Ponaryo Astaman Kini Lebih dari Sekadar Pelatih: Dari COO ke Dirut Borneo FC

oleh Choki Sihotang diperbarui 18 Des 2024, 14:00 WIB
Dirut Borneo FC, Ponaryo Astaman dan Pupuk Kaltim dalam penandatanganan kerja sama tahun ketiga. (Dok Pupuk Kaltim)

Bola.com, Jakarta - Jika banyak mantan pemain tim nasional melanjutkan karier menjadi pelatih, maka Ponaryo Astaman memilih jalur lain. Masih berkecimpung di sepak bola, namun apa yang dikerjakan eks kapten Timnas Indonsia ini lebih dari sekadar pelatih.

Dalam kanal YouTube Sport77 belum lama ini, terungkap bahwa Ponaryo Astaman kini menjabat sebagai Direktur Utama Borneo FC.

Advertisement

Pekerjaannya tak enteng, memikirkan kelangsungan tim ke depan, termasuk membawa Pesut Etam menjadi yang terkuat di kasta tertinggi Indonesia.

"Kerjaannya banyak. Dari Tim, progresnya klub, sampai rencananya klub dua atau tiga tahun ke depan," kata Ponaryo Astaman.

Sebelumnya, legenda yang di masa jayanya merupakan salah satu gelandang terbaik yang dimiliki Indonsia, menjabat Chief Operating Officer (COO) Borneo FC. Jabatannya kemudian naik menjadi dirut.

"Sekarang lebih kompleks lagi. Jadi semuanya harus dipikirin. Sebetulnya sudah disub ke masing-masing divisi. Tapi kan tetap evaluasi sama monitoring kan di saya," ujar eks pilar PSM Makassar, Srijaya FC, dan Persija Jakarta.

2 dari 3 halaman

Detail Pekerjaan

Dirut Borneo FC, Ponaryo Astaman dan Pupuk Kaltim dalam penandatanganan kerja sama tahun ketiga. (Dok Pupuk Kaltim)

Termasuk memilih pemain dan pelatih?

"Kalau memilih pelatih tetap rembukan. Terutama sama owner. Terus kalau pemain, kalau sudah ada pelatihnya ya rembukan sama pelatih," ujar Ponaryo Astaman.

Mengenai kinerja manajerial yang digelutinya saat ini terkesan melenceng dari profesinya selama ini sebagai pesepak bola, Ponaryo Astaman menyatakan tanggung jawabnya saat ini justru sangat menantang.

"Karena ternyata sama-sama menantang. Memang beda bidang, tapi pertama-tama masih sama-sama bergerak di sepak bola. Terus kalau kita mau lihat sebetulnya di kepelatihan pun ada manajerialnya. Tanpa disadari, ya namanya mengatur itukan kurang lebih kan jatuhnya memenage pemain, kemudian program latihan dan sebagainya. Mungkin yang saya kerjakan ini lebih luas lagi cakupannya. Bukan masalah teknis saja," jelas legenda yang kini sudah berusia 45 tahun.

3 dari 3 halaman

Tantangan

Menurut Ponaryo Astaman, setelah musim lalu Borneo gagal menjuarai BRI Liga 1 2023/2024 dan finis di posisi keempat, ia sudah membuat roadmap sampai Pesut Etam juara.

"Ya, harus. Enggak mungkin cuma mikirin semusim saja. Kalau pelatih okelah. Mungkin mereka memikirkan berdasarkan kontrak satu musim. Tapi setelah pelatih ini habis kontrak, yang mikirin siapa? Masuknya ya ke kita. Begitu juga dengan akademi-akademi programnnya kan multiyears. Artinya nggak hanya setahun. Kita punya akademi mulai umur 16 tahun, 18 tahun, dan 20 tahun," pungkas Ponaryo Astaman yang mengantongi 62 caps bersama Timnas Indonesia dengan koleksi dua gol.

Tag Terkait