Bola.com, Palembang - Kontingen Indonesia yang turun di cabang olahraga menembak di Asian Games 2018 kemungkinan bakal menyudahi pesta olahraga terbesar di Asia ini tanpa perolehan medali.
Hal itu mengacu pada pencapaian petembak-petembak Indonesia. Hingga hari keenam perlombaan yang digelar di Jakabaring Shooting Range, petembak Indonesia berguguran di babak kualifikasi.
Kondisi ini keluar dari target yang dicanangkan. Sebelum turun di Asian Games 2018, cabor menembak menargetkan setidaknya meraih dua medali.
Meski masih menyisakan empat nomor tersisa, peluang Indonesia diperkirakan telah tertutup karena sejumlah nomor andalan, yang sebelumnya diharapkan mampu mendulang medali, sudah dilombakan.
Advertisement
Baca Juga
Prestasi terbaik petembak Indonesia sejauh ini hanya peringkat kelima babak kualifikasi nomor running target 10M putra atas nama Muhammad Sejahtera Dwi Putra.
Dwi Putra gagal melangkah ke babak final dan kalah dari peringkat keempat, Sejong Cho (Korsel) dengan hanya berselisih satu poin.
"Dari sisi peringkat memang seperti itu, namun di nomor tersebut hanya diikuti tujuh negara. Ada juga Fidelia Dewi Puspa, yang dari sisi peringkat ke-12 pada nomor 10M Air Rifle yang pesertanya dari 20 negara, namun delapan petembak di atasnya merupakan atlet kelas dunia yang sudah langganan juara. Kemudian untuk Asia Tenggara, dia menempati urutan kedua," jelas Budiman Darmawan, pelatih menembak tim Indonesia.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tambah Jam Terbang dan Ganti Peralatan
Budiman menambahkan perlunya pembenahan di sejumlah bidang untuk meningkatkan prestasi menembak Indonesia.
Satunya di antaranya menambah jam terbang untuk atlet yang diakuinya secara teknik tidak kalah dengan atlet lain di Asian Games 2018 kali ini.
"Saat latihan mereka mampu mencatatkan skor terbaik dan tinggi, namun ketika masuk ke pertandingan, semuanya hilang," ungkapnya.
Manajer tim menembak Indonesia, Sarozawato Zai, menyoroti sejumlah faktor lain yang menyebabkan anak asuhnya gagal tampil maksimal meski bermain di rumah sendiri.
"Masa persiapan cukup singkat bagi sejumlah atlet dan baru bergabung di menit-menit akhir. Sudah merasakan pengalaman turun di Asian Games, sudah luar biasa buat mereka. Selain itu juga harus diakui, di sejumlah nomor, peralatan yang kami miliki sudah cukup tertinggal jauh dari negara lain, sebagai contoh di nomor 300M Air Rifle putra peserta lain menggunakan caliber 6 mm, sedangkan kami masih 7,2 mm dan itupun milik TNI AD," bebernya.
Dari 30 petembak yang diturunkan di Asian Games 2018 kali ini, 20 di antaranya berstatus susulan dan baru melakukan pemusatan latihan tiga minggu sebelum perlombaan digelar.
Tidak hanya itu, mereka sempat harus membiayai sendiri biaya di Wisma Atlet JSC Palembang dan saat tampil, juga menggunakan peluru yang dirogoh dari kocek pribadi.
Advertisement