Bola.com, Turin - Hengkangnya Arturo Vidal ke Bayern Munchen menjadi tanda tanya bagi penggemar sepak bola khususnya suporter Bianconeri. Aksi kepak koper yang dilakukan gelandang asal Cile itu dilakukan pasca Andrea Pirlo dan Carlos Tevez melakukan hal yang sama, lantas apakah manajemen Si Nyonya Tua sudah kehilangan akal?
Jika bisa mengerucutkan tiga orang paling berperan dalam kesuksesan Juventus dalam bebeapa tahun terakhir, maka nama Pirlo, Vidal dan Tevez sah-sah saja disebut masuk kategori tersebut. Carlos Tevez memberikan darah baru dalam lini serang Lavecchia Signora yang sempat angot-angotan, di belakangnya ada Andrea Pirlo yang mengorkestra permainan agar menjadi sebuah tontonan yang indah. Di sisi lain, Arturo Vidal menghadirkan warna petarung yang sangat identik dengan grinta (semangat) yang digembor-gemborkan Juventus.
Advertisement
Gaya bermainnya yang lugas, tak takut intimidasi lawan membuat jebolan akademi Colo-Colo itu dengan mudah merenggut hati suporter. Tak ayal julukan Il Guerriero alias petarung melekat di sosoknya. Karakter seperti ini memang sudah hilang cukup lama di tubuh Juventus. Terakhir kali pemain seperti itu adalah Edgar Davids yang berjuang di Turin selama tujuh tahun dari 1997-2004.Meski setelah itu ada pemain dengan "atribut sama" di tubuh Felipe Melo atau Tiago Mendes, tapi marilah kita tak perhitungkan karena mereka lebih banyak menjadi bahan bercandaan suporter sendiri ketimbang memberi kesuksesan di lapangan hijau.
Lantas dengan perginya Vidal, apakah itu akan memberikan dampak tersendiri? Tentu saja. Menurut data dari yang dilansir Squawka Football, tak ada gelandang lain yang bisa mencetak lebih banyak gol (28) dalam tiga tahun terakhir ketimbang Arturo Vidal. Namun menurut Bola.com, ada beberapa faktor yang membuat keputusan manajemen Juventus melepasnya ke Bayern Muenchen adalah tindakan yang masuk akal.
Hubungan renggang Juventus dengan mantan gelandang box to box Bayer Leverkusen itu sebenarnya sudah mulai retak dari tahun lalu. Semua bermula ketika Vidal terlihat keluar sembari mabuk dari sebuah bar di Italia jelang menghadapi AS Roma Oktober silam. Setelah tindakan yang tidak profesional itu, CEO Juventus yakni Giuseppe Marotta mengatakan:
"Vidal adalah tipikal pemain dari Amerika Selatan Sejarah sepak bola penuh diisi dengan cerita-cerita seperti ini. Mantan pemai Juventus yakni Omar Sivori juga seperti itu, sama halnya dengan ex Inter Milan, Antonio Angelillo dan masih banyak lagi."
"Pemain dari Amerika Selatan memang seperti itu, mereka hidup di dunianya sendiri. Mereka punya cara untuk merayakan sesuatu dan menikmati momen yang ada. Kami hanya bisa menjaga dia agar tak keterlaluan dan mengontrolnya. Dilihat dari sudut pandang sepak bola, kami tak bisa mengatakan apa-apa. Denda sebesar 100 ribu euro? Mungkin itu tak akan cukup," jelas Marotta kepada Daily Mail.
Tak hanya itu, darah Amerika Selatan yang mengalir dalam dirinya kerap membuatnya melakukan tindakan yang merugikan tim. Untuk itu mari kita sedikit menggeser timetable kita ke pertengahan bulan Juni. Sebuah foto yang memperlihatkan mobil Ferrari mengalami kerusakan berat pada bagian kiri depan. Ternyata pengemudinya adalah Vidal bersama istrinya yang mengemudi sembari terpengaruh alkohol.
