Piala AFF 2024: Timnas Indonesia Tak Perlu Main Cantik saat Menjamu Filipina, yang Penting Menang dan ke Semifinal

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 19 Des 2024, 17:00 WIB
Timnas Indonesia di Piala AFF 2024. (Bola.com/Dok.X Timnas Indonesia)

Bola.com, Jakarta Timnas Indonesia menatap laga terakhir di babak penyisihan Grup B Piala AFF 2024 dengan menjamu Filipina di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (21/12/2024).

Laga nanti akan menentukan langkah skuad Garuda mampu lolos atau tersingkir dari turnamen antarnegara ASEAN edisi ke-15 ini.

Advertisement

Timnas Indonesia wajib move on setelah kalah 0-1 di markas Vietnam pada pertandingan ketiga, Minggu (15-12-2024). Gol tunggal Nguyen Quang Hai di babak kedua, membuat Indonesia pulang dengan tangan hampa dari Stadion Viet Tri di Phu Tho.

Sebelum kalah di Vietnam, Timnas Indonesia membungkus kemenangan 1-0 atas tuan rumah Myanmar pada laga pertama (9-12-2024). Kemudian Asnawi Mangkualam cs. dipaksa bermain draw 3-3 oleh Laos di kandang sendiri (12-12-2024).

Sementara, Filipina kembali bermain imbang 1-1 saat menjamu Vietnam di Manila, Rabu malam (18-12-2024).

Timnas Indonesia untuk sementara berada di urutan kedua klasemen Grup B Piala AFF 2024 dengan nilai 4. Tertinggal tiga angka dari Vietnam. Praktis, tidak ada opsi lagi selain menang atas Filipina dan lolos ke semifinal.

2 dari 4 halaman

Fokus 3 Poin

Para pemain Timnas Indonesia menggelar sesi latihan di Stadion Sriwedari, Solo, Rabu (18-12-2024), menjelang pertandingan melawan Filipina pada partai penentuan Grup B Piala AFF 2024. (Bola.com/Radifa Arsa)

Kemenangan atas Filipina akan membuat Timnas Indonesia lolos ke babak berikutnya atau semifinal. Kemungkinan besar, pasukan Shin Tae-yong bisa finis sebagai runner-up, mengingat Vietnam akan menjamu Myanmar di kandang sendiri pada laga terakhirnya.

Filipina juga tidak boleh diremehkan oleh Timnas Indonesia. Namun, dengan berbagai keuntungan, terutama bermain di kandang sendiri dan punya masa recovery lebih lama, membuat Timnas Indonesia di predikasi mampu menundukkan The Azkals.

"Sebagai tuan rumah, melawan Filipina yang banyak pemain naturalisasi, ya harus mencari kemenangan untuk lolos ke semifinal, bukan permainan. Hasil yang bisa diterima para pendukung sekarang adalah menang dan melaju ke semifinal Piala AFF 2024," ujar Aris Budi Sulistyo, pengamat sepak bola nasional, Kamis (19/12/2024).

3 dari 4 halaman

Masih Banyak PR

Pemain Timnas Indonesia, Muhammad Ferarri, melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Laos pada laga lanjutan Grup B Piala AFF 2024 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/12/2024). (Bola.com/Abdul Aziz)

Menilik tiga pertandingan yang telah dijalani, masih ada sejumlah kekurangan yang harus dibenahi. Di Piala AFF 2024 ini, Timnas Indonesia turun dengan mayoritas pemain di bawah usia 22 tahun.

Lini tengah dan depan diakui Aris Budi masih butuh peningkatan.

Dari empat gol yang dicetak ke gawang lawan dalam persaingan di Grup B, dihasilkan masing-masing oleh pemain belakang yakni Asnawi Mangkualam, brace dari Muhammad Ferarri, dan satu gol dari Kadek Arel.

Adapun dalam daftar Timnas Indonesa U-22 yang berlaga di Piala AFF kali ini, ada nama-nama Hokky Caraka, Victor Dethan, Ronaldo Kwateh, dan Rafael Struick.

"Jujur saja, suplai bola dari tengah memang masih kurang. Untuk itu, Rafael Struick dan Hokky Caraka agak kesulitan berkembang, dari lini tengah sulit berkreasi. Selain itu kita bisa memanfaatkan skema serangan balik yang cepat," jelasnya.

"Kemudian penyelesaian akhir harus benar-benar bisa menjadi gol karena susah sekali mencari peluang. Jangan terlalu percaya diri, lupakan hasil melawan Vietnam kemarin, dan fokus untuk bisa menang atas Filipina," tegasnya.

4 dari 4 halaman

Penuh Tekanan

Hingga pertandingan berakhir tak ada gol tambahan yang tercipta. Indonesia menang 1-0 atas Myanmar. (Foto: PSSI)

Mantan pemain dan juga eks pelatih Persik Kediri itu menambahkan bahwa Marselino Ferdinan cs. menghadapi tekanan yang tidak mudah dalam menghadapi Piala AFF 2024.

Tekanan itu tidak hanya datang dari kubu lawan, tetapi juga dari para pendukung Timnas Indonesia sendiri.

"Sebagai catatan, ikut serta di sebuah kejuaraan ya minimal harus punya target. Indonesia sudah enam kali runner-up, sudah sewajanya punya target juara," imbuhnya.

"Masyarakat terbelah, ada yang tahunya Timnas juara apalagi pelatihnya STY sebagai pelatih hebat. Tapi, di sisi lain, skuadnya adalah pemain muda dan debutan, yang menjadikan turnamen ini sebagai wadah regenerasi."

"Saya melihat ini sebuah tekanan yang datang tidak hanya dari tim lawan, tapi juga dari dalam negeri sendiri," tegas Aris Budi.

Berita Terkait