Bola.com, Elbasan - Albania menjadi tim terlemah di Grup A putaran final Piala Eropoa 2016. Anggapan tersebut telontar dari sebagian besar kalangan, terutama melihat komposisi pemain yang dimiliki negara dari kawasan Balkan tersebut.
Tak minder, Albania justru berjanji akan meneruskan kejutan yang telah mereka buktikan sepanjang babak kualifikasi Euro 2016. Saat itu, mereka sukses finis di posisi kedua klasemen akhir di bawah Portugal. Penampilan apik mereka lebih unggul dibanding Denmark, Serbia dan Armenia.
Tak pelak, banyak pihak yang ingin mengetahui taktik kunci apa yang ada di balik prestasi mengesankan pasukan Gianni De Biasi tersebut. Sayang, tak ada referensi apapun yang mampu menjelaskan fenomena tersebut, selain soliditas dan karakter permainan yang belum dikenal lawan.
Advertisement
Baca Juga
Namun anggapan Albania akan menjadi penggembira di Prancis 2016 tetap terjadi. Maklum, mereka bergabung di Grup A bersama tuan rumah Prancis, Rumania dan Swiss. Pelatih De Biasi mengaku timnya tak memiliki rasa takut.
"Itu modal awal, karena bagaimanapun mental menjadi nomor satu ketika Anda berada di turnamen akbar. Selanjutnya, saya hanya ingin memantapkan strategi yang akan kami lakukan di Prancis," komentar De Biasi, di newnotizie.it, Rabu (9/3/2016).
Ia memastikan, beberapa laga persahabatan menjadi ajang utama untuk menilai kemampuan anak asuhnya. Albania akan melakukan tiga partai uji coba jelang Euro 2016. Lorik Cana dkk akan bersua Austria (26/3/2016), Luksemburg (30/3/2016) dan Qatar (29/5/2016).
Bukan tanpa sebab jika Gianni De Biasi lebih memilih lawan yang dianggap sepadan atau tak lebih hebat dari sisi nama besar. Selain menjaga mentalitas dan psikis pasukan, pelatih berkebangsaan Italia-Albania tersebut mengaku sedang melakukan eksperimen.
Satu di antaranya adalah menakar kemampuan pasukannya untuk merealisasikan kemungkinan gaya bermain tiki-taka ala Josep Guardiola. "Saya harus mengatakan mungkin, karena hal baik juga belum tentu bagus buat kami. Saya tak malu untuk meniru, karena pada akhirnya, realisasi akan berbeda dengan aslinya," tegas De Biasi.
Ia tak ingin berjudi jika hasilnya justru membuat penampilan anak buahnya menurun drastis. "Butuh effort luar biasa, dan saya pastikan itu tak ada paksaan. Saya harus melihat kemampuan para pemain, karena mereka juga berada di pengujung kompetisi di masing-masing klub. Tiki-taka sangat bagus, tapi saya tak ingin membuat itu menjadi beban," jelasnya.
Kapten Albania, Lorik Cana sependapat. Dirinya justru mengaku lebih nyaman jika mereka bermain seperti yang tersaji di babak kualifikasi. "Bedanya, kami harus jauh lebih disiplin. Itu saja," sebut Cana.
Secara khusus, De Biasi berharap pada penampilan armada muda yang berkarier di luar negeri. Beberapa pemain bakal menjadi senjata utama, seperti Odise Roshi (Rijeka Kroasia), Migjen Basha (Luzern Swiss), Ermir Lenjani (Nantes Prancis), Ledian Memushaj (Pescara Italia), Taulant Xhaka (Basel Swiss) dan bomber berusia 19 tahun, Rey Manaj (Inter Milan Italia).
Sumber: newnotizie.it