Bola.com, Jakarta - Kontingen Myanmar tak tampil pada banyak cabang olahraga (cabor) Asian Games 2018 karena hanya turun dalam delapan cabor saja. Delapan cabor itu adalah sepak bola, panahan, menembak, sepak takraw, taekwondo, voli, wushu, dan dayung.
Namun, dari delapan cabor yang diikuti, Myanmar berharap banyak hanya pada tiga cabor. Sementara sisanya, bisa dianggap jadi bonus, seandainya mampu mendapat medali, karena tujuannya lebih untuk mendapatkan pengalaman internasional bagi atlet.
Tiga cabor andalan Myanmar untuk menghasilkan medali emas di Asian Games 2018 adalah dayung, sepak takraw, dan wushu. Hal itu mengacu pada prestasi pada prestasi selama ini.
Untuk cabor dayung misalnya, Myanmar sangat percaya diri mampu memenangi medali emas di Asian Games 2018. 52 atlet akan turun pada beberapa nomor, termasuk kano. Atlet yang disiapkan turun pada cabor ini sudah ditempa secara matang di Danau Innya, Yangon.
Advertisement
Baca Juga
Asa tinggi juga ada di pundak atlet-atlet sepak takraw. Cabor ini bisa dibilang lumbung medali buat Myanmar. Pada Asian Games 2014, sepak takraw mempersembahkan dua emas, satu perak, dan satu perunggu. Kali ini, 26 atlet disiapkan Myanmar untuk kembali memboyong medali dari cabor sepak takraw.
Satu lagi cabor andalan Myanmar adalah wushu. Federasi Wushu Myanmar mengutus 11 atlet terbaik untuk memenuhi target medali emas di Asian Games 2018.
Tim wushu Myanmar pada pesta olahraga terbesar di Asia ini dihuni mayoritas atlet yang turun saat SEA Games 2017, plus beberapa tambahan atlet.
Sekadar catatan, di Asian Games empat tahun lalu, Myanmar mampu meraih dua medali emas, satu perak, dan satu perunggu, yang kesemuanya dihasilkan dari cabor sepak takraw.
Prestasi terbaik Myanmar di Asian Games sejauh ini terjadi pada edisi 1970 di Bangkok, Thailand. Pada Asian Games 1970 itu Myanmar mampu mengumpulkan tiga medali emas, dua perak, dan tujuh perunggu.
Untuk Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, Myanmar mengirim kontingen terbesar dalam sejarah mereka dengan jumlah total atlet sebanyak 144 orang.
Sumber: Myanmar Times