Bola.com, Jakarta - Detail baru telah muncul mengenai alasan Liverpool menolak kesempatan untuk menunjuk Ruben Amorim sebagai pengganti Jurgen Klopp pada musim panas 2024.
Keputusan tersebut menjadi titik balik yang pada akhirnya membawa Michael Edwards, CEO sepak bola Liverpool, memilih Arne Slot sebagai pelatih baru.
Keputusan untuk menunjuk Slot sempat mengejutkan banyak pihak, mengingat besarnya pengaruh Klopp di Anfield selama hampir sembilan tahun dengan tujuh trofi yang diraihnya.
Namun, ketakutan akan penurunan performa setelah Klopp pergi ternyata tidak terbukti. Liverpool justru tampil luar biasa di bawah kepemimpinan Slot, dengan mereka kini unggul 13 poin di puncak klasemen Premier League dan berpeluang mengamankan gelar dalam beberapa minggu ke depan.
Selain itu, The Reds juga telah mencapai final Carabao Cup, di mana mereka akan menghadapi Newcastle dalam dua pekan mendatang, sekaligus berpeluang meraih trofi pertama di era Slot.
Di Liga Champions, Liverpool berada di babak 16 besar dengan rekor kemenangan impresif 74,42 persen musim ini dan sudah berhasil menekuk PSG di Paris dengan skor 1-0 di leg pertama babak 16 besar, Kamis dini hari WIB (6-3-2025).
Penyebab Liverpool Menolak Amorim
Sebelum menunjuk Slot, Liverpool sempat mempertimbangkan Amorim, yang saat itu masih menangani Sporting CP. Dengan Xabi Alonso menolak peluang menjadi pelatih baru, Amorim muncul sebagai kandidat kuat.
Hanya, meski Amorim mencetak nilai tinggi dalam berbagai metrik yang dianalisis Edwards, Liverpool akhirnya memilih untuk tidak merekrutnya.
Kini, sebuah sumber mengungkapkan bahwa kekhawatiran biaya 400 juta paun (pound) atau setara Rp8,4 triliun menjadi faktor utama dalam keputusan tersebut.
Dalam laporannya untuk The Times, jurnalis Jonathan Northcroft menulis:
"Ketika Liverpool mempertimbangkannya sebagai kandidat pengganti Jürgen Klopp, mereka menyukai bahwa dia berada di peringkat tertinggi dalam metrik mereka di antara pelatih top Eropa dalam menjaga kebugaran pemain. Namun, mereka menghitung bahwa akan dibutuhkan 400 juta paun (Rp8,4 triliun) untuk menyesuaikan skuad dengan sistem dan kebutuhannya yang khas," tulis Northcroft.
Faktor inilah yang membuat Liverpool memilih untuk tidak merekrut Amorim dan mencari opsi lain.
Amorim dan Awal Sulitnya di MU
Kendati gagal mendapatkan pekerjaan di Liverpool, Amorim akhirnya tetap menuju Premier League—tetapi, sebagai pelatih MU.
Sayangnya, kiprahnya di Old Trafford sejauh ini belum sesuai harapan. Dalam 24 pertandingan, ia hanya mencatatkan 10 kemenangan, dengan persentase kemenangan 41,67 persen.
Satu di antara penyebab utama kesulitan Amorim adalah keteguhannya memainkan formasi 3-4-2-1, yang dianggap kurang cocok dengan skuat yang ia warisi di MU.
Mantan pemain Liverpool, Jamie Carragher, juga pernah mengomentari alasan mengapa Liverpool lebih memilih Slot dibandingkan Amorim.
Dalam kolomnya di Daily Telegraph, ia menulis:
"Dugaan saya, salah satu alasan Liverpool lebih memilih Slot dibandingkan Amorim musim panas lalu adalah karena pelatih asal Belanda itu lebih menyukai formasi empat bek yang lebih tradisional sehingga transisi lebih mudah bagi skuat yang diwarisinya," tulis Carragher.
"Di bawah Jurgen Klopp, gaya bermain tim utama telah dicerminkan hingga ke level akademi untuk memastikan para pemain yang naik ke tim utama sudah terbiasa dengan pola permainan yang digunakan," lanjutnya.
Amorim Mulai Menyesali Keputusannya?
Dengan kesulitan yang terus terlihat di MU, muncul laporan bahwa Amorim mulai menyesali keputusannya bergabung dengan Setan Merah.
Ia dikabarkan telah memberi tahu beberapa temannya bahwa ia "menyesal menerima pekerjaan di MU" karena kesulitan mengangkat performa tim dan ketidakpuasannya terhadap kualitas pemain yang dimilikinya.
Lebih dari itu, ada klaim bahwa Amorim juga telah "merusak moral" di Old Trafford, dengan kondisi ruang ganti yang makin tidak kondusif.
Sumber: Teamtalk