas Panama U-17 lewat sundulan kepala pada laga kedua Grup A Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Senin (13/11/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Menurut Pemain Terbaik Ligina 2003 itu Hokky Caraka bisa jadi striker target atau pemantul bola. Sedangkan Marselino Ferdinan dan Arkhan Kaka beroperasi di dua sayap.

"Hokky punya modal sebagai target man. Dia memiliki postur kuat melindungi bola. Hokky juga jago duel bola-bola udara. Untuk sementara peran Hokky dan Kaka lebih banyak bergerak untuk mengganggu pertahanan Myanmar," ujarnya.

Namun, Shin Tae-yong masih punya waktu panjang untuk memaksimalkan potensi dua pemain muda ini.

"Hokky dan Kaka masih muda sehingga mereka tampak bermain liat. Potensi mereka harus terus ditempa hingga jadi striker tajam Timnas Indonesia masa depan. Kita minim stok striker. Sayang bila potensi yang ada, tak dipoles bagus," harap Musikan, yang terus mencermati perkembangan sepak bola Indonesia.

Berita Terkait