Bola.com, Jakarta - Nama Defia Rosmaniar terbang tinggi, Minggu (19/8/2018). Latarnya tak lain keberhasilan Defia meraih medali emas taekwondo Asian Games 2018, melalui nomor poomsae putri, di Jakarta Convention Centre, Senayan, Jakarta, Minggu (19/8/2018) sore WIB.
Advertisement
Baca Juga
Pada pertandingan tersebut, Defia unggul dari jagoan Iran, Marjan Salahshouri. Di pentas final, Defia mengumpulkan 8,690 poin, berbanding 8,470 poin milik Salahshouri.
Hasil ini menjadi awal manis bagi kontingen Indonesia yang menargetkan masuk ke zona 10 besar klasemen akhir Asian Games 2018. Sumbangsih satu emas tersebut meringankan ambisi kontingen Indonesia, yang berharap mengumpulkan minimal 16 medali emas.
Bagi Defia Rosmaniar, emas kali ini bak mimpi menjadi kenyataan. Maklum, dia sudah bertekad kuat dan yakin bisa menjadi yang terbaik sejak bulan Mei. Penyebabnya adalah gelar juara pada nomor poomsae putri di panggung Kejuaraan Asia Taekwondo 2018.
Pada kompetisi di Ho Chi Minh, Vietnam tersebut, Defia sanggup menjadi yang terbaik. Bahkan, ia masih 'sempat' mengoleksi medali perunggu pada kategori pair poomsae, saat berpasangan dengan Muhammad Abdurrahman Wahtu.
Saat menjadi jawara Asia di Vietnam, Defia memeragakan dua jurus andalannya, yakni Pyongwon dan Bigak. Kala tiba di tanah air dari Vietnam, Defia mengaku titel terbaik tersebut menaikkan level kepercayaan diri.
Kini, nama Defia tercatat dalam sejarah olahraga Indonesia. Koleksi medali emas yang diraihnya di panggung Asian Games 2018 menjadi yang pertama bagi cabang taekwondo di pentas Asian Games.