Bola.com, Jakarta - Lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan, yang turun di cabang angkat besi putra 62 kg, merebut medali emas Asian Games 2018 di arena JIEXPO Kemayoran, Jakarta.
Eko mencatat angkatan snatch seberat 141 kg pada kesempatan kedua, yang menjadi catatan terbaiknya dari tiga kesempatan. Saat mencoba menaikkan beban menjadi 145 kg pada percobaan ketiga, Eko gagal. Sementara itu, di percobaan pertama, Eko mulus mengangkat beban seberat 137 kg.
Advertisement
Ini menjadi medali emas pertama Eko semenjak Asian Games 2010 di Guangzhou. Pada Asian Games 2018, Eko meraih medali perunggu. Begitu juga pada Asian Games 2014 di Incheon.
Eko Yuli Irawan mengawali perjalanan di jalur angkat besi sejak usia 12 tahun di Metro, Lampung. "Saat itu, saya diajak teman-teman menonton latihan angkat besi. Setelah itu, saya mulai coba-coba ikut latihan. Lama-lama terbiasa, rupanya, saya terbiasa main angkat besi," kata Eko Yuli.
Lucunya, baru berlatih sehari, Eko tidak datang pada hari berikutnya. "Angkat besi seperti fitnes, badan jadi pegal-pegal. Sebenarnya mereka bukan mengajak latihan, hanya mengajak main. Kemudian di sana kami mencoba latihan," katanya.
Eko, yang bukan berasal dari keluarga atlet, menjalani perjuangannya secara normal. Latihan, sabar, kerja keras, dan doa seta dukungan orang terdekat merupakan kunci keberhasilannya sejauh ini.
Lifter berusia 29 tahun itu tak pernah membayangkan bisa menggapai puncak karier, hingga meraih medali di Olimpiade dan Asian Games.
Barikut ini data dan fakta tentang peraih medali emas Asian Games 2018 cabang Angkat Besi kelas 62 Kg:
Nama: Eko Yuli Irawan
Lahir: 24 Juli 1989
Tinggi: 158 cm
Berat: 62 Kg
Cabang Nomor Tanding: Angkat Besi/ 62 Kg
Catatan Prestasi
Asian Games
Emas (Indonesia 2018) (Total Angkatan 311 Kg)
Perunggu (Korea 2014) Total Angkatan 308 Kg)
Perunggu (China 2010) (Total Angkatan 311 Kg)
SEA Games
Emas (Myanmar 2013) (Total Angkatan 304 Kg)
Emas (Indonesia 2011) (Total Angkatan 302 Kg)
Emas (Laos 2009) (Total Angkatan 300 Kg)
Emas (Thailand 2007) (Total Angkatan 284 Kg)
Informasi Keluarga
Istri: Masita
Anak: Naicilla Salsabila Irawan
Pelatih: Aveenash Pandoo
Riwayat Cedera:
1. Pada tahun 2016 ia mengalami cedera lutut yang dideritanya pada tahun 2009, yang mempengaruhi persiapannya sepanjang 2017 menjelang Pertandingan Asia Tenggara di Kuala Lumpur, Malaysia.
2. Mengalami patah tulang kering jelang Olimpiade London 2012
3. Cedera lutut seminggu sebelum Pertandingan Asia Tenggara 2009 di Vientiane, Laos.
Awal Karier: pertama kali bergabung dengan klub angkat berat pada usia 11 tahun.
Alasan menekuni Olahraga Angkat Besi: Teman-temannya membawanya untuk menonton beberapa angkat besi berlatih, dan salah satu dari mereka bertanya apakah dia ingin mencoba olahraga Angkat Besi?
Ambisi: Memenangkan medali emas di Asian Games 2018 di Indonesia dan Olimpiade 2020 di Tokyo
Prestasi olahraga yang paling berkesan: Memenangkan perak di Olimpiade 2016 di Tokyo
Olahragawan yang Dikagumi: Cristiano Ronaldo (Pesepak Bola)
Moto Hidup: Impossible is Nothing
Info Tambahan:
1. Medali peraknya dalam kategori 62kg di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro membuatnya menjadi atlet Indonesia pertama yang memenangkan tiga medali total di Olimpiade.
2. Ayahnya bekerja sebagai supir dan ibunya seorang pedagang sayuran. Sebagai anak laki-laki dia dulu bekerja menggiring kambing, ayahnya mengajarinya bagaimana bertanggung jawab. "Jika saya kehilangan seekor kambing, saya harus membayarnya."