Bola.com, Singapura - Pada SEA Games 2015 timnas U-23 menjalani partai perdana (2/6) dengan hasil kurang meyakinkan. Ditaklukkan Myanmar dengan skor 2-4. Namun di laga kedua melawan Kamboja, Indonesia "ngamuk" dan menang 6-1.
Dengan tuntutan medali emas untuk mengakhiri dahaga prestasi timnas U-23 di ajang SEA Games sejak 1991, kebijakan yang diterapkan tim pelatih dan manajemen kepada Evan Dimas dkk. selama di Singapura terbilang sangat fleksibel, bila boleh dibilang tidak ketat.
Aji Santoso tidak menerapkan aturan-aturan khusus kepada pemain. Bahkan sehari sebelum pertandingan, pemain diberikan libur. Libur dari latihan serta diizinkan untuk berjalan-jalan di sekitar hotel.
"Kami tak mau mengekang mereka dengan banyak aturan. Mereka sudah dewasa dan pemain profesional. Kasihan bila hanya berdiam diri di kamar atau hotel saja," kata Aji.
Pemain menjawab kepercayaan yang diberikan tim pelatih dan manajemen dengan tingkah laku semestinya sesuai profesi mereka sebagai pesepak bola profesional. Semisal Jumat (5/6), sejumlah pemain seusai menjalani salat Jumat di Masjid Sultan di kawasan Bugis, memutuskan untuk mencari hawa segar dengan mengunjungi kawasan Marina Bay.
"Sudah diizinkan pelatih kok. Kami juga tahu diri untuk tak terlalu lama di luar," tutur Yandi Sofyan Munawar, striker Indonesia U-23.
Kepercayaan itu juga dijawab dengan penampilan apik kala memberondong Myanmar dengan enam gol, sehari sesudahnya. "Mereka bukan anak Sekolah Sepak Bola (SSB) yang tiap waktu harus diingatkan. Maksimal jam 22.00 WIB mereka sudah di kamar dan beristirahat," ungkap Aji.
Tim pelatih dan manajemen berharap dengan aturan yang tak terlalu saklek ini berimbas positif pada makin positifnya atmosfer timnas U-23 di tengah kegalauan yang dirasakan pemain akibat sanksi yang dijatuhkan FIFA kepada PSSI.
Baca Juga:
Myanmar Kalahkan Filipina, Timnas U-23 Makin Pede
Baca Juga
Advertisement
Andik Dukung Langsung Garuda Muda di Singapura
[[Wawancara] Pieter Huistra: Misi ke Final, Bukan Kalahkan Kamboja](2247108 "")