Bola.com — Republik Irlandia bukanlah negara yang memiliki sejarah apik di dunia sepak bola internasional. Mereka tercatat hanya tiga kali ikut serta dalam gelaran Piala Eropa yang sudah berlangsung sebanyak 15 kali sejak pertama kali dimulai pada 1960.
Advertisement
Baca Juga
Masa kejayaan sepak bola Irlandia terjadi saat ditangani Jack Charlton pada 1986. Charlton merupakan salah satu pelatih terbaik asal Inggris, yang juga menjadi bagian skuat The Three Lions pada saat menjuarai Piala Dunia pada 1966.
Tangan dingin Charlton langsung berimbas pada performa Irlandia. Terbukti ketika mereka berhasil menjuarai turnamen Segitiga Islandia dengan mengalahkan Islandia dan Cekoslowakia.
Di bawah asuhan Charlton, Irlandia juga berhasil untuk pertama kalinya menembus ajang Piala Eropa pada 1988. Demikian halnya saat The Green Army—julukan timnas Irlandia—menembus dua gelaran Piala Dunia pada 1990 dan 1994.
Tak hanya itu, di ajang Piala Dunia 1990, Irlandia pun menembus babak perempat final. Tiga tahun kemudian, Irlandia untuk kali pertama bertengger di posisi keenam ranking FIFA.
Namun, setelah Charlton mundur dan digantikan oleh Mick McCarthy pada 1996, prestasi Irlandia langsung merosot dengan satu kali gagal menembus Piala Dunia dan dua kali tak ikut serta di ajang Piala Eropa 1996 dan 2000.
Meski begitu, Irlandia sempat bangkit saat ditangani pelatih legenderasi Italia, Giovanni Trapatoni pada 2008. Trapatoni nyaris saja membawa timnya berlaga pada ajang Piala Dunia 2010 andai tidak digagalkan dengan gol kontroversial Thierry Henry pada babak play-off.
Dua tahun berselang, Trapatoni berhasil membawa Irlandia lolos ke putaran final Piala Eropa 2012 di Polandia dan Ukraina setelah menyudahi babak kualifikasi di peringkat kedua Grup C.
Sejak jabatan pelatih dipegang Martin O'Neill, permainan Irlandia terus membaik. Mereka pun berhasil lolos ke Piala Eropa di Prancis, meski harus menjalani beberapa pertandingan sulit pada babak kualifikasi.
Irlandia tergabung di Grup D bersama Georgia, Jerman, Gibralatar, Polandia, dan Skotlandia. Namun, meski mampu menekuk Gibraltar 7-0, dan juara dunia, Jerman, 1-0, Irlandia hanya dapat finis di posisi ketiga.
Itu berarti, Irlandia harus melalui babak play-off jika ingin meraih satu tiket berlaga di Prancis pada 10 Juni hingga 10 Juli mendatang. Bosnia dan Hergezovina menjadi lawan pada babak “hidup-mati”.
Mengawali pertandingan leg pertama dengan skor 1-1 di markas Bosnia, Irlandia memiliki peluang besar lolos karena hanya membutuhkan hasil imbang tanpa gol pada leg kedua. Namun, nyatanya, mereka tampil apik dengan menang dua kosong tanpa balas di kandang sendiri.
Pada putaran final Piala Eropa 2016, Irlandia menempati Grup E bersama Belgia, Swedia, dan Italia. Zlatan Ibrahimovic dan kawan-kawan akan menjadi penantang pertama Irlandia, pada laga perdana, di Stade de France, 13 Juni mendatang.
Bintang:
Robbie Keane
Berbicara soal Republik Irlandia pasti akan menyinggung salah satu bomber berkualitas mereka, yakni Robbie Keane. Penyerang berusia 35 tahun tersebut dikenal dengan gaya bermain yang mengandalkan determinasi tinggi serta ketajaman mumpuni di depan gawang lawan.
Keane merupakan salah satu bagian generasi emas Irlandia muda. Di bawah asuhan Brian Kerr, dia berhasil membawa Irlandia menjuara kejuaraan U-16 dan U-18 UEFA pada 1998.
