Bola.com, Nyon - Fase semifinal Liga Champions 2015-2016 bakal berlangsung akhir bulan ini. Empat tim, Atletico Madrid, Bayern Munchen, Manchester City dan Real Madrid, saling baku hantam untuk berebut dua tiket ke final.
Keberadaan empat tim raksasa tersebut membuat bursa taruhan kembali bergairah. Meski minus Barcelona, kehadiran Atletico Madrid sebagai 'sang pengganti' tetap menebar ancaman. Sayang, penampilan apik saat menyingkirkan Barcelona belum cukup untuk menempatkan mereka di posisi favorit guna mengangkat trofi juara.
Advertisement
Baca Juga
Nama Bayern Munchen masih berada di atas. Pesona penampilan armada Josep Guardiola sepanjang musim ini membuat mereka berada di tempat tertinggi di kalangan situs bursa taruhan besar. Berikut penjelasan terkait prediksi juara dari beberapa laman prediktor dunia maya.
1. Bayern Munchen
Setelah Barcelona tersingkir, klub raksasa Bundesliga ini muncul dalam posisi teratas bursa taruhan tim mana yang akan mengangkat trofi juara Liga Champions 2015-2016. Faktor penampilan sepanjang musim ini, konsistensi strategi Josep Guardiola dan kado perpisahan untuk sang pelatih, menjadi kekuatan yang dinilai bakal membawa FC Hollywood ada di posisi teratas.
Sebelum partai seru kontra Benfica di fase perempat final, Bayern Munchen sudah teruji saat melewati Juventus pada babak 16 besar. Materi pemain yang beragam, membuat Guardiola bisa merealisasikan aneka strategi. Tak heran kalau Die Roten tangguh saat berstatus tuan rumah maupun tim tamu.
Keseimbangan itu pula yang membuat kubu Allianz Arena dianggap lebih layak menjadi jawara. Sisi mental ada di area atas. Saat Raul Jimenez mencetak gol untuk memberi keunggulan bagi Benfica, kualitas psikologi pemain Setan Merah-nya Jerman, terlihat. Kini, berlatar situasi tersebut, Bayern layak ada di pole terdepan untuk mengangkat trofi juara di San Siro, Milan, bulan depan.
Pada babak semi final, Bayern Munchen akan menghadapi tantangan berat Atletico Madrid. Bukan pekerjaan ringan untuk melewati tim asal La Liga Spanyol tersebut. Namun jika melihat performa dan materi pemain, mereka hanya butuh konsistensi.
2. Real Madrid
Tak konsisten tapi membahayakan. Itulah tajuk yang tepat bagi penampilan Real Madrid musim ini. Awalnya, mereka bak tim yang kurang memiliki arah permainan. Pelan dan pasti, El Real menjelma menjadi tim solid, terutama setelah kedatangan Zinedine Zidane, menggantikan posisi Rafa Benitez.
Sisi mentalitas pemain juga sedang tinggi imbas hasil positif di La Liga. Itu juga yang membuat mereka mampu bangkit kala harus megejar defisit dua gol dari Wolfsburg. Penampilan Cristiano Ronaldo, Toni Kroos, Casemiro dan Gareth Bale, terus menanjak. Itu pula yang membuat struktur aliran bola Los Blancos, semakin seimbang.
Corak distribusi olah bola ala Zinedine Zidane terbukti beragam. Itu pula yang membuat Real Madrid mampu mencatat enam kali berturut-turut ada di fase semi final. Modal itu akan membawa mereka menuju gelar ke-11, setelah berhak mendapatkan 'La Decima' pada 2014. Namun sebelum merangsek ke final, dan berebut juara, mereka harus melewati Manchester City.
Bersua The Citizens menjadi tantangan kepantasan Si Putih apakah bisa menjadi jawara atau tidak. Level permainan Los Blancos dinilai sedang menanjak, tapi gak bisa meremehkan Manchester City. Armada Manuel Pellegrini tinggal berharap pada zona Liga Champions, setelah tampil melempem di Premiership.
3. Atlético Madrid
Menang atas Barcelona semakin membuktikan fakta Atletico Madrid layak mendapat status kuda hitam. Armada Diego Simeone memiliki kapasitas untuk meneruskan ambisi mereka untuk mencapai partai puncak.
Kemampuan mengejutkan Los Rojiblancos datang dari sosok sang pelatih. Simeone membuktikan diri mampu membaca situasi secara cermat dan tepat. Hal itu terlihat saat ia mampu membuat Barcelona terdepak, dan unggul 2-0 pada leg 2 babak perempat final.
Di luar itu, pasukan Simeone memiliki motivasi tinggi untuk menuai prestasi mengesankan di level Eropa. Maklum, Gabi dkk tak ingin kalah dengan rival sekotanya, Real Madrid. Apalagi pada babak semi final, tim raksasa asal Bundesliga, Bayern Munchen, sudah menunggu.
Beruntung bagi Atletico Madrid, sosok Fernando Torres sudah bisa diturunkan. Tak hanya itu, kekuatan utama kubu Vicente Calderon terletak pada kolektivitas tim. Perpaduan skill dan tim membuat mereka berbeda dibanding tiga semifinalis lainnya.
Sayang, bersua Bayern Munchen menjadi tantangan tak ringan. Kans untuk membuat kejutan masih ada, tapi tak bakal berjalan mudah seperti bersua Barcelona. Atletico Madrid harus berjuang keras, karena taktik ala Barcelona, yakni menguasai permainan, akan dihadapi lagi. Bedanya, kali ini mereka akan bersua sang pemilik tiki-taka yang asli. Andai bisa melewati adangan FC Hollywood, pintu juara bisa menjadi milik mereka.
4. Manchester City
Wakil Inggris ini menjadi tim dengan level semangat paling tinggi. Latarnya tak lain perjalanan sejarah mereka saat mengarungi Liga Champions. Musim ini, pencapaian mereka tergolong sensasional.
Keunggulan spirit tersebut yang memberi nilai lebih pada Manchester City, sehingga mereka dianggap bisa meraih trofi juara. Parade kekuatan Manchester City sudah terlihat pada babak perempat final.
Bersua tim penuh bintang, Paris St Germain, mereka mampu memberikan kejutan hebat. Memang, pada prosesnya penampilan The Citizens tak sanggup dominan. Namun, setidaknya apa yang telah mereka perlihatkan, mampu memberikan sinyal bahaya.
Level bahaya Mancheste City semakin tinggi, karena hampir dipastikan mereka tinggal berkonsentrasi pada Liga Champions. Maklum, di 'pasar' domestik, kans untuk menjadi jawara Liga Inggris nyaris tertutup.
Jika mengacu pada penampilan kontra Paris St Germain, level bahaya Manchester City terletak pada naiknya performa para pemain bintang setelah sembuh. Kevin De Bruyne, Sergio Aguero dan David Silva, menjadi trio asing yang tampil dominan. Belum lagi Raheem Sterling dan ketangguhan lini tengah.
Kekuatan itu pula yang akan menjadi senjata Manchester City untuk menjegal permainan Real Madrid. Jika membedah kekuatan, kans untuk menyingkirkan Los Merengues tetap terbuka. Kuncinya ada pada konsistensi dan stabilitas permainan di area belakang.
Sumber: Ibtimes, SkyBet