Bola.com, Concepcion - Copa America 2015 sudah mendekati penghujung. Publik tentu berharap akan ada sebuah klimaks di partai puncak yang akan diadakan di Estadio Nacional, Santiago, Cile pada 4 Juli 2015.
Satu tiket final berhasil diamankan tuan rumah, Cile usai membungkam Peru dengan skor 2-1 di Estadio Nacional, Selasa (30/6/2015) pagi WIB. Kini, satu tempat di partai puncak bakal diperebutkan Argentina dan Paraguay.
Advertisement
Laga Argentina kontra Paraguay yang dihelat di Estadio Municipal de Concepcion, Rabu (7/1/2015) pagi WIB, diprediksi akan berjalan menarik, dan bisa jadi menegangkan seperti laga-laga Copa America sebelumnya.
Meski begitu, Argentina difavoritkan memenangi partai ini, bukan hanya karena keberadaan Lionel Messi tapi juga sosok Gerardo Martino, yang pernah menangani Paraguay selama lima tahun. Rekor pertemuan kedua tim juga menunjukan jika Argentina lebih superior.
Dari 58 pertemuan yang sudah terjadi sejak tahun 1919, Argentina memenangankan 30 pertandingan, 15 pertemuan lain dimenangkan oleh Paraguay dan sisanya berakhir imbang. Akan tetapi, segala sesuatu bisa saja terjadi, buktinya tim sekuat Brasil sukses disingkirkan Paraguay.
Argentina mencoba menuntaskan misi
Misi besar tidak hanya diusung oleh Messi, sebagai salah satu pemain terbaik dunia saat ini. Dirinya seringkali disebut tidak bisa memberikan sesuatu yang hebat untuk tim nasional Argentina seperti yang dia lalukan bersama Barcelona.
Akan tetapi, misi besar juga dicanangkan secara kolektif oleh La Albiceleste -- julukan Argentina-- untuk meraih gelar yang terakhir kali didapat pada 22 tahun lalu.
Argentina juga kering gol pada gelaran kali ini. Mereka hanya berhasil mencetak empat gol, meskipun sudah melakukan sepakan sebanyak 66 kali hingga perempat final, atau lebih tepatnya 16,5 sepakan dalam setiap pertandingan.
Ditambah catatan lain, rata-rata sepakan akurat penggawa tim Tango sebesar 53,9% dengan rincian enam sepakan ke arah gawang per pertandingan. Dengan visi bermain Gerardo Martino yang lebih mengutamakan penguasaan bola, jumlah operan tim peraih dua gelar Piala Dunia ini meningkat drastis.
Dalam gelaran kali ini, Argentina mampu melepas 2157 operan di mana 1986 di antaranya menemui sasaran. Dengan kata lain 539,3 operan dalam setiap pertandingan dengan rata-rata kesuksesan 91,7%.
Lionel Messi masih jadi pemain paling penting bagi Argentina
Setelah membawa Barcelona meraih gelar Liga Champions yang kelima pada Mei lalu, Messi terus saja mendapat kritikan karena performanya bersama Argentina tidak sebaik yang ia tunjukan di Barca.
Pada turnamen kali ini saja, La Pulga baru mencetak satu gol, padahal dirinya menjadi kandidat kuat pencetak gol terbanyak. Perbedaan peran didapatkanya di timnas Argentina ini. Dirinya bukan menjadi ujung tombak akan tetapi menjadi poros penyerangan tim.
Terlihat dari akurasi operan sukses Lionel Messi hingga perempat final menyentuh angka 90,9%, dan peran ini juga membuat Messi justru bisa jadi keluar sebagai senjata rahasia.
Ketika lini pertahanan sibuk mengawal Higuain atau Aguero, Messi akan merangsek masuk dari lini kedua untuk membombardir pertahanan lawan.
Paraguay berharap meneruskan kejutan
Paraguay yang diasuh oleh Ramon Diaz secara mengejutkan lolos ke perdelapan final dengan menempati peringkat dua Grup B, yang juga memaksa Uruguay kala itu harus lolos dengan status peringkat tiga terbaik.
Kejutan pertama jelas ketika mereka menahan imbang Argentina di babak penyisihan grup dengan skor 2-2. Strategi yang diusung oleh pelatih berjuluk El Pelado atau si Botak ini adalah bertahan dengan disiplin dan serangan balik cepat.
Strategi ini dipilih untuk mengatasi lini serang eksplosif milik tim tim lawan. Terbukti Roque Santa Cruz dan kawan kawan berhasil mencatatkan 70% kesuksesan tekel hingga perempatfinal lalu, ditambah total 47 intersep dan 98 sapuan dilakukan oleh lini pertahanan Paraguay yang digalang Paulo Da Silva dan Pablo Aguilar.
Bertumpu pada pergerakan Nelson Haedo Valdez
Bersama dengan Raul Bobadilla, Valdez merupakan generasi penerus lini serang Paraguay yang saat ini masih dipercayakan kepada Roque Santa Cruz. Pemain yang malang melintang di Eropa ini sangat cocok dengan strategi serangan balik Ramon Diaz.
Penguasaan bola yang baik dan penempatan posisi menjadi senjata utama Valdez. Peran mantan pemain Borussia Dortmund ini hampir serupa dengan yang dijalankan Leo Messi di Argentina.
Ketika para pemain belakang terkonsentrasi untuk mengawal Santa Cruz, Valdez akan masuk ke area pertahanan untuk membuat peluang. Karena strategi ini pula, catatan operan sukses Valdez cukup tinggi yaitu 91%.
Argentina jelas lebih diunggulkan melihat materi pemain yang dimiliki oleh Gerardo Martino lebih menawan. Tapi, kenyataan Lionel Messi dkk. belum bermain sebaik yang diharapkan tentu memberi peluang bagi Paraguay untuk bisa mencuri kemenangan dan melenggang ke final.
Prediksi tim Labbola
Melalui perhitungan matematis berdasarkan beberapa parameter statistik kedua tim selama pegelaran Copa America 2015, tim analis Labbola memprediksikan Argentina lah yang akan lolos ke partai puncak dengan persentase kemungkinan sebesar 57%. Kendati demikian, Paraguay masih memiliki peluang untuk maju ke final dengan persentase kemungkinan sebesar 43%.
Baca Juga:
Copa America 2015: Peru Adalah Lawan Tertangguh Cile