Bola.com, Jakarta - Berkunjung ke kediaman Sutiyono di Medan, Bola.com semua torehan prestasinya sebagai pembalap sepeda masih tersimpan rapi. Sebuah kabinet di ruang tamu memperlihatkan betapa banyak trofi dan penghargaan yang telah diraihnya.
Bahkan semua medali yang berhasil diraihnya masih tersimpan rapi di dalam sebuah kotak dengan dibungkus kertas untuk menandai di mana dirinya berhasil meraih medali itu.
Advertisement
Momen meraih predikat King of the Mountain di Tour of Picca itu ternyata menjadi satu yang terbaik yang dirasakan oleh Sutiyono. Tak hanya karena prestasi yang diraihnya, tapi karena adanya dukungan luar biasa yang dirasakannya ketika bertanding di Filipina saat itu.
Setelah berhenti menjadi atlet balap sepeda pada 1983, Sutiyono fokus dengan pekerjaannya sebagai PNS di Kantor Wali Kota Medan sambil membantu perkembangan balap sepeda di Sumatra Utara. Ia turut melatih generasi-generasi muda untuk bisa berprestasi, masuk pelatnas, dan mewakili Indonesia di level internasional.
Alasannya berhenti menjadi atlet pun tak lain karena ingin regenerasi balap sepeda Indonesia berjalan, sehingga di kemudian hari akan hadir pembalap sepeda baru yang termotivasi untuk mencatatkan prestasi yang lebih baik. (Benediktus Gerendo Pradigdo)