Bola.com, Jakarta - Pernahkah Anda nongkrong dan ngopi-ngopi bersama rekan dan dalam situasi itu, teman Anda berkata: "Eh, sekarang si Anu main di mana ya?" atau "Eh, si X sekarang apa kabarnya ya? Perasaan dulu jago banget,".
Berangkat dari pembicaraan-pembicaraan seperti itulah tim Bola.com mencoba mencari tahu lima pemain yang sempat disorot media karena prestasinya tetapi sekarang hanya pengisi daftar Wikipedia saja. Karena topik semi final Liga Champions sedang hangat-hangatnya diperbincangkan, maka seri ini akan membahas lima pemain yang berjaya di kompetisi Benua Biru tersebut. Siapa sajakah mereka?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1
1. Afonso Alves
Nama Afonso Alves sempat nyaring di telinga penggemar sepak bola dunia. Itu terbantu ketika dia mencetak tujuh gol dalam satu pertandingan. Puncak karier pria Brasil ini berada saat berseragam Herenveen, dua musim dilaluinya dengan tampil 39 laga tapi pundi-pundi golnya mencapai angka 45.
Kiprah ini membuat Middlesbrough tertarik dan dikabarkan mereka membayar transfer senilai €20 juta. Namun semasa membela The Boro, Afonso butuh satu bulan untuk mencetak gol perdananya di Premier League. Pada akhirnya Afonso tak bisa memenuhi ekspektasi karena hanya mencetak empat gol sepanjang musim dan Boro terdegradasi ke divisi Championship.
Setelah dari Inggris, Afonso mencoba peruntungan di Liga Qatar dengan memperkuat Al-Saad, kemudian Al-Rayyan. Sekarang pria 34 tahun itu membela Al-Gharafa Sports Club yang musim lalu finish di posisi sembilan klasemen.
Advertisement
2
2. Dong Fangzhuo
Dong pertama kali menarik perhatian media pada tahun 2000 ketika ia dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam sebuah turnamen U-17. Dia kemudian menandatangani kontrak untuk Dalian Saidelong dan membantu mereka finish sebagai runner-up di liga Tiongkok, Jia-B pada tahun 2002. Prestasi Dong kian menanjak dengan pindah ke Dalian Shide, klub paling sukses di Cina.
Dong kemudian kembali pindah dengan lonjakan karier cukup mantap. Dia dikontrak Manchester United pada Januari 2004 dengan biaya transfer sebesar £500 ribu, yang berpotensi melonjak hingga £3,5 juta. Saat itu ia menjadi pemain pertama Asia Timur yang bermain untuk Manchester United.
Akan tetapi setelah resmi berseragam Setan Merah, ia tidak dapat bermain untuk tim seniordengan segera karena tidak memenuhi syarat untuk izin kerja.Dong lalu dipinjamkan ke klub Belgia, Royal Antwerp, untuk mendapatkan pengalaman bermain di tim utama.
Di musim perdana, dia tampil cukup bagus. Akan tetapi memasuki tahun kedua, cedera mulai menggerogoti penampilan Dong. Kendati demikian, pria 30 tahun itu sempat dipanggil untuk bergabung dengan Manchester United pada tur pra-musim 2005-2006 dan membuat debut resmi untuk klub dalam pertandingan persahabatan di Hong Kong. Kala itu Dong mencetak gol dalam kemenangan 2-0.
Setelah itu dia kembali ke Tiongkok dan sempat memperkuat Legia Warsaw, Portimonense, Mika dan Hunan Billows. Klub Hebei Zhongji menjadi pelabuhan kariernya tapi ia tak masuk dalam skuat untuk kompetisi 2014-2015.
3
3. Keirrison
Bermain bagus bersama Coritiba dan Palmeiras dalam rentang waktu 2006-2009 membuat pemain dengan nama asli Keirrison de Souza Carneiro itu ditaksir Barcelona. Tak butuh waktu lama, Azulgrana pun langsung memboyongnya pada 23 Juli 2009.
Tak tanggung-tanggung, klub Catalan itu mengeluarkan kocek sebesar €14 juta ditambah bonus hingga dua juta lagi tergantung pada jumlah pertandingan bersama tim utama.