Tak hanya keliaran Vidal yang cukup sulit untuk dijinakkan, tapi pelepasan Vidal juga masuk logika karena dia sudah tak sebergairah dulu. Saat tiba di Turin, Vidal menggebu-gebu dan namanya pun kian menjulang. Namun saat sudah mereguk berbagai gelar, Vidal sekarang bukan lagi Vidal yang dulu. Ini masalah motivasi. Setelah empat Scudetto berturut-turut, sang pemain mulai kehilangan motivasi. Belum lagi, trofi yang diidam-idamkannya yakni Liga Champions meleset lantaran Bianconeri takluk dari Barcelona di partai pamungkas.
Berbicara pertama kali saat mengenakan kostum Bayern Munchen, dia menyebut kalau Si Kuping Besar merupakan target utamanya di Allianz Arena. Bisa jadi pemain Cile itu sadar bahwa keberuntungan Juventus di Liga Champions sudah habis. Pindah ke klub yang berpotensi lebih besar memenangkannya menjadi pilihan yang bijak.
"Saya ingin mengembangkan diri lebih jauh sebagai pemain dan memenangkan gelar seperti Liga Champgions. Kemungkinan terbesar untuk mendapatkan trofi tersebut adalah di Bayern," kata Vidal dikutip dari situs resmi FIFA.
Bergeser soal masalah fisik, Vidal juga sudah beberapa kali dihantam cedera. Ini menyebabkan dia kerap kali tampil di performa maksimalnya di berbagai fase penting kompetisi dan dengan biaya 40 juta euro jelas Bayern tak ingin masalah sejenis terjadi di timnya. Pemain setinggi 180 cm itu sudah cedera lima kali, di lutut, otot kaki, hamstring dan juga paling parah putus engkel ligamen tujuh tahun silam.
Dilepasnya Sang Prajurit disaat Pirlo dan Tevez sudah pergi memang bisa dibilang sebuah tindakan gila bagi Juventus. Sebenarnya tak hanya mereka saja yang memberikan pengaruh di ruang ganti pemain. Namun Juve juga melepas pemain dengan kepemimpinan alami macam Simone Pepe dan juga Marco Storari. Artinya hanya akan tersisa Buffon, Chiellini dan Marchisio saja yang bisa berperan sebagai senior.
Tindakan tak waras ini memang sebuah keputusan yang memang harus diambil cepat atau lambat oleh juara bertahan Serie A musim lalu itu. Masih ingat bagaimana Internazionale yang belum bisa move on pasca meraih treble di musim 2009-2011? Atau masih ingatkah anda ketika Marcello Lippi dengan keras kepala mempertahankan skuat yang mengantarkan Italia merengkuh Piala Dunia 2006?
Meminjam kata-kata Bill Tilden, seorang petenis Amerika Serikat yang berkata "Jangan mengubah tim yang merengkuh kemenangan," logikanya memang seperti itu, tapi hasil yang berbicara di lapangan justru sebaliknya. Saya jadi ingat perkataan pelatih legendaris Rumania, Mircea Lucescu saat berbicara dalam konferensi pers di Liga Champions jelang melawan Bayern Munchen.
"Bayern punya banyak pemain top. Secara skuat, mereka tim terkuat di Eropa dalam masa sekarang. Namun dalam sepak bola, logika tak selamanya membawa anda meraih kemenangan, semuanya bisa terjadi di lapangan."
Memandang soal transfer Arturo Vidal ke Bayern Munchen memang membutuhkan penggunaan perspektif logika yang tak biasa. Sekarang, tergantung Anda yang menentukan apakah keputusan ini waras bagi Bayern atau justru waras bagi Juventus?
Baca juga :
4 Momen yang Bikin Fans Juventus Bakal Merindukan Arturo Vidal
Video Perpisahan Juventus untuk Arturo Vidal
Bayern Dapatkan Vidal, Anda Tahu Fakta Menarik Tentangnya?