Bola.com — Dalam sepak bola segalanya bisa terjadi dan karena itu jangan pernah berhenti bermimpi. Salah satu bukti lihatlah perjalanan tim nasional Denmark pada Piala Eropa 1992. Meski berstatus sebagai tim hiburan, mereka tampil luar biasa sehingga dapat menggelar pesta di Swedia.
Advertisement
Baca Juga
Denmark sebenarnya tidak lolos ke putaran final karena hanya berstatus sebagai runner-up pada babak kualifikasi. Namun, Denmark mendapatkan kesempatan tampil di Swedia karena Yugoslavia didiskualifikasi setelah terkena sanksi PBB terkait perang Yugoslavia yang berlangsung sejak 1991.
Peter Schmeichel dan kawan-kawan kemudian menempati Grup I bersama tuan rumah Swedia, Prancis, dan Inggris. Pada putaran grup tersebut, Denmark menjadi mengamankan tiket ke babak empat besar setelah menjadi runner-up, sementara status juara grup diraih Swedia.
Sementara itu, juara bertahan Belanda keluar sebagai juara Grup II, ditemani Jerman yang finis di urutan kedua. Awalnya, Belanda diprediksi bakal menang mudah atas Denmark untuk melangkah ke partai final.
Namun, prediksi itu ternyata salah. Bahkan, saat laga baru berjalan lima menit, Denmark mampu unggul lebih dulu melalui gol Henrik Larsen. Setelah skor berhasil disamakan Dennis Bergkamp pada menit ke-23, Larsen kembali membuat pendukung Belanda terdiam setelah mencetak gol kedua (33').
Kembali tertinggal, Belanda terus mengurung pertahanan Denmark. Upaya mereka akhinrya membuahkan hasil setelah Frank Rijkaard membobol gawang Schmeichel empat menit sebelum laga berakhir. Adu penalti pun dilakukan setelah skor 2-2 tetap bertahan hingga 120 menit.
Pada babak tersebut, dewi fortuna kembali berada di pihak Denmark. Van Basten, yang merupakan aktor di balik kesuksesan Belanda meraih gelar Piala Eropa 1988, melakukan kesalahan saat mengeksekusi penalti. Dia pun menjadi satu-satunya eksekutor Belanda yang gagal menjalankan tugas dengan baik.
Begitu Kim Christofte, yang menjadi eksekutor terakhir Denmark sukses menceploskan bola, stadion Ullevi, Gothenburg, langsung bergemuruh. Para suporter Belanda tampak tak bisa menahan kecewa karena timnya gagal mempertahankan gelar setelah kalah 4-5 lewat adu penalti.
Laga final kemudian bagai David yang menantang Goliath, karena Denmark kembali menantang raksasa Eropa, Jerman. Namun, tak disangka, dengan mengandalkan pertahanan kuat serta permainan counter-attack, pelatih Richard Moller-Nielsen, sukses membawa Denmark untuk kali pertama menjadi juara.
Tak tanggung-tanggung, Jerman seakan dibuat tak berdaya setelah dihajar dua gol tanpa balas berkat torehan John Jensen dan Kim Vilfort. Kesuksesan itu pada akhirnya membuat Denmark mendapat julukan "Tim Dinamit" karena mampu meluluhlantakkan tim-tim raksasa Eropa.
Schmeichel menjadi sorotan publik sepak bola karena tampil impresif saat menjaga gawang Denmark sepanjang turnamen. Kala itu, dia sudah setahun bergabung dengan Manchester United.
"Itu (keberhasilan Denmark menjuarai Piala Eropa 1992) sangat dan benar-benar luar biasa. Pada saat itu Anda hanya bisa berpikir, "Ya Tuhan, kami ternyata benar-benar bisa melakukan hal ini. Ini bukanlah mimpi," kenang Schmeichel.
Sumber: UEFA