Sukses


    3 Sentuhan Magis Luis Milla saat Timnas Indonesia U-23 Membalik Skor Melawan Hong Kong

    Bola.com, Jakarta - Jantung penggila sepak bola Tanah Air sempat dibuat ketar-ketir. Betapa tidak, pada paruh pertama pertandingan Timnas Indonesia U-23 sempat dibuat kesulitan menjebol gawang Hong Kong. Bahkan kubu lawan sempat unggul sebiji gol terlebih dahulu.

    Timnas Indonesia U-23 yang mengincar posisi juara Grup A penyisihan cabor sepak bola Asian Games 2018 wajib memenangi laga. Posisi teratas klasemen akhir akan membuat tim asuhan Luis Milla terhindar dari lawan-lawan berat pada fase 16 besar.

    Berada di posisi tiga besar klasemen di bawah Palestina dan Hong Kong jelas bukan pilihan yang enak.

    Di sinilah letak kehebatan Luis Milla sebagai pelatih kepala Tim Merah-Putih. Sadar tim asuhannya tak bermain dalam level terbaik pada babak pertama, nakhoda asal Spanyol tersebut melakukan sejumlah perubahan taktik krusial untuk merubah arah angin pertandingan.

    Timnas Indonesia U-23 menjebol gawang Hong Kong sebanyak tiga kali, untuk menggaransi kemenangan 3-1. Kematangan jam terbang sang mantan pemain Barcelona dan Real Madrid, membaca arah permainan jadi faktor penentu torehan hasil positif.

    Stefano Lilipaly boleh saja jadi sosok man of the match dalam laga Indonesia Vs Hong Kong, lewat lesakan satu gol dan sebuah assist, tapi kalau mau jujur master mind dari perubahan style bermain Timnas Indonesia U-23 adalah: Luis Milla.

    Simak analisis khas Bola.com berkaitan perubahan taktik permainan di paruh kedua pertandingan:

     

     

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 4 halaman

    Menyerang dari Tengah

    Pelatih Timnas Indonesia U-23, Luis Milla, mengakui timnya memang kesulitan membangun serangan pada babak pertama melawan Hong Kong di Stadion Patriot Candrabhaga, Senin (20/8/2018) malam WIB. Hal ini dikarenakan Hong Kong menutup pergerakan pemain Garuda Muda dari sektor sayap.

    Timnas Indonesia U-23 sebenarnya menguasai jalannya pertandingan pada babak pertama melawan Hong Kong. Sebanyak tiga peluang di dapat yang dua di antara tepat sasaran tetap tak mampu memecah kebuntuan Garuda Muda.

    Gawang Timnas Indonesia U-23 justru kebobolan lebih dulu berkat gol Lau Hok Ming pada menit ke-38. Hingga turun minum, tak ada gol yang mampu diciptakan Hansamu Yama dkk. Upaya winger ofensif Timnas U-23 Febri Haryadi dan Irfan Jaya menggempur pertahanan lawan sering menghadapi kebuntuan. Aksi mereka dengan mudah dimatikan lawan.

    "Hong Kong pada babak pertama bermain dengan baik dan mereka sangat kuat.  Mereka menutup pergerakan sayap di mana alur serangan kami banyak dibangun dari sana," kata Luis Milla.

    Memasuki babak kedua sang mentor melakukan perubahan. Ia meminta trio gelandang lebih berani melakukan tekanan. Timnas Indonesia U-23 punya sosok Stefano Lilipaly dan Evan Dimas, yang punya kemampuan menahan bola dan kemampuan menyerang kuat. Modal dasar itu coba dimaksimalkan.

    Di sisi lain duo sayap diinstruksikan merubah style bermain. Mereka ikut membantu strategi serangan dari tengah. Hong Kong terlihat gelagapan mengantisipasi strategi baru Tim Merah-Putih.

    Baru dua menit berjalan Irfan Jaya mencatatkan namanya di papan skor setelah memaksimalkan umpan terukur dari Stefano Lilipaly. Skor 1-1 menetralisir keadaan. Timnas Indonesia U-23 lebih relaks menjalani laga.

    3 dari 4 halaman

    Injeksi Pemain Serbabisa

    Melihat celah di pertahanan Hong Kong, Luis Milla memasukkan dua pemain ofensif lainnya, Saddil Ramdani yang menggantikan Irfan Jaya pada menit ke-60 dan kemudian ia menarik Febri Haryadi sekaligus memasukkan Septian David Maulana  pada menit ke-80.

    Masuknya kedua pemain membuat serangan Timnas Indonesia U-23  lebih bervariasi. Gempuran dilakukan Timnas Indonesia U-23 lewat jalur tengah lapangan. Permainan kombinasi yang melibatkan dua pemain baru dengan Stefano Lilipaly, Alberto Goncalves, menghadirkan sejumlah kengerian bagi lini pertahanan lawan.

    Saddil dan Septian yang punya tipikal pemain serba bisa kerap bermain bertukar-tukar posisi. Kadang menjadi winger, sering juga sebagai gelandang serang membantu Stefano.

    Hanya karena penampilan memikat kiper Ho Chun Yuen Hong Kong terhindar dari hujan gol. Saat stamina pemain Hong Kong mulai menurun di pengujung laga, Stefano Lilipaly (menit 86') dan pemain pengganti lainnya, Hanif Sjahbandi (90') sukses membalikkan keadaan.

    "Pada babak kedua tim memulai pertandingan dengan solid dan bisa mencetak gol. Saya rasa itulah yang bisa membuat kami bersemangat dan membuat lawan menjadi lelah dan lini pertahanan mereka terbuka. Akhirnya kami bisa menguasai jalannya pertandingan," ujar Luis Milla.

     

    4 dari 4 halaman

    Tahu Benar Memaksimalkan Kelebihan Stefano Lilipaly

    Hanya memiliki seorang penyerang tengah, Alberto Goncalves, tak membuat Luis Milla mati kartu. Arsitek asal Spanyol tersebut punya strategi alternatif untuk membuat lini depan Timnas Indonesia U-23 tetap tajam.

    Salah satunya adalah memaksimalkan gelandang serang sebagai pemain pemecah kebuntuan. Di pentas SEA Games 2017 Tim Merah-Putih punya figur Septian David Maulana, sementara di Asian Games 2018 ini Timnas Indonesi U-23 punya sosok Stefano Lilipaly.

    Sang pemain naturalisasi berdarah Belanda itu dalam laga Hong Kong menegaskan kesiapannya menjalani rotasi posisi untuk membantu Timnas U-23 keluar dari kemelut. Stefano mencetak gol kedua Timnas Indonesia U-23, dengan gaya khasnya melakukan aksi dribel menawan di area kotak penalti lawan.

    Salah satu alasan Milla memboyong pemain binaan Akademi Utrecht FC Belanda itu adalah minimnya gelandang Timnas Indonesia U-23 yang doyan memegang bola dan melakukan terobosan ke area jantung pertahanan lawan. Septian punya gaya bermain berbeda dengan Stefano, yang lebih mirip style-nya dengan Evan Dimas.

     

    Sepak Bola Indonesia

    Video Populer

    Foto Populer