Berkat performa apiknya tersebut, Keane dipilih oleh Mick Mcarthy untuk menjadi bagian dalam skuat Irlandia di ajang Piala Dunia 2010. Turnamen empat tahunan yang digelar di Korea Selatan dan Jepang itu menjadi panggung besar untuk Keane setelah mencetak tiga gol dari empat pertandingan.
Keane pun semakin melegenda setelah berada di papan atas pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Irlandia dengan kemasan 67 gol. Dia mengalahkan catatan Niall Quinn yang sebelumnya menjadi penyerang tersubur Irlandia dengan 21 gol.
Tak hanya gol, Keane juga sukses menjadi pemain dengan jumlah caps terbanyak di Irlandia. Tercatat penyerang yang kini bermain untuk Los Angeles Galaxy itu telah mencatatkan total 143 caps dan melewati catatan Shay Given dengan 125 penampilan.
Pada ajang Kualifikasi Piala Eropa 2016, Keane kembali menunjukkan taji. Meski usianya tak lagi muda, dia memiliki peran besar setelah tercatat sebagai pencetak gol terbanyak bagi Irlandia.
Pelatih:
Martin O'Neill
Martin O'Neill ditunjuk sebagai Pelatih Irlandia pada 5 November 2013. Dia berkolaborasi dengan Roy Keane yang juga ditunjuk sebagai asisten pelatih Irlandia.
Tugas berat langsung dicanangkan jajaran manajemen Irlandia kepada O'Neill. Mantan pelatih Leicester City dan Aston Villa itu ditargetkan untuk membawa timnya lolos putaran final Piala Eropa 2016.
Tangan dingin O'Neill langsung terbukti saat membawa Irlandia menang 3-0 atas Latvia di Stadion Aviva pada 15 November 2013. Empat hari kemudian, dia gagal meraih poin penuh setelah Irlandia bermain imbang tanpa gol dengan Polandia.
Kekalahan pertama O'Neill sebagai pelatih Irlandia tercipta pada 5 Maret 2014, saat ditumbangkan 1-2 dari Serbia, pada laga persahabatan. Namun, kekalahan itu membuatnya berbenah sehingga Irlandia finis di posisi ketiga klasemen akhir Kualifikasi Piala Eropa 2016.
Pada babak play-off, O'Neill akhirnya berhasil meloloskan Irlandia ke putaran final setelah menang agregat 3-1 atas Bosnia. Di Prancis, Juni mendatang, tangan dingin O'Neill akan kembali diuji saat bersua Belgia, Italia, dan Swedia, di Grup E.
Legenda:
Johnny Giles
Michael John "Johnny" Giles merupakan salah satu gelandang terbaik kelahiran Republik Irlandia. Pria yang memiliki tinggi 170 cm ini mengawali karier dengan berlatih di akademi Manchester United pada 1956 hingga 1957.
Giles akhirnya mampu menembus skuat utama Setan Merah pada 1957. Keputusan MU memasukan nama Giles tak terlepas dari tragedi Munich Disaster yang mengakibatkan delapan orang pemain MU tewas dalam kecelakaan pesawat.
Ternyata, keputusan The Red Devils berbuah manis. Dia berhasil membawa MU menjuarai Piala FA pada 1962-1963. Satu kemudian, Giles memutuskan hijrah ke klub rival MU, Leeds United.
Bersama The Whites-lah, Giles merasakan puncak kariernya. 12 musim berkiprah dengan Leeds United, Giles meraih berbagai gelar bergengsi, antara lain dua gelar trofi Divisi Satu, satu gelar trofi Divisi Dua, Piala FA, Piala Liga Inggris, Charty Shield, serta Piala Inter Cities Fair.
Namun, berbeda dengan klub, karier Giles kurang bersinar bersama Irlandia. 20 tahun berseragam The Green Army—dia gagal membawa negaranya menembus gelaran Piala Eropa dan Piala Dunia satu pun.
Pada 1973, Giles memiliki tugas sebagai pemain sekaligus pelatih di timnas Irlandia. Akan tetapi, lagi-lagi, dia tidak mampu mengantarkan Irlandia menembus dua turnamen besar, Piala Eropa dan Piala Dunia.
Sumber: Berbagai sumber