Bola.com, Abyei - Para perempuan dilarang bermain sepak bola di Akademi Sepak Bola Abyei, Sudan. Larangan tersebut dibuat karena ada keluhan dari para orangtua dari peserta akademi itu, khususnya untuk pemain perempuan.
Pelatih Akademi Sepak Bola Abyei, Arop Monytoch, dikabarkan terpaksa merelakan para peserta perempuan tidak bisa berlatih lagi. Arop berharap bisa membujuk para orangtua untuk mengizinkan anak-anaknya bermain sepak bola.
Baca Juga
5 Pemain Paling Bergelimang Trofi Individu: Lionel Messi Jauh Tinggalkan Cristiano Ronaldo
6 Pemain Bintang yang Sebenarnya Tidak Terlalu Suka Sepak Bola: Ronaldinho Bahkan Tak Betah Nonton 90 Menit
7 Cerita Bocornya Rahasia Ruang Ganti yang Paling Fenomenal: Ralf Rangnick dan Jose Mourinho Pernah Merasakannya
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, salah satu murid, Mary John (15 tahun), sedih dengan keputusan dari pihak akademi. Mary ingin terus bermain sepak bola demi menjaga kebugaran tubuhnya.
Keinginan Mary tidak disambut positif Christine Justin Deng, ibu dari salah satu peserta. Christine takut jika nantinya para perempuan tidak lagi mengerjakan pekerjaan di rumah.
Selain itu, Christine merasa anaknya bisa terlibat pergaulan buruk dengan teman-temannya di akademi tersebut. Hal itulah yang menjadi alasan utama para orangtua dari peserta perempuan.
Namun, Manajer Eksekutif Pemberdayaan Wanita di Abyei, Tabitha Chol Menyiel, tidak mendukung keinginan para orangtua. Menurut Tabitha, hal ini merupakan suatu bentuk diskriminasi terhadap kaum hawa.
"Jika anak laki-laki diperbolehkan bermain sepak bola, maka anak perempuan juga seharusnya bisa bermain sepak bola," kata Tabitha.
Akademi Sepak Bola Abyei didirikan pada Januari 2015. Akademi itu memiliki sekitar 200 peserta berusia 8 hingga 16 tahun, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dengan larangan itu, dipastikan akademi tersebut akan kehilangan sekitar 50 perempuan yang menimba ilmu bermain sepak bola.
Sumber: Radiotamazuj