Wahyu Wijiastanto Bicara A-Z: Patahkan Angka Sial, Ternak Lele, hingga Kewalahan Hadapi Boaz Solossa

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 12 Des 2024, 10:00 WIB
Kapten Timnas Indonesia, Wahyu Wijiastanto, saat menghadapi Irak di Grup C kualifikasi Piala Asia 2015 yang digelar di Dubai, 6 Februari 2013 (KARIM SAHIB / AFP)

Bola.com, Jakarta - Para pencinta sepak bola Indonesia pada medio 2007 hingga 2012, akan mudah mengenal sosok Wahyu Wijiastanto. Seorang pemain bertahan yang dikenal garang, pernah memperkuat sejumlah klub hingga berseragam Timnas Indonesia.

Wahyu Wijiastano berasal dari Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Mengawali karier profesional bersama Persis Solo, Persiba Bantul, Semen Padang, dan sempat menghiasi skuad Timnas Indonesia dalam beberapa pertandingan resmi.

Advertisement

Pria kelahiran 31 Mei 1986, punya perawakan tinggi besar. Posturnya mencapai 1,91 meter dengan badan gempal. Ada informasi menarik mengenai perjalanan kariernya di lapangan hijau.

Belum lama ini, pemain yang akrab dijuluki buto saat masih aktif bermain, blak-blakan di kanal Youtube Bicara Bola by Akmal. Ia banyak bercerita mengenai seluk beluk perjalanan kariernya, hingga hal-hal menarik sebagai informasi ketika ia bergulat di sepak bola.

Apa saja yang pernah menjadi pengalaman mengesankan dari perjalanan karier seorang Wahyu Wijiastanto ini?

2 dari 4 halaman

Angka Keramat

Wahyu Wijiastanto memilih istirahat dari dunia sepak bola dan beralih jadi peternak ikan serta burung di Salatiga, Jateng. (Bola.com/Romi Syahputra)

Wahyu Wijiastanto identik dengan angka 13 pada nomor punggung jersey yang kerap ia kenakan. Angka itu banyak dibilang sebagai nomor sial, namun nyatanya tidak bagi jebolan Diklat Salatiga tersebut.

"Perlu diklarifikasi, angka 13 katanya angka sial. Tapi setelah saya pakai kok malah jadi angka keberuntungan," tutur Wahyu Wijiastanto.

"Pada awalnya saya pakai nomor 2 di Persis Solo, lalu ikut TC Timnas Indonesia untuk Asian Games di Belanda selama 9 bulan. Lalu balik ke Persis nomor itu sudah dipakai pemain lain lalu yang kosong nomor 13, sudah saya pakai saja," pengakuannya.

"Di Timnas saat itu nomor 23 sudah dipakai Hamka Hamzah, biar saya juga pakai 13 saja dan ternyata malah awet saya pakai."

 

3 dari 4 halaman

Kewalahan Hadapi Boaz

Persipura Jayapura ketika itu berhasil menembus semifinal setelah mendepak Al-Kuwait dengan agregat 8-4 di Piala AFC 2014. (AFP/Yasser Al-Zayyat)

Wahyu Wijiastanto sudah memainkan banyak pertandingan di level kompetisi Liga Indonesia, baik saat di Indonesia Premiere League (IPL) maupun Liga 1 atau dulu bernama Indonesia Super League (ISL).

Tentu ia sering menghadapi beragam karakter pemain lawan dalam sepanjang kariernya. Ada satu sosok striker yang diakuinya paling sulit dihadapi. Adalah Boaz Solossa yang melegenda bersama Persipura Jayapura.

"Kalau boleh saya sebutkan satu itu Boaz Solossa yang paling komplet. Kalau boleh saya pegang ya pasti enggak bisa gerak, wong badan saya lebih besar," beber Wahyu menambahkan.

"Memang masih ada Bambang Pamungkas atau Cristian Gonzales, tapi menurut saya Boaz lebih gesit, dribling, dan naluri golnya luar biasa," jelasnya.

 

4 dari 4 halaman

Banting Setir

Wahyu Wijiastanto pernah merasakan dampak luar biasa dari sejarah kelam sepak bola Indonesia pada 2015. Ya, kala itu Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dijatuhi sanksi berupa pembekuan oleh FIFA pada 30 Mei 2015.

Membuat kompetisi domestik menjadi terhenti. Nasib para pelaku sepak bola menjadi tidak karuan, ia pun memutuskan menjadi peternak burung dan ikan di kampung halamannya, Salatiga, Jawa Tengah.

"Tahun 2014 sepak bola kita ada masalah di federasi. Saya mulai budiaya burung seperti lovebird, cucak ijo, murai batu, ikan lele, mujair. Tapi karena passion kita, sepak bola aktif lagi ya balik merumput lagi di lapangan."

"Bertahan lima tahun, lama-lama kita pasrahkan ke orang. 2019 saya ambil lisensi pelatih dan fokus sampai sekarang," kata Wahyu Wijiastanto memungkasi.

Sumber: Kanal Youtube Bicara Bola by Akmal

Berita Terkait