Bola.com, Munchen - Bayern Munchen tampil impresif dari awal musim hingga Januari 2016. Kondisi tersebut sudah mulai berubah, karena mereka mulai menemui batu sandungan dalam beberapa laga terakhir. Rekor 17 kemenangan beruntun pada laga kandang harus terhenti saat bersua Mainz 05. Situasi ini mengundang beragam pertanyaan. Ada apa sebenarnya, Bayern?
Advertisement
Baca Juga
Saat menjamu Mainz di Allianz Arena, Kamis (3/3/2016) dini hari WIB, Bayern Munchen memulai laga dengan penampilan seperti biasa, yakni menguasai pertandingan. Dominasi tersebut berlangsung sepanjang pertandingan. Sayang, semua itu menguap begitu saja, padahal berbekal formasi 4-1-4-1, Die Roten menguasai 78 persen aliran bola di lapangan.
Fakta Bayern Munchen dominan di lapangan bisa terlihat dari apa yang disajikan Opta. Tuan rumah melepaskan 16 tembakan, enam di antaranya sasaran plus 88 persen umpan akurat. Sementara Mainz memperoleh tiga peluang bagus dari lima kesempatan, serta 57 persen umpan akurat.
Mainz 05 memberi pukulan telak pada tuan rumah, setelah mereka sukses berstatus pemenang berkat keunggulan 1-2. Jairo Samperio membuka keunggulan Mainz pada menit ke-26, sebelum disamakan Arjen Robben (64'). Sosok Jhon Cordoba tampil sebagai pahlawan tim tamu berkat gol empat menit sebelum laga usai.
"Duel ini mengindikasikan tidak mudah memenangkan trofi juara Bundesliga. Selamat kepada Mainz atas kemenangan ini," ujar pelatih Bayern Munchen, Josep Guardiola, seperti dilansir The Guardian.
"Pada babak kedua berjalan tidak mudah, dengan 10 pemain di area penalti mereka, tetapi kami punya cukup peluang untuk memenangkan pertandingan. Kami masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan demi mempertahankan gelar juara," lanjut Guardiola.
Tumbang di tangan Mainz 05 membuat catatan 17 kemenangan beruntun Bayern Munchen di seluruh ajang kompetisi yang dihelat di Allianz Arena harus terhenti. Sebelumnya, The Bavarians mampu mengalahkan AC Milan, Real Madrid, Hamburg SV, Bayer Leverkusen, Augsburg, VfL Wolfsburg, Dinamo Zagreb, Borussia Dortmund, FC Koln, Arsenal, VfB Stuttgart, Olympiakos, Herta Berlin, FC Ingolstadt, Darmstadt 98 (dua kali), dan Hoffenheim.
Sepanjang catatan tak terkalahkan, Die Roten behasil mencetak 57 gol dan kebobolan tujuh gol dari 18 pertandingan tersebut. Mereka juga mampu menorehkan 12 clean sheets.
Kekalahan dari Mainz 05 menimbulkan banyak prasangka. Satu di antaranya adalah dugaan performa Die Bayern terganggu keputusan Guardiola yang enggan memperpanjang kontraknya. Durasi kerja pelatih asal Spanyol tersebut bersama Bayern Munchen usai pada akhir musim ini.
Dia memutuskan untuk melanjutkan kariernya bersama Manchester City awal musim depan dan resmi diumumkan pada 1 Februari 2016. Selepas ditunjuk sebagai suksesor Manuel Pellegrini, beberapa media di Jerman menyebut Guardiola lebih memikirkan Manchester City ketimbang Bayern Munchen.
Hal itu terlihat dari performa Bayern Munchen pasca-pengumuman melatih The Citizens. Tujuh laga terakhir di seluruh ajang kompetisi, Die Roten meraih empat kemenangan, dua hasil imbang, dan menelan satu kekalahan.
"Guardiola bebas mengatakan apa yang dia katakan. Perencanaan skuat untuk Manchester City lebih penting baginya. Pemikiran itu menggeser 100 persen fokus yang harusnya dia curahkan untuk Bayern," kritik legenda Bayern Munchen, Lothar Matthaus.
Penggawa Bayern Munchen berusaha untuk mengabaikan keputusan Pep Guardiola yang memilih melanjutkan kariernya bersama Man City. Robert Lewandowski dkk. berambisi terus meraih kemenangan sekaligus memberikan kado perpisahan indah untuk pria berusia 45 tahun tersebut.
"Semua orang yang mengenal Bayern Munchen dan sejarah klub pasti tahu kami memiliki kemampuan untuk memenangkan semua gelar. Tujuan kami adalah meraih tiga gelar. Walaupun, kami tahu hal itu sangat sulit untuk dilakukan. Ini sudah Januari dan hadiah akan diberikan pada Mei nanti. Tentu saja, semuanya bakal sempurna jika Guardiola mampu meraih tiga gelar pada musim terakhirnya. Kami semua bertekad untuk mewujudkannya," ungkap Kapten Bayern Munchen, Philipp Lahm, beberapa waktu lalu, seperti dilansir Sky Sports.
Ambisi Lahm dkk untuk memberikan kado perpisahan Pep Guardiola berpeluang untuk terwujud. Die Bayern masih nyaman bercokol di puncak klasemen sementara Bundesliga. Mereka juga ada di semifinal DFB Pokal dan akan bertemu Werder Bremen. Terakhir, di Liga Champions, mereka sudah ada di Babak 16 Besar.
Lantas, mampukah Philipp Lahm dan pemain Bayern Munchen mewujudkan hal tersebut? atau justru kembali menelan hasil minor, dan malah memberikan kado perpisahan buruk bagi Pep Guardiola sebelum melatih Manchester City pada musim depan. Layak untuk dinantikan.
Sumber: Berbagai sumber