Bola.com, Jakarta - Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) di Kota Bandung batal jadi tempat pelaksanaan kompetisi Asian Games 2018 dan laga final sepak bola.
Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc) resmi memutuskan menjadikan Stadion Pakansari di Cibinong, Kabupaten Bogor, sebagai venue untuk laga final cabang sepak bola putra. Bagaimana kesiapan stadion yang sejak 2016 kerap jadi homebase Timnas Indonesia?
Awalnya Inasgoc memilih Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) sebagai venue laga final. Namun, setelah berkomunikasi dengan PSSI diputuskan menggantinya dengan Stadion Pakansari.
Selain stadion yang sempat menjadi markas PS TNI di Liga 1 2017 ada tiga stadion lain yang jadi venue pendamping, yakni: Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Patriot Candrabaga (Bekasi), serta Stadion Wibawamukti (Cikarang).
Advertisement
Baca Juga
"Sudah disetujui keputusan pergantian lokasi stadion sepak bola dari GBLA ke Pakansari. Keputusan pemindahan karena ada permintaan PSSI," kata Wakil Direktur Venue dan Kawasan Inasgoc, Natsir Gunansyah.
Ketua Inasgoc, Erick Thohir, sempat mengapungkan wacana penggunaan Stadion Utama Gelora Bung Karno sebagai venue final jika Timnas Indonesia U-23 masuk ke babak semifinal atau final.
Tapi kemudian permintaan itu dimentahkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat selaku penanggung jawab venue, mengingat SUGBK akan digunakan untuk penutupan Asian Games.
Jika diperhitungkan dari segi waktu, final pertandingan sepak bola dengan acara penutupan Asian Games hanya berselang sehari. Waktu sehari akan sangat mepet untuk menyetel peralatan untuk acara penutupan Asian Games.
Stadion Pakansari sendiri sudah diuji coba kelayakannya pada pra event sepak bola bertajuk PSSI Anniversary Cup 2018 pada 27 April-3 Mei. Timnas Indonesia U-23 berlaga bareng tiga tim kontestan Asian Games: Bahrain, Korea Utara, serta Uzbekistan.
Tidak ada keluhan dari tim-tim tamu berkaitan dengan kelayakan lapangan.
Pujian disampaikan pelatih Timnas Bahrain U-23, Samir Chammam. "Pengetahuan saya tentang Indonesia hanya sedikit. Namun, ketika saya datang ke sini, saya terkejut dengan kondisi stadionnya yang bagus dan megah. Selain itu, suporter yang hadir sangat luar biasa," ujar Samir.
"Stadionnya bagus, begitu pula lapangannya," ujar pelatih Timnas Uzbekistan U-23, Ravsan Xaydarov.
Namun di luar pujian juga mencuat sejumlah kritik. Pelatih Timnas Korea Utara U-23, Ju Song-il menyebut sistem pencahayaan perlu diperbaiki.
"Pencahayaan masih terasa kurang terang buat kami tim yang berlaga di lapangan," kata Ju Song Il.
Korea Utara memang sempat mengalami kendala ketika dalam partai kontra Bahrain, Kamis (3/5/2018) sore pertandingan dihentikan sejenak di babak kedua karena lampu tidak menyala maksimal.
Bola.com yang melakukan reportase ajang PSSI Anniversary Cup 2018 punya catatan berkaitan kesiapan Stadion Pakansari. Apa saja kekurangan stadion ini.
Sejumlah fasilitas pendukung stadion berkapasitas 30 ribu orang ini masih terlihat kotor tak terawat.
Kondisi yang agak menyedihkan terlihat di toilet stadion. Selain dekil, beberapa tidak berfungsi dengan baik.
Demikian pilar-pilar di sekitar area tribune, tampak kusam. Sampah bertebaran di sejumlah tempat. Berbeda dengan saat dipakai Timnas Indonesia bertanding di Piala AFF 2016. Cat stadion masih kinclong.
Di sisi lain bangku-bangku tempat penonton menyaksikan laga mulai banyak yang rusak. Perilaku suporter yang seringkali berdiri di atas bangku jadi penyebab utama kerusakan.
Inasgoc masih punya waktu sekitar empat bulan untuk merenovasi hal-hal di atas. Besar harapan saat stadion ini dipakai bertanding dengan melibatkan tim-tim internasional kondisinya lebih baik dibanding saat ini.