Bola.com, Jakarta - Penampilan Timnas Indonesia di bawah naungan pelatih Shin Tae-yong memang moncer. Terutama di level senior, ketika tim berlogo Garuda bersaing sengit di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Timnas Indonesia untuk sementara menghuni peringkat ketiga sementara Grup C dengan poin enam dari enam laga.
Tim Garuda bisa bersaing dan terbuka peluangnya untuk melaju jauh di empat laga tersisa.
Meski begitu, ada pekerjaan rumah yang wajib diselesaikan, itu adalah minimnya kontribusi pemain depan untuk bisa mencetak gol. Deretan striker yang dimiliki, dianggap masih kurang ganas di kotak penalti lawan.
Dari enam gol yang dicetak, hanya Ragnar Oratmangoen dan Rafael Struick masing-masing mencetak satu gol untuk pemain yang berposisi penyerang. Empat gol lainnya dihasilkan oleh Thom Haye (gelandang), Marselino Ferdinan (gelandang), dan Sandy Walsh (bek).
Sejatinya ada nama-nama Dimas Drajad, Hokky Caraka, Ramadhan Sananta untuk melengkapi daftar pemain di lini depan Timnas Indonesia level senior.
Imbas Kebijakan Kompetisi
Sementara dalam perjalanan Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2024, pasukan asuhan Shin Tae-yong untuk sementara masih berada di urutan ketiga sampai dengan laga ketiga, dengan koleksi poin empat.
Dari empat gol yang dicetak ke gawang lawan dalam persaingan di Grup B Piala AFF 2024, dihasilkan masing-masing oleh Asnawi Mangkualam, brace dari Muhammad Ferarri, dan satu gol dari Kadek Arel.
Adapun dalam daftar Timnas Indonesa yang berlaga di Piala AFF kali ini, ada nama-nama Hokky Caraka, Victor Dethan, Ronaldo Kwateh, dan Rafael Struick.
Fenomena ini ikut menarik perhatian mantan pemain Timnas Indonesia di awal dekade 90-an, Yusuf Ekodono.
Pria yang ikut mempersembahkan medali emas di SEA Games 1991 Manila. menyebut bahwa dominasi pemain asing di kompetisi domestik dan banyaknya pemain naturalisasi menjadi faktor striker lokal sulit bersaing.
Namun demikian, ia yakin para pemain lokal yang ada saat ini punya potensi yang tidak kalah jika mendapat kesempatan menit bermain yang banyak.
Perlu Jam Terbang
Yusuf Ekodono aktif bermain di Timnas Indonesia pada periode 1991 hingga 1998. Ia menyebut persaingan persaingan di lini depan ketika masih bermain, memang rata-rata pemainnya adalah top scorer di klubnya masing-masing, dari Peri Sandria, Rochi Poetiray, hingga Widodo C Putro.
"Sekarang ini di kompetisi domestik, juga banyak dihuni pemain asing. Anak-anak lokal jadi agak tersisih ke pemain sayap atau gelandang. Formasi memang tergantung kebutuhan dari pelatih, beda dengan dulu banyak striker lokal yang bermain, membuat pelatih Timnas Indonesia jadi punya banyak pilihan," ujar Yusuf Ekodono dalam kanal Youtube Bicara Bola by Akmal.
"Sekarang ada Ramadhan Sananta, Dimas Drajad, Hokky Caraka, tapi tidak rutin sebagai pemain inti karena kalah bersaing dengan pemain keturunan yang ada di Timnas Indonesia."
"Terakhir yang saya lihat, Ragnar Oratmangoen bagus, petarung, menyambung aliran ke depan, bisa jadi tembok bahkan ujung tombak. Rafael Struick menurut saya masih kurang. Sananta sebenarnya bagus, cuma kurang mendapat kesempatan saja," tutur Yusuf Ekodono, yang juga legenda Persebaya Surabaya ini.
Pesan Penting
Yusuf Ekodono banyak menghabiskan kariernya di Persebaya. Terhitung dari tahun 1986-1994 pada periode pertamanya, disusul musim 1996-1997 setelah berkelana di PSM Makassar.
Pria yang sekarang berusia 57 tahun ini punya pesan dan saran penting untuk deretan striker lokal Indonesia agar bisa terus bersaing di tengah banyaknya pemain asing di kompetisi domestik, dan pemain keturunan di Timnas Indonesia.
"Striker itu harus pintar, cerdik, daya tahan stamina, dan kecepatan. Sananta atau Dimas Drajad mirip dengan striker-striker zaman saya dulu. Tapi, sekarang sepertinya jadi krisis striker, imbas dari kebijakan di kompetisi. Tapi, mau bagaimana karena klub juga inginnya yang terbaik dengan adanya kebijakan itu," katanya.
"Saran saya untuk para striker Indonesia yang ada sekarang ini, tetap percaya diri, bersaing sehat dengan pemain lain, dan harus latihan ekstra. Tidak hanya cetak gol, tapi juga harus bisa beri assist. Dua fungsi itu akan awet bermain," jelas Yusuf Ekodono.
Sumber: Youtube Bicara Bola by Akmal
Baca Juga
2 Kartu AS Timnas Indonesia untuk Bungkam Filipina di Piala AFF 2024: Saatnya Menggebrak
PSSI Cari Pelapis Maarten Paes di Timnas Indonesia, Intip-Intip Emil Audero: Apalagi Kalau Lolos ke Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Piala AFF 2024: Timnas Indonesia Tak Perlu Main Cantik saat Menjamu Filipina, yang Penting Menang dan ke Semifinal