Penyebab Mengapa Liverpool Ragu Memperbarui Kontrak Mohamed Salah, sang Bintang Sudah Konfirmasi Tinggalkan Anfield Akhir Musim Ini

oleh Aning Jati diperbarui 04 Jan 2025, 16:30 WIB
Penyerang Liverpool, Mohamed Salah, merayakan golnya saat pertandingan matchday 6 Liga Champions 2024/2025 melawan Girona FC di stadion Montilivi, Girona pada Selasa 10 Desember 2024 waktu setempat atau Rabu 11 Desember 2024 dini hari Waktu Indonesia Barat. (Josep LAGO/AFP)

Bola.com, Jakarta - Mohamed Salah telah mengonfirmasi bahwa musim 2024-'25 akan menjadi tahun terakhirnya di Liverpool, yang memicu banyak perdebatan di kalangan penggemar dan pengamat.

Kendati Salah masih tampil luar biasa di usia 32 tahun, Liverpool tampaknya enggan memperpanjang kontraknya.

Advertisement

Ada dua alasan utama yang mendasari keraguan klub asal Merseyside tersebut: usia dan gaji.

Mari diulas, dari sisi faktor usia:

Salah kini berusia 32 tahun, usia di mana banyak pemain menyerang mulai menunjukkan penurunan performa. Liverpool selama ini memiliki strategi membangun skuad jangka panjang dengan fokus pada regenerasi pemain.

Memberikan kontrak jangka panjang kepada Salah di usia yang melewati masa puncaknya dianggap sebagai keputusan yang penuh risiko.

Walau Salah tetap menjadi pencetak gol yang mengesankan dengan 17 gol di Liga Inggris musim ini, Liverpool memiliki alasan untuk meragukan kemampuannya mempertahankan performa dalam 2-3 tahun ke depan.

Statistik menunjukkan bahwa pemain berusia di atas 30 tahun lebih rentan terhadap cedera dan penurunan fisik.

Gaya bermain Salah yang mengandalkan kecepatan dan ledakan membuat konsistensi performa musim demi musim menjadi tantangan besar.

Liverpool juga memiliki pengalaman menghadapi situasi serupa, lebih memilih melepas pemain yang tidak lagi masuk rencana jangka panjang ketimbang mempertahankan mereka dengan gaji tinggi.

2 dari 4 halaman

Faktor Gaji

Liverpool membuka Premier League musim 2024/2025 dengan raihan tiga angka usai mengalahkan tuan rumah berstatus tim promosi, Ipswich Town dengan skor 2-0 di Portman Road Stadium, Ipswich, Sabtu (17/8/2024). Dua gol tim asuhan Arne Slot dilesakkan Diogo Jota (60') dan Mohamed Salah (65'). Gol Mohamed Salah menjadi golnya yang ke-9 dalam laga pembuka The Reds di Premier League yang mematahkan rekor Alan Shearer dengan 8 gol. (AP Photo/Alastair Grant)

Alasan lain yang menghambat Liverpool adalah tuntutan gaji Salah yang sangat tinggi. Saat ini, Salah menerima 350 pound (Rp7 miliar) per minggu, menjadikannya pemain dengan bayaran tertinggi di tim.

Namun, Salah menginginkan kenaikan hingga 500 ribu pound (Rp10 miliiar) per minggu, yang akan menjadikannya pemain dengan gaji tertinggi dalam sejarah Liga Inggris.

Permintaan ini bukan hanya menjadi beban finansial, tetapi juga berpotensi merusak struktur gaji Liverpool.

Klub ini dikenal dengan kebijakan gaji ketat untuk menghindari konflik internal. Memberikan gaji tinggi kepada Salah bisa memicu ketidakpuasan di antara bintang lain, seperti Virgil van Dijk atau Trent Alexander-Arnold, yang kontraknya juga akan segera berakhir.

Selain itu, jika Liverpool menyetujui gaji 500 ribu pound per minggu untuk tiga tahun ke depan, mereka harus mengeluarkan hingga 78 juta pound hanya untuk gaji. Jumlah ini belum termasuk bonus performa dan biaya terkait lainnya.

Dalam kondisi Liverpool yang sedang berinvestasi besar-besaran untuk membangun ulang skuad, dana sebesar itu mungkin lebih efektif digunakan untuk merekrut talenta muda atau memperkuat posisi yang lemah.

3 dari 4 halaman

Dilema Liverpool

Penyerang Liverpool asal Mesir #11, Mohamed Salah (kiri), berjabat tangan dengan manajer Liverpool asal Belanda, Arne Slot (kanan), saat ia meninggalkan pertandingan, digantikan selama pertandingan Liga Primer Inggris antara Crystal Palace dan Liverpool di Selhurst Park di London selatan pada tanggal 5 Oktober 2024.(Glyn KIRK/AFP)

Liverpool berada dalam situasi sulit. Salah bukan hanya pemain hebat, tetapi juga simbol klub selama bertahun-tahun.

Namun, dari perspektif strategis, memberikan kontrak jangka panjang dengan gaji tinggi kepada pemain yang lebih tua seperti Salah, mungkin bertentangan dengan filosofi pengembangan berkelanjutan yang mereka kejar.

Di sisi lain, Salah juga memiliki ambisi besar untuk meraih lebih banyak gelar sebelum meninggalkan Anfield. Jika tidak ada kesepakatan dalam perpanjangan kontrak, Liverpool mungkin harus mencari solusi alternatif pada musim panas 2025.

Hal ini berarti tekanan besar dalam bursa transfer, di mana mereka harus menemukan striker yang mampu menggantikan pengaruh Salah.

4 dari 4 halaman

Penuh Pertimbangan

Pemain Liverpool, Mohamed Salah berebut bola dengan pemain Brentford, Kristoffer Ajer pada laga lanjutan Liga Inggris 2024/2025 di Anfield, Liverpool, Inggris, Minggu (25/08/2024) malam WIB. (AFP/Darren Stapless)

Keraguan Liverpool memperpanjang kontrak Salah terutama disebabkan oleh kekhawatiran terkait usia dan tuntutan gaji yang tinggi.

Kendati Salah tetap menjadi satu di antara striker terbaik di dunia, klub harus mempertimbangkan manfaat jangka pendek dan strategi jangka panjang dengan cermat.

Dalam sepak bola modern, terkadang keputusan yang tampak dingin diperlukan demi melindungi masa depan tim.

Apakah Salah akan bertahan atau meninggalkan Liverpool akan sangat bergantung pada kemampuan kedua pihak untuk mencapai kompromi di bulan-bulan terakhir musim ini.

Berita Terkait