Bola.com, Jakarta - Mantan Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, mendukung keputusan pemberhentian Shin Tae-yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia. Menurutnya, langkah yang diambil federasi sepak bola Indonesia sudah tepat.
Shin Tae-yong secara resmi telah mengakhiri masa baktinya selama lima tahun bersama Timnas Indonesia. Ia sudah tidak lagi menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia. Keputusan itu disampaikan PSSI ke publik, Senin (6-1-2025).
PSSI yang dipimpin Erick Thohir menggelar konferensi pers membahas Rencana Baru Perkembangan Timnas Indonesia. Satu di antara yang dikabarkan adalah Shin Tae-yong dipecat.
Pemecatan Shin Tae-yong hanya berjarak 16 hari setelah kegagalan Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2024.
Laga Timnas Indonesia kontra Filipina di Stadion Manahan, Solo, pada 21 Desember lalu menjadi yang terakhir bagi pelatih asal Korea Selatan itu.
Keputusan Bijaksana
Nurdin Halid pernah menjadi orang nomor satu di PSSI pada periode 2003 sampai 2011. Ia merasa bisa merasakan apa yang sudah diputuskan Erick Thohir sebagai ketua PSSI dalam menangani polemik pergantian pelatih di Timnas Indonesia.
Menurut Nurdin Halid, semua pihak seharusnya bisa legawa dan menghormati keputusan PSSI perihal memberhentikan pekerjaan Shin Tae-yong.
Pelatih asal Korea Selatan itu telah dievaluasi atas kinerjanya terutama di kualifikasi Piala Dunia 2026.
"Harus menghormati keputusan PSSI karena mereka yang paling tahu dan mengerti tentang kondisi di Timnas Indonesia. Lalu pemecatan seorang pelatih ketika tidak mencapai target adalah sesuatu yang sangat normal," ujar Nurdin Halid dalam obrolannya di kanal Youtube Metro TV.
Tanggung Jawab Besar
Nurdin Halid menambahkan, PSSI punya tanggung jawab yang lebih besar ketimbang Shin Tae-yong. Ia memberi contoh bagaimana ketika pelatih sekaliber Roberto Mancini juga harus lengser dari Timnas Arab Saudi, seiring target yang tidak terpenuhi.
"Ini keputusan dan kebijakan yang tepat menurut saya, ini tanggung jawab pengurus PSSI. Arab Saudi juga memberhentikan Roberto Mancini. Ada keanehan di sepak bola Indonesia adalah ketika tim berprestasi yang dipuji-puji itu adalah pelatih dan pemain, itu pengalaman saya," lanjut pria berusia 66 tahun.
"Bisa saja terjadi di era sekarang, andai tim gagal, pak Erick ditekan, kenapa tidak dari dulu memberhentikan STY dan sebagainya," bebernya.
"Ketika saya menjabat sebagai Ketua PSSI, Timnas Indonesia di Piala Asia 2007 tanpa pemain naturalisasi, kita lebih bagus dari sisi produktivitas gol ketimbang pencapaian di Piala Asia 2024. Ini hanya perbandingan saja," jelasnya.
Nirgelar
Nurdin Halid menyoroti prestasi Shin Tae-yong yang dianggapnya tidak membanggakan selama menukangi Timnas Indonesia. Selama lima tahun melatih, tidak ada satu pun trofi yang ia persembahkan untuk skuad Garuda.
Adapun selama menangani Timnas Indonesia, beberapa pencapaian ditorehkan STY, antara lain runner-up Piala AFF 2020, medali perunggu SEA Games 2021, runner-Up Piala AFF U-23 2023, babak 16 besar Piala Asia 2023, fase grup Piala Asia U-20 2023, semifinalis Piala Asia U-23 2024, lolos ke Piala Asia 2027, dan lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
"Saya tidak melihat sesuatu yang membanggakan dari kiprah STY. Lima tahun tidak bisa memberikan gelar apa-apa, justru coach Indra Sjafri yang bisa mempersembahkan medali emas SEA Games," lanjutnya.
"Hal lain adalah tentang filosofi, Shin Tae-yong itu menekankan kekuatan dan kecepatan yang lebih cocok untuk sepak bola Korsel, tidak cocok untuk pemain naturalisasi yang sebagian besar dari Belanda yang lebih condong ke total footbal," tegas Nurdin Halid.