Akan tetapi belum sempat mencicipi debut bersama Barca, pelatih Pep Guardiola kala itu langsung meminjamkannya ke berbagai klub-klub Eropa. Pemain yang bergabung ke Camp Nou di usia 20 tahun itu pun berpindah-pindah klub dengan status pinjaman ke Benfica, Fiorentina, Santos, Cruzeiro dan Coritiba.
Dalam artikel yang dipublikasikan Bleacher Report, Keirrison terpilih sebagai salah satu pemain terburuk dalam sejarah FC Barcelona. Sekarang dia bermain untuk klub semasa awal kariernya, Coritiba usai kontraknya diputus Barcelona.
Pada April 2008, Keirrison dan ayahnya membeli sebuah klub sepak bola di Campo Grande, ibukota Mato Grosso do Sul dan menamainya ke Centro de Futebol Keirrison yang disingkat menjadi CFK9
Lalu mengapa Keirrison dibeli Barca? Masih menjadi misteri hingga kini..
Advertisement
4
4. Craig Gordon
Kejeniusan Craig Gordon di bawah gawang klub Skotlandia, Hearts, selama tujuh tahun membuat namanya dielu-elukan. Terlebih Gordon memulai kariernya di usia yang baru 18 tahun. Penampilan stabilnya itu juga membuat dia menjadi langganan kiper timnas Skotlandia.
Tak hanya media saja yang mengagumi kualitasnya, bahkan gim simulasi manajemen sepak bola, Football Manager mengklaim kalau pria bertinggi 193 cm itu sebagai salah satu pemain potensial. Berangkat dari hal itu, Sunderland memboyongnya dengan harga sembilan juta poundsterling dan itu merupakan transfer termahal yang dibayarkan klub Inggris untuk seorang kiper. Rekor ini akhirnya dipecahkan Manchester United yang memboyong David de Gea pada 2011.
Namun semasa di Stadium of Light, Gordon mengalami rangkaian cedera lutut dan tangan yang membuat kemampuannya meluntur. Semasa di Sunderland, gawangnya sempat dibobol tujuh kali oleh Everton pada Desember 2007. Ini membuat posisinya kian tergusur dan pada akhirnya kontrak Gordon diputus tiga tahun silam.
Di masa-masa itu, Gordon berstatus pengangguran selama musim dan hal ini dimanfaatkan dengan menjadi pelatih kiper membantu rekannya, Ian Murray, yang melatih klub Skotlandia, Dumbarton FC. Pada 2014, Gordon dikontrak oleh Celtic dan sampai saat ini masih bermain untuk The Hoops.
5
5.Marcelo Zalayeta
Bagi Anda penggemar tontonan sepak bola Italia khususnya menjagokan Juventus, nama Marcelo Zalayeta tak asing lagi di telinga Anda. Setelah tampil mempesona bersama Penarol, Bianconeri memutuskan untuk memboyongnya pada 1997.
Akan tetapi selama satu dekade di Turin, pria asal Uruguay itu jarang menunjukkan tajinya. Namun Juventus tetap berutang budi kepada Zalayeta. Pasalnya pesepak bola yang kini berusia 36 tahun tersebut mencetak dua gol krusial untuk Si Nyonya Tua.
Gol pertama terjadi di babak perempat final Liga Champions 2002-2003 kontra Barcelona. Zalayeta membobol gawang Azulgrana di menit tambahan waktu usai mendapatkan umpan dari Alessandro Birindeli. Akan tetapi pria bertinggi 188 cm itu gagal menuntaskan tugasnya ketika Juventus harus melakoni drama adu penalti ketika menghadapi AC Milan di partai final. Sepakannya kala itu ditepis Nelson Dida.
Status supersub kembali didapatkan Zalayeta dua tahun setelahnya. Juventus butuh dua gol lantaran takluk dari Real Madrid i babak 16 besar Liga Champions. Saat bermain di Delle Alpi, Trezeguet dan Zalayeta menjadi pahlawan untuk Bianconeri.
Setelah dua momen penting tersebut, dia dipinjamkan ke beberapa klub Serie A dan sempat mencicipi Liga Turki bersama
Kayserispor. Sekarang dia kembali memperkuat klubnya Penarol.
Advertisement