Sukses


Prediksi Peru vs Bolivia : Duel Kuda Hitam Copa America

Bola.com, Santiago - Jika Anda tidak begitu akrab dan rutin mengikuti perkembangan sepak bola Amerika Selatan, mungkin Anda akan sedikit kurang akrab dengan dua negara yang akan bertanding di salah satu pertandingan perempat final Copa America tahun ini, yaitu Bolivia dan Peru. Bolivia lolos ke perempat final setelah menjadi runner up Grup A, menyingkirkan Ekuador dan Meksiko. Sedangkan, Peru lolos ke babak perempat final dengan status runner up Grup C, duduk di atas Kolombia dan Venezuela.

Secara peringkat di FIFA, kedua negara ini, bukanlah negara dengan peringkat top flight untuk zona CONMEBOL. Peru sendiri berada di peringkat 61 dunia atau mereka negara terbaik ketujuh di zona tersebut dari sepuluh negara yang terdaftar di FIFA. Sedangkan Bolivia? Negara ini merupakan negara terlemah di Amerika Selatan, mereka duduk di peringkat 89 dunia saat ini.

Selain fakor peringkat dunia yang di luar 50 besar. Kedua negara ini pun juga sudah lama tidak berkiprah di Piala Dunia. Bolivia sudah lebih dari dua dekade absen di Piala Dunia. Negara beribukota La Paz ini terakhir berpartisipasi di ajang Piala Dunia adalah tahun 1994. Sedangkan Peru, terakhir kali berpartisipasi di ajang kontes sepak bola tertinggi sedunia itu adalah 33 tahun lalu, saat Piala Dunia 1982 yang digelar di Spanyol. Saat itu pun, Peru juga langsung tersisih di babak penyisihan.

Maka, tidak heran pertandingan dua negara ini, memiliki gairah tidak setinggi tiga pertandingan lainnya. Namun, satu dari dua tim yang sebenarnya di awal turnamen tidak dijagokan ini akan mentas di babak semi final. Yang bisa saja akan menjadi kuda hitam di turnamen kali ini.
Pertandingan yang akan digelar pada Kamis (25/6) waktu setempat di Estadio Municipal German Becker, Temuco ini diharapkan berlangsung sengit. Labbola telah merangkum statistik kedua tim sepanjang babak penyisihan grup yang akan dijadikan acuan untuk memprediksi pertandingan ini. Berikut analisisnya.

Masalah di dua lini yang berbeda

Bolivia lolos ke babak perempat final ini sebenarnya secara tidak begitu meyakinkan. Anak asuhan Mauricio Soria ini lolos setelah sukses mengumpulkan empat angka, hasil sekali menang, sekali seri dan sekali kalah.

Di dua pertandingan awal, saat menahan imbang Meksiko dan menang atas Ekuador, Bolivia tampak meyakinkan, meski secara penguasaan permainan di lapangan mereka masih terlihat inferior ketimbang dua tim tersebut. Jika dirata-rata pada dua pertandingan tersebut Bolivia hanya sanggup menguasai bola dengan persentase 40%. Hal ini mengindikasikan bahwa Bolivia bukan tim yang terlihat kuat dalam memegang bola.

Namun, masalah Bolivia mulai terlihat saat pertandingan terakhir di grup, kala mereka bersua tuan rumah, Chile. Bolivia dilumat dengan skor telak 0-5. Dapat dikatakan, Bolivia cukup beruntung karena di saat bersamaan, Meksiko juga takluk atas Ekuador, yang membuat Bolivia bisa dengan nyaman lolos ke babak perempat final.

Pada pertandingan melawan Chile, pertahanan Bolivia bermain buruk. Pertahanan disiplin yang telah mereka tunjukkan saat melawan Ekuador seakan tidak tampak. Saat melawan Ekuador, Bolivia bahkan mampu melakukan 60 sapuan, namun saat melawan Chili, jumlah sapuan terjadi penurunan yang sangat tajam, para pemain Bolivia hanya sanggup melakukan 9 kali sapuan.

