NPC Indonesia Bikin Gebrakan Program Pencarian Bibit Atlet Disabilitas, Usung Tema Mendobrak Batas!

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 08 Jan 2025, 06:15 WIB
Atlet Disabilitas Indonesia Sukses Raih 29 Medali Emas dalam Asian Para Games di Hangzhou, China. Foto: Kemenpora.

Bola.com, Solo - National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) menyiapkan sebuah gebrakan luar biasa berupa program pencarian bibit atlet disabilitas. Tema yang diusung adalah mendobrak batas, dengan menjaring bibit atlet usia muda dari berbagai penjuru daerah.

Program yang dinisiasi NPC Indonesia akan digelar sepanjang 2025, mulai dari Maret sampai dengan Desember mendatang. Tujuan dari program pencarian bakat ini adalah demi mendapatkan bibit atlet disabilitas yang berkualitas.

Advertisement

Adapun sasaran dari program ini adalah mereka para atlet disabilitas dengan usia maksimal 23 tahun yang tersebar di 38 Provinsi di seluruh Indonesia. NPCI pusat bakal terjun langsung untuk memaksimalkan program ini demi semakin banyaknya atlet disabilitas berprestasi di Indonesia.

NPCI pusat akan bertindak sebagai tenaga teknis yang klasifier, ahli olahraga, pengukuran, dan administrasi. Sementara itu, dari NPCI Provinsi akan berfokus pada panitia dan petugas lapangan.

Pada Oktober 2024, Pekan Paralimpik Indonesia (Peparnas) 2024 telah memunculkan atlet muda. Namun masih banyak potensi yang belum terlihat. Satu di antaranya banyak atlet yang salah pilih cabang olahraga. Disamping itu ada sejumlah daerah yang tidak mengirimkan atlet karena terkendala anggaran.

"Itulah yang mendorong kami ingin terjun ke daerah untuk menjaring bibit atlet. Kami minta kepada pemerintah daerah ikut mendukung program Mendobrak Batas. Begitu juga orang tua supaya tidak malu untuk mengikutkan anaknya dalam seleksi," terang Presiden NPCI, Senny Marbun, yang didampingi wakil Sekjen Rima Ferdiyanto.

 

2 dari 3 halaman

Fondasi Kuat untuk Prestasi Masa Depan

Ganda campuran Indonesia di cabang para-bulutangkis klasifikasi SL3 - SU5, Hikmat Ramdani/Leani Ratri Oktila, menyabet medali emas pada Paralimpiade Paris 2024, Minggu (2/9/2024). (NPC Indonesia)

Setiap Provinsi ditarget bisa terkumpul 60 orang atlet untuk dibina dan ditingkatkan prestasinya. Senny Marbun menegaskan NPCI siap membantu dana Rp100 juta untuk setiap Provinsi, disamping akan mengupayakan kucuran dana dari pemerintah maupun sponsor.

Para atlet yang memiliki potensi akan dibina dan ditingkatkan prestasinya melalui pemusatan latihan selama 3 bulan.

Wasekjen NPCI, Rima menambahkan dalam penjaringan bibit diupayakan bisa mendapat secara lengkap. Artinya tidak hanya yang menghadapi hambatan fisik, tapi juga yang menghadapi hambatan penglihatan maupun hambatan intelektual.

Menurut Rima, regenerasi atlet menjadi prioritas. Hal ini merujuk pada evaluasi Paralimpiade 2024 Paris dan melihat potensi kompetitor, seperti Thailand yang memiliki lapisan atlet muda yang kuat.

“Kita tidak boleh hanya fokus pada pembinaan atlet mapan. Melalui program Mendobrak Batas, kami ingin mengidentifikasi calon atlet muda berbakat, memberi ruang bagi mereka untuk berkembang, dan membangun fondasi kuat untuk prestasi masa depan,” ujar Rima,

 

3 dari 3 halaman

Libatkan Berbagai Pihak

Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Tahun 2024 akan berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Provinsi Jawa Tengah. Tampak, atlet NPCI Nusa Tenggara Barat mengikuti defile saat digelar Upacara Pembukaan Pekan Paralimpiade Nasional XVII di Stadion Manahan, Solo, Minggu 6/10/2024). (PB PEPARNAS/Dwi Prasetya)

Para calon atlet yang terjaring akan dievaluasi berdasarkan kategori hambatan fisik, intelektual, dan penglihatan.

Hambatan fisik, seperti gangguan otot, sendi, dan anggota tubuh yang tidak lengkap, menjadi prioritas utama, dengan kuota minimal 50%. Sisanya dibagi untuk hambatan intelektual (25%) dan penglihatan (25%).

Dalam pelaksanaan program, NPC Indonesia akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Dinas Sosial, sekolah luar biasa (SLB), sekolah inklusi, hingga komunitas disabilitas di daerah.

Setiap provinsi diharapkan aktif merekrut peserta melalui pendekatan desentralisasi di kota/kabupaten atau sentralisasi di Ibu Kota Provinsi.

Rima menambahkan, program ini mengutamakan atlet dengan hambatan fisik sebagai fokus utama, mengingat kekuatan Indonesia di cabang olahraga seperti atletik dan angkat berat.

"Kadang daerah hanya merekrut atlet dengan hambatan intelektual atau penglihatan karena lebih mudah ditemukan. Oleh sebab itu, kami menetapkan kuota khusus untuk memastikan semua kategori disabilitas terwakili," jelasnya.