Bola.com, Jakarta Luciano Leandro termasuk salah satu gelandang asing terbaik yang pernah beredar di pentas sepak bola Indonesia. Penampilannya di PSM Makassar di Liga Indonesia pertengahan 1990-an amat menghibur publik.
Bersama rekan senegaranya, Marcio Novo dan Jacksen Tiago, Luciano membawa Juku Eja menembus final Liga Indonesia 1995/1996 sebelum takluk ditangan Mastrans Bandung Raya. Meski meraih gelar bersama Persija Jakarta pada LI 2001, Luciano mengaku tidak bisa melupakan Makassar yang sudah jadi 'rumah kedua' baginya.
Advertisement
Dengan alasan itulah, pemilik Hotel Makassar di Macae, Brasil ini mengaku sangat antusias ketika namanya masuk dalam kantong manajemen PSM untuk melatih Juku Eja musim depan. Luciano bercerita soal awal mula namanya jadi kandidat pelatih Juku Eja. Berikut penuturannya via pesan blackberry massenger ke Bola.com:
Apa kabar Luci? Bisa ceritakan kronologis kenapa nama Anda masuk jadi kandidat pelatih PSM?
Baik teman (panggilan akrab Luciano ke Bola.com). Selama ini, saya selalu mengikuti perkembangan sepakbola Indonesia. Termasuk PSM Makassar. Dua pekan lalu,, sahabat saya yang tinggal di Makassar menghubungi saya via pesan singkat SMS. Dia mengabarkan PSM butuh pelatih baru setelah memutus kontrak pelatih lama (Hans Peter Schaller, red). Saya iseng menawarkan diri. Dia pun menyarankan saya menghubungi Sumirlan (Direktur Teknik PSM) dan Assegaf Razak (asisten pelatih PSM) untuk membicarakan kemungkinan saya melatih PSM. Setelah mendapat nomor kontak seluler dari Abdi, saya pun menghubungi keduanya. Ternyata responnya positif.
Maksudnya?
Sumirlan menyambut baik keinginan saya melatih PSM. Dia berjanji akan membicarakannya dengan jajaran manajemen lainnya. Yang pasti, kata Sumirlan, kalau kompetisi ISL kembali berputar pasca konflik PSSI dengan Menpora berakhir, nama saya jadi kandidat utama. Begitu pun dengan Assegaf. Saya yakin bisa bekerja sama dengannya. Ketika masih jadi pemain PSM, Assegaf jadi asisten pelatih kepala.
Dulu Anda terkendala lisensi sehingga gagal jadi pelatih di klub ISL. Ada tanggapan?
Sudah tidak ada masalah soal itu. Lisensi saya sama dengan Jacksen Tiago saat menangani Persipura. Saat ini saya jadi manejer di Liga Desportivo de Macae. Musim lalu, saya melatih Macae Esporte yang bermain di Serie B Brasil.
Anda adalah pemilik hotel dan pelatih salah satu klub di Brasil. Kenapa mau melatih PSM?
Sebagai mantan pemain yang pernah berkiprah di Indonesia, saya ingin membantu sepak bola Indonesia berkembang dan bisa bersaing di pentas internasional. Untuk itu, saya harus terlibat dalam prosesnya. Sebenarnya, sejak tahun lalu, saya sudah menjajaki kemungkinan pengiriman pemain muda dari Indonesia untuk berlatih dan bertanding bersama sejumlah klub di Brasil. Hanya, memang prosesnya tidak mudah karena terkait dana.
Kembali ke PSM, apa Anda yakin bisa berprestasi bersama Juku Eja?
Saya adalah pribadi yang selalu optimistis dan penuh pertimbangan sebelum memutuskan sesuatu. Saya tahu betul karakter sepak bola Makassar dan Indonesia. Saya merasa visi saya cocok dengan PSM yang ingin mengembangkan kemampuan pemain lokal Makassar. Dua tahun lalu, saya sempat berkunjung ke Makassar selama dua pekan, saya menilai atmosfer sepak bola disana masih sama ketika saya jadi pemain PSM. Apalagi, setelah saya mengikuti perkembangan terkini PSM. Suporternya semakin aktraktif dan kreatif mendukung PSM. Ini modal yang bagus untuk menuju sepakbola jadi industri menguntungkan.
Anda sepertinya sudah tidak sabar lagi ingin ke Makassar?
Iya teman. Andai manajemen PSM meminta saya ke Makassar sekarang, saya pasti kesana. Bagi saya, membawa PSM kembali jadi salah satu klub disegani adalah tantangan terbesar dalam karier saya sebagai pelatih.
Baca Juga:
Luciano Leandro Jadi Melatih PSM Makassar?
Habis Tarkam, Bek Asing PSM Dideportasi dari Indonesia!
Demi Dapur Tetap Ngebul, Bomber PSM Jual Batu Akik
Tim Bubar, Kiper PSM Ini Bantu Istri Bikin Kue