Jejak Patrick Kluivert Setelah Tinggalkan Barcelona, Melempem Sampai Pensiun

oleh Choki Sihotang diperbarui 10 Jan 2025, 18:00 WIB
Patrick Kluivert ketika menjadi asisten pelatih Belanda di Kualifikasi Piala Dunia 2014 pada 22 Maret 2013 silam. (c) AP Photo/Peter Dejong

Bola.com, Jakarta Patrick Kluivert harus bisa menjawab keraguan jika tak ingin menjadi sasaran cibiran, terkait penunjukannya sebagai juru taktik anyar Timnas Indonesia.

Patrick Kluivert datang tak lama setelah PSSI memutuskan menendang Shin Tae-yong dari kursi pelatih yang sudah didudukinya sejak Januari 2020.

Advertisement

Pemakzulan Shin Tae-yong membuat banyak pihak gusar, mengingat pria berusia 53 tahun asal Korea Selatan itu kadung dicintai menyusul performa Timnas Indonesia yang terus meroket dalam tiga tahun terakhir.

Namun, tak sedikit pula yang mengamini keputusan PSSI mengingat selama menjabat STY tak mampu mempersembahkan sebiji trofi pun, termasuk kegagalannya di Piala AFF 2024.

Kesuksesan Timnas Indonesia juga tak lepas dari program naturalisasi yang digeber PSSI besutan Erick Thohir sebagai ketum sehingga nama-nama mentereng macam Jay Idzes, Thom Haye, Calvin Verdonk, Mees Hilgers, Kevin Diks, Ragnar Oratmangoen, dan Maarten Paes rela menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Meski Patrick Kluivert tak terlalu meyakinkan selama berkarier sebagai pelatih, PSSI bergeming dan tetap melangkah bersama pria berkebangsaan Belanda itu.

 

2 dari 4 halaman

Target Berat

Target PSSI tak main-main, nakhoda berusia 48 tahun harus bisa membawa Timnas Indonesia lolos langsung ke Piala Dunia 2026.

Itu berarti, tiga laga terdekat melawan Australia (20/3/2025), Bahrain (25/3/2025), serta kontra China (5/6/2025) wajib dimenangi.

Tambahan sembilan angka membuat Skuad Garuda yang saat ini bercokol di posisi ketiga Grup C ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dengan tabungan enam poin berpeluang finis sebagai runner-up.

Jika itu bisa terwujud, maka keraguan dan hujatan yang dilayangkan kepada PSSI, juga Patrick Kluivert, niscaya bakal berakhir.

 

3 dari 4 halaman

Tidak Meyakinkan

Patrick Kluivert - Bergabung pada tahun 1998-2004, Patrick Kluivert berhasil memenangi gelar La Liga pada musim pertamanya di Barcelona. Pemain asal Belanda ini menorehkan 122 gol dari 257 pertandingannya bersama skuat Blaugrana. (AFP/Lluis Gene)

Rekam jejak Patrick Kluivert sebagai pelatih memang kurang meyakinkan. Ia pernah dipercaya sebagai orang No.1 di ruang ganti Jong Twente, Curaçao, serta klub antah berantah Adana Demirspor. Hasilnya? Dia gagal total.

Selebihnya, Patrick Kluivert hanya sekadar asisten pelatih di sejumlah klub, termasuk kala menemani Louis van Gaal sebagai arsitek Timnas Belanda di Piala Dunia 2014.

Sepanjang kariernya sebagai pemain, Patrick Kluivert juga hanya dikenang sebagai penyerang mumpuni ketika berseragam Ajax (1994–1997) dan puncaknya di Barcelona. Dalam kurun waktu dari 1998 hingga 2004, kelahiran 1 Juli 1976 hadir dalam 182 laga dengan torehan 90 gol.

Tapi, setelah cabut dari Camp Nou, ketajamanya sebagai mesin gol mulai majal. Ia tak lagi dianggap sebagai salah striker yang harus ditakuti bek-bek lawan.

 

4 dari 4 halaman

Gagal Bangkit

Patrick Kluivert saat mencetak gol untuk Newcastle United pada musim 2024/2025. (AFP PHOTO PAUL BARKERPAUL BARKER / AFP)

Selama kehadirannya di Newcastle United, dari 2004 sampai 2005, Patrick Kluivert hanya tampil dalam 25 duel dengan koleksi enam gol.

Dari Inggris, ia mencoba peruntungan bersama tim Spanyol, Valencia (2005–2006). Namun, nasib baik juga enggan berpihak. Bayangkan, Patrick Kluivert cuma mendapat kesempatan 10 kali tampil dan golnya pun cuma sebiji.

Belum menyerah, Patrick Kluivert memilih mudik ke Belanda lalu merapat ke markas PSV dengan harapan bisa kembali bangkit. Tapi, PSV juga tak mendatangkan tuah. Selama 2006–2007, mantan pemain Timnas Belanda lebih banyak duduk manis di bangku cadangan. Total, ia hanya bermain dalam 16 duel dengan tuaian trigol.

Patrick Kluivert akhirnya memungkasi kariernya di Prancis bareng Lille, 2007–2008. Hasratnya untuk kembali meledak dan diperhitungkan lagi-lagi tak terwujud. Mendapat kesempatan 13 pertandingan dengan empat gol, nama Patrick Kluivert perlahan tenggelam ditelan waktu.

Kini, bersama Timnas Indonesia, dalam kapasitas sebagai pelatih, Patrick Kluivert ingin mengibarkan kembali namanya di pentas sepak bola dunia.

 

Berita Terkait