Bola.com, Bandung - Meninggalnya dokter Persib Bandung, Rafi Ghani, menyisakan duka yang mendalam bagi para pemain, satu di antaranya Dedi Kusnandar, dan juga eks pelatih Tim Maung Bandung, Djadjang Nurdjaman.
Dedi tak kuasa menahan air mata sepanjang prsoses pemakaman almarhum di TPU Sirnaraga, Kota Bandung, Selasa (24/12/2024). Maklum, akhir-akhir ini pemain berusia 33 tahun tersebut memang intens berkomunikasi dengan almarhum Rafi Ghani untuk penanganan cedera yang dialaminya.
Terlebih lagi, sosok Rafi diakui Dedi Kusnandar sudah lama dikenalnya dan banyak kenangan sejak bergabung ke Persib Bandung.
"Pastinya saya salah satu paling kehilangan, banyak kenangan sama beliau, 10 tahun kenal sama beliau ini. Mungkin saya paling banyak, kita selalu away, sering bareng-bareng makanya saya paling terpukul," ujar Dedi Kusnandar.
Perhatian dan Peduli
Menurutnya, sosok Rafi Ghani sangat perhatian kepada semua pemain dan peduli, termasuk kepada pengurus Persib Bandung lainnya. Apalagi, kepada pemain yang sedang sakit atau terkena cedera.
"Tanya semua pemain, semua pelatih, dan semua pengurus bagaimana dokter Rafi itu, 24 jam dihubungi itu siap. Makanya saya sangat kehilangan, dia sangat baik, sangat perhatian sama semua pemain, tidak pilih-pilih, dia sangat peduli sama pemain," tutur Dedi Kusnandar.
Bahkan, dalam kondisi almarhum terakhir, kata Dedi sempat mengantarnya untuk menjalani operasi. Saat itu, Rafi masih bisa bercanda dan terlihat tidak seperti sedang sakit.
"Maka itu, saya sangat kehilangan sosok almarhum yang mungkin jadi panutan buat semuanya di sini. Saya minta doanya buat beliau. Saya orang pertama saksi beliau itu orang baik, mudah-mudahan jadi surga buat beliau," ucap Dedi.
Sosok Baik Hati
Duka juga dirasakan mantan pemain dan pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman. Pria yang pernah membawa Persib juara liga musim 2014 itu mengaku almarhum merupakan sosok yang baik hati.
"Kita tahu semua, dokter Raffi mengabdi ke Persib dari 2009, artinya sudah 15 tahun, berganti pemain, pelatih tetapi dia tetap setia dan memang dokter Rafi sosok pribadi yang baik hati," ujar Djanur.
"Beliau tanpa pamrih dan tanpa mengenal waktu, meminta pertolongannya selalu hadir, saya pribadi sebagai mantan pelatih mewakili semua teman-teman merasa kehilangan dan sekaligus berdoa semoga beliau diterima iman Islamnya," tambah Djanur.
Baca Juga