Otak-Atik Pertahanan Australia tanpa Harry Souttar di R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Wajib Dicermati Timnas Indonesia

oleh Aning Jati diperbarui 30 Des 2024, 21:00 WIB
Harry Souttar dari Australia, kiri, menyundul bola melewati Martin Braithwaite dari Denmark selama pertandingan sepak bola grup D Piala Dunia antara Australia dan Denmark, di Stadion Al Janoub di Al Wakrah, Qatar, Rabu, 11 November 2018. 30, 2022. (Foto AP/Francisco Seco)

Bola.com, Jakarta - Harry Souttar harus absen hingga setahun akibat cedera tendon Achilles, yang memaksanya melewatkan sisa laga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia bersama Timnas Australia.

Cedera ini tidak hanya menjadi pukulan berat bagi pemain itu sendiri, tetapi juga bagi Timnas Australia secara keseluruhan.

Advertisement

Souttar sebelumnya pernah mengalami cedera ACL tiga tahun lalu, yang juga membuatnya absen selama 12 bulan. Namun, bek tengah ini berhasil pulih tepat waktu untuk tampil di Piala Dunia 2022, di mana ia tampil sebagai satu di antara pemain terbaik Socceroos.

Kemampuannya yang mengesankan, baik dalam penguasaan bola maupun mempertahankan area pertahanan, menjadikannya pemain vital bagi Socceroos.

Penampilan gemilangnya di Piala Dunia 2022 membawanya ke Leicester City dengan nilai transfer tertinggi dalam sejarah pemain Australia. Namun, ia lalu dipinjamkan Leicester ke klub Championship, Sheffield United.

Namun, cedera terbarunya, yang dialami dalam kekalahan 0-2 Sheffiled United dari Burnley, datang di saat yang sangat tidak tepat.

Cedera Souttar tak hanya menjadi ujian bagi sang pemain, tetapi juga bagi Timnas Australia yang masih harus berjuang lebih keras demi mengamankan tiket ke Piala Dunia 2026.

2 dari 4 halaman

Dampak Besar bagi Timnas Australia

Australia bahkan mampu memperoleh peluang matang saat laga belum genap setengah jam. Bola sundulan Harry Souttar dalam sebuah kemelut di depan gawang Argentina masih mampu diblok barisan pertahanan Tim Tango. (AP/Alessandra Tarantino)

Bagi Timnas Australia, absennya Souttar menjadi tantangan besar. Pelatih Socceroos, Tony Popovic, harus menghadapi situasi sulit dengan kehilangan dua bek tengah andalannya, termasuk Alessandro Circati yang masih menjalani pemulihan dari cedera ACL.

Absennya dua pemain inti ini datang di saat Australia harus meraih kemenangan pada laga-laga penting melawan Timnas Indonesia (20 Maret) dan China (25 Maret) untuk tetap kompetitif di Grup C putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Souttar telah menjadi andalan dalam sistem tiga bek baru yang diusung Popovic, berperan di antara Jason Geria dari Melbourne Victory dan Cameron Burgess dari Ipswich Town.

Kepemimpinannya, kemampuan mengorganisasi permainan, dan ancaman gol dari situasi bola mati sulit digantikan.

3 dari 4 halaman

Kekurangan Pilihan Pemain di Posisi Kunci

Kye Rowles, bek Heart of Midlothian, klub di Liga Skotlandia, juga bek Timnas Australia. (Bola.com/Aleagues)

Timnas Australia memang memiliki kedalaman skuad di posisi bek tengah, tetapi tidak ada kandidat yang jelas untuk menggantikan peran spesifik Souttar.

Kye Rowles dari Heart of Midlothian adalah bek tengah yang andal, tetapi tidak memiliki kemampuan menyeluruh seperti Souttar.

Hayden Matthews, bek muda berusia 20 tahun, masih minim pengalaman dan bermain untuk Sydney FC, yang memiliki satu di antara catatan pertahanan terburuk di A-League musim ini.

Sementara itu, pemain lain seperti Gianni Stensness, Milos Degenek, dan Thomas Deng juga menghadapi berbagai kendala, dari cedera hingga situasi kontrak yang tidak menentu.

4 dari 4 halaman

Waktu Terbatas

Federasi sepak bola Australia resmi menunjuk Tony Popovic, sebagai pelatih Timnas Australia yang baru pada Senin 23 September 2024. (DAVID GRAY/AFP)

Para kandidat pengganti Souttar memiliki waktu tiga bulan untuk membangun performa yang meyakinkan di level klub demi menarik perhatian Popovic.

Namun, dengan ketatnya persaingan di Grup C, tidak ada ruang untuk kesalahan.

Popovic harus membuat keputusan yang tepat untuk menjaga harapan Australia tetap hidup di jalur kualifikasi.

 

Sumber: The Sydney Morning Herald

Berita Terkait