Sukses


    Petik Prestasi di Asian Games 2018, Angkat Besi Berharap Tempat Latihan Permanen

    Jakarta - Target PB Persatuan Angkat Berat, Binaraga, dan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABBSI) di Asian Games 2018 tidak meleset. Indonesia meraih satu medali emas, satu perak, dan satu perunggu dari ajang itu.

    Untuk medali emas Asian Games 2018 dari angkat besi disumbangkan Eko Yuli Irawan. Ia tampil sebagai juara kelas 62 kg dengan total angkatan 311 kg. Ia mengungguli Vinh Trinh (299 kg) dan Ergashev (298 kg).

    Seperti bulu tangkis, angkat besi jadi cabor yang rutin menyumbang medali Olimpiade untuk Indonesia. Tradisi itu dimulai sejak Olimpiade 2000. Dan Eko Yuli sendiri sudah menyumbang dua perunggu dan satu perak di ajang Olimpiade.

    Karena hal itu, kesuksesan di Asian Games 2018 pun diharapkan Dirdja Wihardja bisa membuat pemerintah lebih memperhatikan PABSI untuk ke depannya. Hal itu diungkapkan Dirja saat ditemui Liputan6.com jelang Konser Terima Kasih Indonesia untuk Para Juara di Studio 5 Indosiar, Selasa (4/9/2018).

    "Evaluasinya gembira karena sudah pecah telur. Kami sudah memenuhi target pemerintah. PABBSI kan selama ini punya predikat selalu menyumbangkan medali di multievent. Alhamdulillah di sini dapat emas. Dengan emas ini tugas ke depan jauh lebih berat. Tentu perlu dukungan pemerintah," kata Dirdja.

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 2 halaman

    Tempat Latihan

    Saat pelatnas menuju Asian Games 2018, PABBSI memang sempat pindah tempat latihan. Awalnya, lokasi latihan mereka adalah di Gelora Bung Karno. Lalu, mereka pindah ke Pusat Pengembangan Pemuda Olahraga Nasional (PP PON) di Cibubur.

    Dari Cibubur, mereka pun sempat pindah ke GOR Sambilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung. Pada akhirnya, mereka menghabiskan sisa waktu pelatnas di Mako Lamar Jakarta. Langsung atau tidak, hal itu sedikit mengganggu psikologi atlet.

    "Dukungan untuk segalanya. Jangan sampai angkat besi nanti latihannya pindah-pindah lagi. Kalau perlu kita punya padepokan sendiri seperti bulutangkis. Jadi kita harus punya Cipayung-nya angkat besi. Dengan begitu, tugas kita untuk mempertahankan medali, mencari para The Next Eko, akan tercapai," jelas Dirdja.

     

    Sumber: Liputan6.com

    Lebih Dekat

    Video Populer

    Foto Populer