Bola.com, Jakarta - Asian Games 2018 akan diikuti para atlet dan ofisial dari 45 negara. Untuk menjaga suasana tetap kondusif, Inasgoc menerapkan sejumlah prosedur keamanan di venue-venue Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta.
Advertisement
Baca Juga
Sistem keamanan ketat diterapkan demi menjaga pertandingan berjalan sesuai harapan. Situasi itu dirasakan Bola.com ketika menyambangi Aquatic Center GBK, yang sedang menggelar pertandingan polo air putri Asian Games 2018.
Ketika hendak masuk Aquatic Center, sejumlah volunteer menanyakan kepemilikan tiket pertandingan kepada para pengunjung. Setelah mengonfirmasi hal tersebut, masyarakat kemudian harus melewati mesin pemindai untuk mengetahui alat atau barang yang dibawa ke dalam venue.
Mesin pemindai yang tersedia terbilang canggih karena terintegrasi teknologi computed tomography (CT). Dengan sistem ini, petugas keamanan bisa mendapatkan citra tiga dimensi dari barang-barang yang dibawa pengunjung venue.
"Barang-barang yang dibawa penonton hingga ofisial pertandingan terlihat jelas dengan alat ini. Alat ini mungkin sama dengan yang ada di bandara-bandara internasional Indonesia," kata Volunteer Divisi Keamanan, Aulia Miftah, kepada Bola.com.
Pantia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) mengintegrasikan teknolgi canggih itu untuk menjamin keamanan para atlet, ofisial, hingga penonton yang datang langsung menyaksikan laga Asian Games 2018.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pindai Tiket
Setelah melewati prosedur pemindaian alat, para pengunjung venue kemudian diwajibkan memindai tiketnya di mesin yang telah disediakan untuk menyaksikan pertandingan.
Barcode yang ada di tiket harus dipindai menggunakan sebuah mesin yang disediakan Inasgoc. Jika valid, nama pembeli tiket akan muncul di sebuah layar besar di hadapannya.
Situasi ini juga berlaku untuk para atlet, ofisial, dan media yang ingin meliput jalannya pertandingan. Mereka juga harus melewati prosedur yang ditetapkan untuk menghindari masuknya pendatang gelap.
"Aturannya memang seperti itu. Mereka harus memindai tiket ataupun tanda pengenal yang telah diberikan. Jika tidak muncul, kami tidak akan mengizinkan masuk," kata Volunteer Divisi Tiket, Nuririani Rahma, kepada Bola.com.
Advertisement