Jakarta - Deputi 1 Panitian Asian Games 2018 (Inasgoc), Harry Warganegara membenarkan adanya kasus pemerasan yang dilakukan sopir taksi kepada atlet-atlet luar yang tampil di Asian Games 2018 2018.
Saat melakukan konfrensi pers di Jakarta Convention Center, Senin (27/8/2018), Harry menceritakan tentang banyaknya laporan yang dikeluhkan para atlet, baik Indonesia maupun luar negeri.
Advertisement
Namun, yang membuatnya meradang adalah, pemerasan yang dilakukan sopir taksi kepada atlet luar negeri.
Tidak hanya satu, Harry menyebut ada banyak kasus seperti ini. Bahkan, para sopir meminta bayaran tidak sesuai argo meter.
"Masuk laporan ke kami ada atlet asing dikerjaain sopir taksi, diminta bayar 10 kali lipat. Sayang, mereka tidak mencatat nomor taksinya, kasus ini yang tidak bisa kami tindaklanjuti lebih jauh karena mencemarkan nama Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018," ujar Harry.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Saran
Harry hanya bisa memberikan saran kepada para atlet luar agar tidak menggunakan taksi yang tak bekerja sama dengan penyelenggara Asian Games. Dia berharap, para atlet menggunakan taksi online berbasis aplikasi yang sudah menjadi sponsor mereka.
"Kita cuma bisa mengimbau kepada perusahaan itu tak meminta para sopirnya melakukan itu. Kami juga meminta mereka lebih baik naik Grab saja, kan itu ada catatannya melalui aplikasi," kata Harry.
Kasus pemerasan ini terjadi, kata Harry, karena para atlet ingin mencari hiburan selama di Jakarta dan Palembang. Mungkit, lanjut Harry, para atlet bosan terus berada di penginapan.
"Kalau jam malam itu kita tidak bisa melarang. Pemimpin mereka saja tidak bisa,"ujar Harry.
Advertisement