Bola.com, London - Juventus, yang baru memenangi gelar Serie A 2014/2015, boleh disebut sebagai raja Italia. Julukan sebagai "kekasih Italia" bisa jadi menunjukkan betapa perkasanya Juventus di negara yang di peta berbentuk orang menendang bola itu.
Namun di level internasional, secara khusus di Liga Champions yang jadi turnamen paling bergengsi garapan UEFA, Nyonya Tua masih kalah bila dibandingkan klub Eropa lain, semisal Real Madrid, atau bahkan sesama klub Italia, AC Milan.
Advertisement
Sejauh ini Juventus baru berhasil meraih dua gelar Liga Champions meski tujuh kali sukses tampil di final. Gelar Liga Champions terakhir diraih nyaris dua dekade lalu, yakni pada edisi 1995/1996. Catatan itu membuat klub asuhan pelatih Massimilliano Alegri itu tak diunggulkan di Liga Champions musim ini.
Hanya, keberhasilan melaju ke semifinal dan untuk sementara memimpin 2-1 dari Real Madrid untuk tampil di laga final, membuat Juventus, sama seperti tiga semifinalis, layak mendapat penilaian positif.
Purely Football bahkan tak segan mengungkapkan lima alasan mengapa Juventus bisa memenangi Liga Champions 2014/2015. Apa saja itu? Berikut daftarnya:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1
1. Rotasi
Dengan gelar Serie A yang sudah dalam genggaman, Juventus memilki peluang untuk merotasi skuatnya dan secara tegas memfokuskan konsentrasi memenangi Liga Champions. Hal itu sudah dilakukan Allegri dengan mengistirahatkan sejumlah pemain pilar kala Juventus ditahan 1-1 oleh Cagliari (9/5/2015). Bandingkan dengan Real Madrid yang masih harus habis-habisan untuk mengejar gelar La Liga.
2. Carlos Tevez
Di Juventus, mantan striker Manchester United itu seolah lahir lagi dan kembali menemukan performa terbaik. Penalti yang diambil kala menjamu Real Madrid di leg pertama, jadi golnya ke-29 di semua ajang kompetisi musim ini. Tujuh di antaranya dihasilkan Carlos Tevez dari 11 penampilan di Liga Champions.
Advertisement
2
3. Formasi
Kalah dari Atletico Madrid dan Olympiakos di penyisihan Grup A membuat Allegri meninggalkan skema 3-5-2 yang diwariskan pendahulunya. Di tangannya, Allegri memperkenalkan formasi baru yang lebih fleksibel. Contohnya, menempatkan Carlos Tevez dan Arturo Vidal di belakang Alvaro Morata. Mantan pelatih AC Milan itu membuat lini depan timnya lebih hidup dalam skema penyerangan.
4. Tak ada tekanan
Status sebagai underdog dan sejauh ini dianggap jadi kuda hitam, membuat Andrea Pirlo dkk. bisa menguasai lapangan dengan tampil lepas dan tanpa beban.
5. Paul Pogba
Siapa yang mau meninggalkan Paul Pogba di leg kedua kontra Real Madrid nanti? Pogba, yang absen di leg pertama serta beberapa partai Serie A sebelumnya, langsung membuat gol di laga perdana usai menepi dari lapangan selama 52 hari.
Baca Juga :
Guardiola: Barcelona yang Kalahkan Kami, Bukan Messi!
Boateng: Bayern Kibar Bendera Putih Hadapi Barcelona
Pirlo: Kami Ingin Final Liga Champions