Penampilan kiper mereka, Romel Quinonez yang bermain baik saat bersua Ekuador, dengan melakukan delapan penyelamatan, seolah kehilangan sentuhannya saat melawan Chile. Quinonez hanya melakukan sekali penyelamatan saat mereka bersua dengan Arturo Vidal dkk.

Jika masalah Bolivia adalah di lini belakang yang tidak konsisten, masalah Peru ada di lini yang berbeda. Peru lolos ke babak ini pun setelah mengumpulkan angka yang sama dengan yang dikumpulkan Bolivia, empat angka. Namun, hal yang menjadi kendala Peru adalah, lini depan yang tumpul. Sejauh ini, Peru baru dua kali mencetak gol. Angka itu menjadikan Peru sebagai perempat finalis dengan rekor gol tersedikit kedua, setelah Kolombia, yang hanya mampu mencetak satu gol sejauh ini.

Tumpulnya lini depan Peru bisa dilihat, dari persentase mereka mengkoversi peluang. Peru hanya mampu mengkonversi 35% dari seluruh tembakan mereka yang tepat sasaran, atau dari 27 kali jumlah tembakan yang dilakukan Peru sejauh ini, hanya lima yang tepat sasaran.

Masalah pada lini serangnya, harus segera bisa diatasi oleh pelatih Ricardo Gareca. Mengingat, lini pertahanan Bolivia yang sedang rapuh sehabis dipermak oleh Chile yang bisa menjadi titik lemah untuk dieksplorasi. Selain itu, nama besar dan berpengalaman yang mengisi lini depan Peru seperti, Claudio Pizzaro, Jefferson Farfan dan Paulo Guerero seharusnya bisa dimaksimalkan oleh Gareca untuk merebut tiket semifinal.

Head To Head: Peru Masih Unggul

Secara keseluruhan, pertemuan dua tim ini dikuasai oleh Peru. Dari 48 kali pertemuan kedua negara di ajang resmi sejak tahun 1927, negara beribukota Limia ini, unggul 22 kali atas Bolivia, dan kalah 14 kali serta sisanya berakhir imbang.

Pertemuan pertama kedua tim terjadi di ajang Copa America pada tanggal 13 November 1927. Pertandingan tersebut dimenangkan oleh Peru 3-2.

Sementara, pertemuan di ajang Copa America, pertandingan nanti adalah pertemuan ke-15 kedua tim di ajang ini. Dari 14 pertemuan sebelumnya, Peru unggul setengahnya, dengan tujuh kali kemenangan, dan Bolivia hanya sanggup unggul tiga kali dan empat pertandingan berakhir sama kuat.

Pertemuan terakhir kedua tim adalah saat Kualifikasi Piala Dunia 2014, 15 Oktober 2013 lalu di Lima. Saat itu pertandingan berakhir sama kuat 1-1. Sedangkan, pertemuan terakhir kedua tim di ajang Copa America, terjadi pada gelaran Copa America 2007 yang digelar di Venezuela, saat itu pertandingan berakhir 2-2.

Sedangkan, pertandingan dengan jumlah gol terbesar, terjadi 21 Februari 1973 di ajang Bolivarian Games. Saat itu, Bolivia dicukur oleh Peru dengan skor telak 2-6. Pertandingan dengan total delapan gol tersebut menjadikannya sebagai pertemuan dengan skor paling ramai di antara kedua tim.

Kemenangan terbesar Peru atas Bolivia juga terjadi di ajang Bolivarian Games di tahun yang sama, berselang dua hari, tanggal 23 Februari 1973, Bolivia kembali dicukur oleh Peru, kali ini dengan skor 0-6. Sedangkan kemenangan terbesar Bolivia atas Peru terjadi pada Kualifikasi Piala Dunia 2010, saat itu pertandingan yang digelar tanggal 11 Oktober 2008 di La Paz itu, dimenangkan oleh tuan rumah dengan skor 3-0.

