Pieter Huistra: Jika Lionel Messi Lahir di Indonesia, Mungkin Tidak Akan Jadi Pemain Besar

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 10 Jan 2025, 15:10 WIB
Lionel Messi. menjadi Sosok paling berpengaruh di Timnas Argentina saat ini, pemain berusia 35 tahun ini tercatat telah mengoleksi 19 caps dengan torehan 6 gol dan 5 assist bersama Argentina di ajang Piala Dunia dan berpeluang melewati rekor Diego Maradona sebagai penampil terbanyak. Jumlah tersebut dicatatkannyanya dalam 4 edisi Piala Dunia, yaitu mulai 2006 hingga 2018. Prestasi terbaiknya yaitu saat membawa Argentina menjadi runner-up pada edisi 2014 di Brasil setelah kalah 0-1 (0-0) dari Jerman lewat perpanjangan waktu di partai final. (AFP/Andres Kudacki)

Bola.com, Amsterdam - Pelatih Borneo FC Samarinda, Pieter Huistra, menganggap bahwa superstar Timnas Argentina dan Inter Miami FC, Lionel Messi, tidak akan menjadi pemain besar jika lahir di Indonesia.

Pieter Huistra diwawancarai oleh media Belanda, NOS, untuk membahas pemilihan Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia menggantikan Shin Tae-yong.

Advertisement

"Sebelumnya, mereka sangat bergantung pada sekolah sepak bola swasta (SSB)," ujar Huistra dinukil dari NOS.

"Sekarang, klub profesional setidaknya memiliki tim muda yang layak. Itu sudah jauh lebih baik," jelas arsitek tim asal Belanda tersebut.

"Tidak seperti di Eropa, Anda tidak akan menemukan klub sepak bola di setiap desa atau lingkungan."

"Infrastruktur untuk mengembangkan bakat menjadi bintang belum ada. Jika Lionel Messi lahir di sini, mungkin dia tidak akan pernah menjadi pemain besar," ucap Huistra.

2 dari 3 halaman

Waktu Terbatas

Pelatih Curacao asal Belanda, Patrick Kluivert, memberikan instruksi kepada para pemainnya selama pertandingan kualifikasi Amerika Tengah untuk Piala Dunia FIFA Qatar 2022 melawan Panama di Stadion Bisbol Nasional Rod Carew di Kota Panama pada 12 Juni 2021. (Luis ACOSTA/AFP)

Huistra pernah menjadi Direktur Teknik PSSI pada 2014-2015 dan pelatih interim Timnas Indonesia pada 2015, tetapi diberhentikan pada 2015 karena sanksi FIFA kepada Indonesia.

Di sisi lain, Kluivert memiliki waktu sekitar 2,5 bulan sebelum laga berikutnya di Grup C putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, melawan Australia (20-3-2025). Lima hari kemudian, pertandingan melawan Bahrain menyusul.

NOS menulis, di bawah besutan Shin Tae-yong, Timnas Indonesia tampil sangat baik melawan negara-negara sepak bola yang lebih besar seperti Australia dan Arab Saudi. Akan tetapi, justru melawan lawan yang lebih "lemah", seperti China dan Bahrain, poin-poin penting hilang.

Terkait ini, Huistra punya masukan buat Kluivert.

Seperti apa masukannya?

3 dari 3 halaman

Masukan dari Huistra

Pelatih Borneo FC, Peter Huistra saat konferensi pers setelah laga menghadapi Madura United pada laga leg kedua semifinal Championship Series BRI Liga 1 2023/2024 di Stadion Batakan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (19/5/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Masih dikutip dari NOS, Huistra menyampaikan bahwa Kluivert dapat memberi tim sedikit lebih banyak identitasnya sendiri.

"Mereka juga bermain dengan lima bek melawan negara-negara yang lebih kecil. Para pemain perlu mendapatkan lebih banyak kepercayaan diri, mereka perlu memiliki pola pikir bahwa mereka hanya ingin mengalahkan negara-negara yang lebih kecil, dengan permainan yang lebih menyerang," tuturnya.

Huistra menambahkan, apabila itu dirinya, dia akan menjadikan beberapa pemain lokal penting.

"Memainkan pemain lokal itu juga sangat dihargai di sini dan tentu saja ada pemain bagus di sini," ucapnya.

"Pemain berbakat seperti Marselino (Oxford United) dan Rizky Ridho (Persija Jakarta) dapat memainkan peran penting dalam hal itu," tambah Huistra.

 

Sumber: NOS

Berita Terkait