Jakarta Perhelatan Asian Games 2018 sudah tinggal delapan bulan. Indonesia sebagai tuan rumah pun terus mengejar persiapan. Tak hanya venue, para atlet pun sudah harus mulai digodok dalam program training camp (TC).
Sebagai tuan rumah, Indonesia tentu berharap prestasi bagus pada Asian Games tahun depan. Apalagi, target yang sudah dipasang adalah 10 besar. Mengingat level kali ini jauh lebih besar dari SEA Games 2017, tentu finis di 10 besar Asian Games tak akan jadi tugas yang mudah.
Advertisement
Baca Juga
Sejauh ini, ada beberapa cabang yang sudah memulai lebih dulu program TC. Tapi, ada juga beberapa cabang yang masih belum jelas. Hal ini terkait pembubaran Satlak Prima. Harry Warganegara, Ketua Komisi Sports Development dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI) pun angkat bicara.
"Ini tinggal 6-8 bulan lagi. Waktu pelatnas sudah harus dimulai. Jadi, kami sebagai KOI mengingatkan pemerintah program pelatnas, khususnya atlet-atlet dari cabang unggulan, sudah harus mulai Januari (2018)," ujar Harry di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (13/12/2017).
Di sisi lain, Indonesia juga memiliki kesempatan untuk mendulang medali dari berbagai nomor cabang Asian Games. Itu karena Indonesia tidak terhalangi dengan jumlah kuota peserta yang ada di setiap nomor cabang.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Manfaatkan Kuota
Seperti diketahui, ada 40 cabang yang akan dihelat pada Asian Games 2018. Dari 40 cabang itu akan ada 462 nomor yang dilombakan. Jika bisa memanfaatkannya, target menembus 10 besar bukan tugas yang mustahil.
"Kalau tidak kita manfaatkan ya kita yang rugi. Tinggal sekarang menentukan yang unggulan-unggulan itu apa. Kalau tidak disiapkan dari sekarang, takutnya hasilnya tidak maksimal," ungkap Harry.
"Sekarang kan sudah tidak ada Satlak Prima, langsung dari cabor. Mereka pasti akan punya usulan banyak. Pertanyaannya, bujetnya cukup atau tidak? Kalau tidak cukup, Kemenpora harus menyeleksi mana yang prioritas," ia menambahkan.
Advertisement