Jakarta - Pesilat andalan Indonesia, Wewey Wita, siap tempur di Asian Games. Dia ingin menyumbang medali emas untuk dijadikan hadiah kepada Indonesia yang sudah berusia 73 tahun.
Perburuan medali cabang olahraga pencak silat di Asian Games bakal dimulai pada 23 Agustus. Seminggu sebelum itu dimulai, Wewey Wita sudah bersaing.
Advertisement
"Harapan saya sebagai atlet saya ingin memberikan kado terindah untuk Indonesia di Asian Games 2018 dengan dapat mengibarkan bendera Merah Putih di tiang tertinggi," kata perempuan yang masuk di kelas Putri B tersebut saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat (17/8/2018), dikutip dari Antara.
Wewey mengatakan hingga saat ini persiapan untuk bertanding di Asian Games sudah 98 persen. "Alhamdulillah sudah 98 persen dan mudah-mudahan di pertandingannya nanti 100 persen," kata dia.
Saat ditanya tentang arti kemerdekaan, Wewey mengatakan kemerdekaan adalah kebebasan dan kemenangan bangsa Indonesia.
Wewey Wita saat bertanding di SEA Games 2017 Kuala Lumpur, Malaysia berhasil meraih medali emas untuk nomor tandi kelas putri B. Pada pertandingan yang digelar Stadium Juara di Kuala Lumpur itu, Wewey di final menyudahi perlawanan atlet Vietnam Tran Thi Them dengan skor 4-1.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Perjuangan Wewey
Perjuangan Wewey di dunia silat tentu bukanlah perkara mudah. Terutama, sang ibu, Ani Rohimah, selalu mendorongnya terjun ke dunia modeling. Sebagai seorang ibu, Ani Rohimah khawatir anak pertama dari enam bersaudara itu mengalami cedera parah saat menekuni pencak silat.
Namun, keinginan Wewey di dunia silat sangat kuat. Dia terus bermimpi mengharumkan Indonesia dalam dunia olahraga internasional, termasuk di Asian Games. Demi mimpinya itu, Wewey memutuskan untuk menjauhi dunia modeling.
"Mama itu ingin Wewey ikut modeling bukan olahraga. Dulu waktu kecil Wewey juga sering ikut lomba-lomba modeling. Wewey ikut pertandingan silat sembunyi-sembunyi karena tidak dapat izin, terutama dari mama. Menurut mama, latihan kayak gini tidak seperti perempuan tulen," katanya.
"Tapi setelah Wewey juara, tidak mungkin ditutupi terus, bawa trofi dan medali. Wewey akhirnya mengaku ikutan silat dan ini juara. Awalnya, mama masih larang ikut latihan. Pas ikut event resmi dan menang, mama akhirnya memahami bakat Wewey di sini (silat)," ujar Wewey melanjutkan.
Advertisement
Perkenalan dengan Silat
Lebih lanjut, Wewey juga menceritakan perkenalannya dengan dunia silat, olahraga yang terbilang aneh bila digeluti oleh wanita. Dia menekuni pencak silat saat masih duduk di sekolah dasar (SD).
Alasan utama Wewey menekuni bela diri karena dia merasa membutuhkan perlindungan untuk membela diri. Selain itu, ada banyak perempuan yang ditindas dan perasaan Wewey ingin menolong mereka selalu muncul. Tetapi untuk menolong, Wewey harus memiliki kemampuan terlebih dahulu.
Tidak ada niatan untuk Wewey agar bisa menjadi atlet silat. Ia hanya menekuninya setelah keasyikan dan nyaman dengan silat. Akhirnya ia memutuskan untuk melanjurkan kariernya di bidang olah raga silat.
"Pertama kali Wewey ikut silat itu saat kelas 5 SD, ada ekstrakulikuler silat. Menurut Wewey, silat itu olahraga yang menantang. Selain banyak pertandingannya, silat itu lebih greget, ada adrenalinnya," katanya mengakhiri.