Bola.com — Bagi legenda tim nasional Cekoslovakia, Antonin Panenka, Piala Eropa 1976 adalah momen yang istimewa. Berkat kecerdikannya dalam mengeksekusi penalti, Cekoslovakia mampu tampil sebagai juara setelah mengalahkan juara bertahan, Jerman Barat, di Crvena Zvezda Stadium, Belgrade.
Advertisement
Baca Juga
Piala Eropa 1976 menjadi turnamen terakhir dengan format empat besar yang dipakai pada empat perhelatan sebelumnya. Total sebanyak 32 negara ikut serta pada babak kualifikasi yang dibagi dalam delapan grup.
Tim-tim yang lolos ke perempat final tetap menjalani pertandingan dengan sistem kandang-tandang. Yugoslavia dipilih menjadi tuan rumah setelah sukses melaju ke semifinal bersama Cekoslovakia, Belanda, dan Jerman Barat. Pertandingan antara keempat tim itu pun berlangsung seru.
Berstatus tuan rumah, Yugoslavia mampu memberikan perlawanan saat menghadapi Jerman Barat. Bahkan, Belgrade nyaris menjadi kuburan bagi Jerman Barat setelah sempat tertinggal dua gol lebih dulu pada babak pertama melalui torehan Danilo Popivoda dan Dragan Dzajic.
Selepas turun minum, Jerman Barat memasukkan dua pemain pengganti, Dieter Muller dan Heinz Flohe. Pergantian itu pun berbuah manis karena Muller dan Flohe mampu mencetak gol untuk menyamakan kedudukan menjadi 2-2 sekaligus memaksa Yugoslavia memainkan babak perpanjangan waktu.
Pada babak tersebut, Jerman Barat perlu berterima kasih kepada Muller. Dia mencetak gol pada menit ke-115 dan 199 untuk memastikan kemenangan 4-2 skuat Der Panzer.
Sementara itu, pada semifinal lainnya, Cekoslovakia menghadapi Belanda yang menjadi calon kuat juara. Maklum, pada dua tahun sebelumnya mereka tampil gemilang di Piala Dunia 1974. Meski kalah pada final oleh Jerman Barat, Belanda dianggap membawa gaya sepak bola baru, Total Football.
Namun, keberhasilan Cekoslovakia melangkah ke final tidak terlepas dari cara mereka meminimalisasi peran Johan Cruyff dan Wim van Henegem yang menjadi tumpuan Belanda. Pertandingan pun berjalan dengan tempo tinggi sejak menit awal.
Cekoslovakia mampu unggul terlebih dulu berkat gol yang diciptakan Anton Ondrus pada menit ke-19 setelah berhasil memanfaatkan umpan Panenka. Namun, pada menit ke-60, Cekoslovakia harus bertanding dengan 10 pemain setelah Jaroslav Pollak menerima kartu kuning kedua.
Pada menit ke-73, pendukung Belanda bersorak setelah Ondrus mencetak gol bunuh sehingga skor berubah menjadi 1-1. Akan tetapi, tiga menit berselang, mereka juga harus bertanding dengan 10 pemain setelah Johan Neeskens juga menerima kartu merah pada menit ke-76.
Ambisi Belanda untuk menang semakin sulit karena Wim van Hanegem menerima kartu merah pada babak perpanjangan waktu. Alhasil, hal tersebut mampu dimanfaatkan Cekoslovakia yang sukses mencetak dua gol tambahan melalui Frantisek Vesely dan Veseley pada menit ke-91 dan 106.
Pada partai final, 20 Juni 1976, Cekoslovakia juga tampil impresif. Meski menghadapi sang juara bertahan, skuat asuhan Vaclav Jezek itu mampu mengimbangi permainan cepat Jerman Barat. Bahkan, mereka mampu unggul hanya dalam kurun waktu delapan menit berkat torehan Jan Svehlik.
Karol Dobias kemudian menggandakan keunggulan Cekoslovakia pada menit ke-25. Namun, tiga menit berselang, Jerman Barat mampu mengubah skor menjadi 1-2 melalui gol tendangan voli akrobatik, Sepp Muller. Jerman Barat berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-89 melalui gol Bernd Holzenbein.
Skor 2-2 tetap bertahan hingga akhir babak perpanjangan waktu. Drama adu penalti pun memunculkan ketegangan luar biasa saat penendang keempat Jerman Barat, Uli Hoeness, gagal mengeksekusi penalti. Jika Panenka, yang menjadi eksekutor kelima berhasil menyarangkan bola, Cekoslovakia juara.
Panenka pun mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Penalti yang dieksekusinya pun menjadi bahan pembicaraan. Meski dalam tensi tinggi, Panenka dengan sangat tenang mengecoh kiper Sepp Maier. Melihat kiper akan bergerak ke kiri, Panenka mencungkil bola ke arah tengah.
Panenka mengungkapkan, cara unik menendang penalti itu sering dilakukannya seusai menjalani sesi latihan bersama kiper Zdenek Hruska, rekannya di Bohemians Prague. Bahkan, dia mengaku sering bertaruh coklat dan segelas bir dalam sesi latihan khusus tersebut.
"Sehabis setiap sesi latihan, saya tidak pulang bersama Hruska. Kami latihan penalti. Saya memutuskan lebih muda berpura-pura menembak bola ke pojok gawang, tetapi kemudian mencungkil bola itu ke tengah gawang," kenang Panenka.
Sumber: UEFA, BBC