Bola.com, Jakarta - Medali emas berhasil diraih Hanifan Yudani Kusumah, pesilat putra Indonesia yang turun di Asian Games 2018. Namun, satu hal yang mengharukan dari Hanifan adalah bagaimana pesilat asal Jawa Barat itu memanfaatkan momen keberhasilannya untuk menyatukan Indonesia lewat pelukan Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Hanifan yang sempat mendapat pengurangan poin karena pelanggaran menendang terlalu tinggi, akhirnya berhasil meraih medali emas. Kemenangan tipis 3-2 atas Nguyen Thai Lihn memastikan medali emas kembali jatuh ke pangkuan Indonesia.
Baca Juga
Hasil Liga Inggris: Dipaksa Imbang Everton, Chelsea Gagal Kudeta Liverpool dari Puncak
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
Advertisement
Kemenangan Hanifan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo yang berdampingan bersama Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Prabowo Subianto, menjadi momen yang luar biasa bagi sang atlet. Pesilat muda berusia 20 tahun itu pun menciptakan momen yang menjadi viral ke seluruh Indonesia dalam sesaat.
Momen itu adalah ketika Hanifan berinisiatif untuk mengajak Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto berpelukan bersama. Momen yang kemudian disambut tepuk tangan meriah dari para pendukung Indonesia yang memadati Padepokan Pencak Silat.
Sejenak momen yang diciptakan oleh Hanifan itu pun menjadi ramai di media sosial. Semua orang memuji momen tersebut sebagai sebuah bentuk dari persatuan Indonesia, mengingat banyak perdebatan yang menjadi debat kusir di masyarakat Indonesia, terutama karena kedua sosok negarawan itu akan bersaing dalam Pemilihan Presiden 2019.
"Biar masyarakat Indonesia mengetahui bahwa Jokowi dan Prabowo tidak ada masalah apa pun, hanya itu alasan saya. Sebagai insan silat Indonesia, ini adalah silaturahmi, jadi kita harus sama-sama menjaga hati. Kita ini satu bangsa dan satu negara, jangan terpecah hanya karena hal yang tidak penting," ujar Hanifan.
Hanifan pun mengundang pujian di linimasa media sosial. Banyak yang menyebutnya sebagai pahlawan yang tak hanya mendapatkan medali emas Asian Games 2018, tetapi juga mendapatkan emas persatuan Indonesia.
Hanifan mengaku apa yang dilakukannya itu adalah sebuah spontanitas karena mengagumi kedua tokoh negara tersebut. Bahkan ketika mengetahui keduanya hadir langsung di arena pencak silat, atlet berusia 20 tahun itu berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak kalah dalam pertandingan.
"Perbuatan itu spontan saja. Saya merasa kita semua harus menjunjung sportivitas, jangan sampai ada yang terpecah belah. Jokowi dan Prabowo sama-sama orang yang hebat," tegas peraih emas Asian Games 2018 tersebut.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Medali Emas buat Kekasih
Tak banyak yang mengetahui keberhasilan Hanifan meraih emas didahului oleh sukses sang kekasih meraih prestasi yang sama. Pipiet Karmila, pesilat putri yang memastikan emas untuk Indonesia tepat sebelum Hanifan meraih medali emas, merupakan sang kekasih.
Setelah memastikan meraih emas di nomor tarung putri, Pipiet mengaku sangat berdebar ketika Hanifan bertanding. Sikap saling dukung di antara keduanya membuat Pipiet merasa belum tenang hingga Hanifan menyelesaikan pertandingannya.
"Aduh saya merasa deg-degan sekali karena kami memang saling mendukung, terutama karena ini pertandingan ini merupakan final. Kami sama-sama tidak bisa tidur pada malam sebelum pertandingan karena gelisah," kisah Pipiet.
"Hanya saja saya percaya Hanifan mampu mengatasi dirinya sendiri di gelanggang pertarungan. Hanifan sempat dipotong lima poin, tapi dikeluarkan semangat juangnya saat Pak Jokowi datang. Mungkin itu menjadi semangat baginya untuk memperlihatkan kemampuannya ke Presiden, jadi pasti bangga," lanjut pesilat putri berusia 23 tahun itu.
Saling dukung memang menjadi pemanis bagi Pipiet dan Hanifan di arena pertandingan. Rasa saling percaya pasangannya bisa meraih hasil terbaik menjadi dasar untuk saling mendukung.
"Kami berpasangan dan kami membuktikan kepada mereka yang mencela. Kami walau berpasangan tak merasa terganggu, justru termotivasi untuk bisa meraih kemenangan," ujar Pipiet.
Advertisement
Dukungan AXA Mandiri
Dalam pentas Asian Games 2018 Tim Indonesia mendapat dukungan dari PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) lewat gerakan moral hastag bertajuk #AXAMandiridukungTimIndonesiaJuara dan #PerlindunganuntukIndonesiaJuara.
Bentuk dukungannya adalah semua atlet Tim Indonesia yang berlaga pada Asian Games akan diberikan perlindungan berupa asuransi jiwa dan kesehatan.
Kerja sama dan dukungan AXA Mandiri ini merupakan yang pertama dan satu-satunya asuransi jiwa yang hadir dalam Asian Games 2018 untuk Tim Indonesia.
Hal ini ditandai dengan pendatanganan kerja sama antara AXA Mandiri dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) selaku komite olimpiade nasional Indonesia, pada Senin, 23 April 2018 di AXA Tower, Jakarta.
AXA Mandiri berharap dukungan yang mereka berikan tak hanya memproteksi para atlet Indonesia yang berprestasi dalam keseharian menjalani aktivitas bertanding, tapi juga bagaimana ke depannya mereka menata masa depan dengan dukungan program asuransi investasi masa depan.
Sukses atas raihan medali emasnya!