Bukan Percaya Klenik, Ini Alasan Chelsea Melarang Tim Lawan Kenakan Kaus Kaki Putih di Stamford Bridge

oleh Aning Jati diperbarui 13 Des 2024, 12:45 WIB
Matheus Cunha dari Wolverhampton Wanderers, kanan, ditantang oleh Casemiro dari Manchester United selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Wolverhampton Wanderers dan Manchester United di Stadion Molineux di Wolverhampton, Inggris, Kamis, 1 Februari 2024. (AP Photo/Rui Vieira )

Bola.com, Jakarta - Mungkin belum banyak yang mengetahuinya. Ada sebuah aturan unik yang diterapkan oleh Chelsea, yang melarang tim tamu mengenakan kaos kaki berwarna putih saat bertanding di Stamford Bridge, stadion dan rumah kebanggaan The Blues.

Aturan ini berlaku baik dalam laga domestik maupun kompetisi Eropa, memaksa tim lawan Chelsea alias tim tamu yang biasanya memakai kaos kaki putih untuk menggantinya dengan warna yang berbeda.

Advertisement

Real Madrid, misalnya, pernah mengganti kaos kaki putih ikonis mereka dengan warna hitam atau biru dari seragam kedua dan ketiga mereka agar mematuhi peraturan tersebut.

Padahal, Los Blancos dikenal dengan seragam serba putih yang telah menjadi ciri khas mereka sejak lama, kecuali pada musim 1955/56 ketika mereka mengenakan kaos kaki hitam.

Apa alasan Chelsea menerapkan aturan ini? Apakah karena klub London Barat ini percaya klenik? Simak asal-usul aturan ini.

2 dari 3 halaman

Identitas Unik

Pemain Chelsea, Christopher Nkunku, berusaha melewati kiper Barrow, Paul Farman, pada laga Carabao Cup 2024/2025 di Stamford Bridge, Rabu (25/9/2024) dini hari WIB. (AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

Aturan ini pertama kali diterapkan pada musim 1964/65 ketika Tommy Docherty, mantan gelandang asal Skotlandia yang menjadi manajer Chelsea, melakukan perubahan besar pada tampilan tim.

Tommy Docherty mengganti kaos kaki tradisional Chelsea yang berwarna hitam atau biru, menjadi putih.

Keputusan tersebut bertujuan menciptakan identitas unik bagi Chelsea sekaligus mempermudah para penonton di stadion untuk membedakan kedua tim yang bertanding.

Perubahan ini kemudian diterima dengan baik oleh para penggemar Chelsea dan menjadi bagian dari tradisi klub.

3 dari 3 halaman

Regulasi Penyiaran

Gelandang Chelsea asal Belgia, Romeo Lavia (kiri) menjadi pemain termuda yang diturunkan The Blues saat menang 2-1 atas Crystal Palace. Umurnya baru menginjak 19 tahun, 11 bulan dan 21 hari dalam laga tersebut. Dalam laga debutnya bersama Chelsea di Premier League sekaligus di semua ajang tersebut ia bermain selama 32 menit setelah baru dimasukkan pada menit ke-58 menggantikan Ian Maatsen. (AFP/Glyn Kirk)

Selain aspek estetika, aturan ini juga berhubungan dengan regulasi penyiaran.

Berdasarkan informasi dari NSS Sports, tidak ada kompetisi sepak bola di dunia yang memperbolehkan dua tim memakai warna yang sama pada bagian mana pun dari seragam pemain, termasuk kaos kaki, celana pendek, atau jersey.

Hal ini bertujuan untuk menghindari kebingungan bagi penonton, terutama mereka yang menyaksikan pertandingan dari rumah.

Aturan ini bahkan mendorong produsen seragam untuk menciptakan desain kit yang serba monokrom demi memenuhi kebutuhan tersebut.

 

Sumber: Give Me Sport

Berita Terkait