Pemain kunci Bolivia: Marcelo Martins Moreno

Salah satu pemain kunci Bolivia di turnamen ini adalah Marcelo Martins Moreno, penyerang Changcun Yatai ini, memang bukan penyerang yang sering membikin peluang di depan gawang selama gelaran Copa America tahun ini. Terlepas dari lemahnya lini tengah Bolivia dalam menguasai bola.

Namun, Moreno menunjukkan bahwa dia adalah seorang striker yang cukup berbahaya jika dibiarkan mendapatkan peluang. Moreno memiliki akurasi tembakan yang relatif baik. Sepanjang tiga pertandingan Bolivia di babak penyisihan, Moreno mencatatkan 67% akurasi tembakan, artinya dari total lima tembakan yang dilakukannya, tiga di antaranya sukses menuju sasaran. Bahkan, saat pertandingan melawan Ekuador, Moreno hanya memiliki kesempatan sekali melakukan tembakan sepanjang pertandingan, namun satu-satunya tembakan itu sukses menjadi gol.

Statistik telah berbicara bahwa Moreno bukanlah striker sembarangan. Jika, para pemain bertahan Peru tidak melakukan penjagaan yang ketat terhadapnya, bukan tidak mungkin Moreno bisa membobol gawang Pedro Gallese.

Pemain Kunci Peru: Christian Cueva

Sepanjang turnamen ini, belum ada pemain Peru yang cukup menonjol. Tapi jika boleh menyebut nama, Christian Cueva adalah salah satu pemain yang berkontribusi bagus dalam perjalanan Peru hingga perempat final ini.

Eks-pemain Rayo Vallecano ini sudah mencatatkan satu gol di turnamen ini, saat Peru bertemu Brasil di pertandingan pertama. Saat melawan Brasil, kontribusi Cueva sangat baik bagi lini serang Peru. Beroperasi di sayap kiri, Cueva sukses mencatatkan dua dari tiga tembakan sasaran pemain Peru saat melawan Brasil, meski pada pertandingan itu Cueva belum mampu membantu Peru mengalahkan Brasil.

Cueva pun juga menjadi salah satu pemain dengan rataan umpan sukses tertinggi di turnamen ini. Sejauh ini, dari tiga pertandingan yang telah dijalaninya, Cueva melakukan 93% umpan sukses.

Keberadaan Cueva jelas akan menjadi ancaman bagi Bolivia. Terlebih bagi pertahanan sebelah kanan Bolivia, yang harus bersiaga dalam mengawal pergerakan pemain Alianza Lima ini.

Prediksi jalannya pertandingan

Jika menengok pada aspek statistik, pertandingan Bolivia vs Peru akan dikuasai oleh Peru, karena lini tengah Bolivia yang lebih suka menunggu ketimbang memegang bola. Rata-rata penguasaan bola sejauh ini memperlihat Peru unggul atas Bolivia, 50% berbanding 41%. Bahkan, Peru sendiri saat menghadapi tim dengan kedalaman skuat di bawah mereka, sebut saja Venezuela, mereka mampu menguasai bola hingga 68%.

Namun, serangan balik Bolivia bisa saja membahaykan Peru. Efisiensi serangan, serta faktor Marcelo Moreno di lini depan Bolivia bisa menjadi pembeda.

Jika masalah Peru soal tumpulnya lini depan belum teratasi, mungkin saja nanti kita akan melihat pertandingan minim gol. Namun jika, itu bisa diatasi, bukan tidak mungkin Peru bisa memenangkan pertandingan ini dan merebut tiket menuju semifinal.

Statistik Lab Bola:

 

Baca Juga:

Rekor Pelanggaran dan Kartu Kuning di Copa America 2015

Kalahkan Juara Bertahan, Pelatih Cile : Ini Momen Berharga !

Peringkat Fucile dan Cavani di Cile vs Uruguay Terendah!

Video Populer

Foto Populer