Bola.com, Jakarta - Lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan, sedang menunggu jawaban dari Federasi Angkat Besi Asia (AWF) terkait pencoretan kelas 62 kilogram (kg) cabang olahraga angkat besi pada Asian Games 2018. Dia mengaku hanya bisa menunggu kabar lanjutan dari Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI).
Advertisement
Baca Juga
Keputusan AWF mencoret kelas 62 kg tersebut jadi kabar buruk bagi Indonesia dan Eko Yuli. Lifter berusia 28 tahun tersebut turun di kelas tersebut dan dinilai punya kans besar meraih medali emas.
PB PABBSI telah mengirim surat penolakan terhadap AWF, tapi belum ada respons resmi. Eko Yuli mengaku hanya bisa menunggu karena saat ini sedang terbaring di rumah sakit.
"Saya jelas kaget mendengar kabar itu. PABBSI sudah mengirim surat penolakan. Saya dalam posisi menunggu. Ini saya masih sakit," kata Eko Yuli, saat dihubungi Bola.com, Rabu (21/2/2018).
Eko Yuli sudah mendengar kabar pencoretan tersebut sejak pekan lalu. Namun, lifter asal Lampung tersebut tak bisa berbuat banyak karena tengah sakit. Dia terus menjalin komunikasi dengan Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PABBSI, Alamsyah Wijaya.
"Waktu dengar pertama sudah dalam kondisi sakit. Jadi belum bisa berbuat apa-apa. Sekarang masih menunggu saja respons dari AWF," kata Eko Yuli.
Eko Yuli mengaku sedang sakit tifus dan dirawat di sebuah rumah sakit di Bekasi. Alhasil, program latihan juga terpaksa dihentikan hingga kondisinya pulih.
Eko memiliki peluang besar merebut medali emas pada nomor tersebut karena atlet unggulan dari Korea Selatan dan China tak turun bertanding. Eko Yuli Irawan juga telah membuktikan diri berhasil merebut medali emas pada test event Asian Games2018. Dia mengumpulkan total angkatan 295 kg. Jumlah tersebut terdiri dari 135 kg snatch dan 160 kg clean & jerk.