Bola.com, Madrid - Atletico Madrid menang 1-0 atas Bayern Munchen dalam leg pertama semifinal Liga Champions, Kamis (28/4/2016) dini hari WIB. Keberhasilan Atletico membungkam Bayern tak lepas dari strategi sang pelatih, Diego Simeone, serta kekompakan seluruh pemain.
Tampil di kandang sendiri, Estadio Vicente Calderon, Los Rojiblancos bermain di bawah tekanan. Berdasarkan statistik di situs resmi UEFA, Atletico hanya mencatatkan 31 persen penguasaan bola berbanding 69 persen milik The Bavarians.
Baca Juga
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, Atletico Madrid juga hanya melepaskan 11 tembakan di mana lima yang tepat sasaran. Sedangkan Bayern Munchen memperoleh tujuh peluang emas dari 19 kesempatan. Meski kalah dalam segala hal, Atletico berhasil mengunci kemenangan dengan skor 1-0.
Gol tunggal Colchoneros disarangkan Saul Niguez pada menit ke-11. Berhasil melewati kawalan empat pemain Bayern Munchen, Saul sukses menjaringkan bola ke dalam gawang Manuel Neuer dengan sepakan terukur kaki kiri.
Kemenangan tersebut menjadi modal berharga buat Atletico Madrid untuk bisa lolos ke final. Los Rojiblancos hanya butuh hasil imbang saat gantian melawat ke markas Bayern Munchen di Allianz Arena, 4 Mei 2016, untuk bisa mengamankan satu tiket berlaga di final.
Selain dukungan penuh dari seluruh suporternya, Atletico Madrid berhasil meraih kemenangan berkat beberapa faktor. Berikut ini, 5 kunci sukses yang membuat Atletico mampu mengalahkan Bayern Munchen di Vicente Calderon.
1. Solidnya Lini Pertahanan
Saat menghadapi Bayern Munchen, pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone menurunkan empat bek, yakni Juanfran, Jose Maria Gimenez, Stefan Savic, dan Filipe Luis, sedangkan Jan Oblak kembali menempati pos di bawah mistar gawang. Kelima nama tersebut mampu mengawal lini pertahanan Atletico dengan sangat baik.
Selepas Saul Niguez mencetak gol, Los Rojiblancos tampil bertahan. Juanfran, Gimenez, Savic, Luis, Oblak, serta dibantu para pemain tengah berhasil mematahkan berbagai serangan Bayern Munchen yang digalang Thomas Muller, Arturo Vidal, dan Douglas Costa. Oblak sukses mengagalkan tujuh tembakan tepat sasaran yang dilepas pemain Bayern Munchen.
Secara keseluruhan, kiper 23 tahun tersebut telah melakukan 16 penyelamatan di ajang Liga Champions musim ini yang dihelat di Vicente Calderon. Sementara itu, Luis melakukan 8 tekel sempurna, dua intersep, dan 3 sapuan bola berbahaya, Juanfran dengan 3 sapuan, Savic yang mengoleksi 4 tekel sukses, 2 intersep, 2 clearance dan sekali blok tendangan lawan, serta Gimenez yang melakukan 3 tekel, 3 intersep, 2 sapuan bola dan sekali mem-blok tendangan lawan.
8 - Jan Oblak is @atletienglish's keeper with most clean sheets in a single #UCL /European Cup season (Miguel Reina 7 in 73/74). Guardian.
— OptaJose (@OptaJose) April 27, 2016
2. Faktor Diego Simeone
Tak perlu diragukan lagi jika Simeone merupakan salah satu pelatih terbaik di Eropa dan dunia. Pria asal Argentina ini tidak hanya piawai dalam menerapakan strategi namun juga sebagai motivator ulung. Kata-kata yang diucapkan Simeone di ruang ganti mampu membangkitkan semangat anak asuhnya.
Meski begitu, dia juga tak segan-segan memarahi anak asuhnya ketika melakukan hal yang tidak sesuai dengan arahannya. Pelatih 46 tahun tersebut juga berhasil memadukan pemain muda dengan pemain senior.
33 - Atletico Madrid have kept 33 clean sheets in their 52 games in all competitions this term. Cholo. #AtletiBayern pic.twitter.com/sGherifHXw
— OptaPaolo (@OptaPaolo) April 27, 2016
3. Berhasil Mencari Pemain Pengganti yang Mumpuni
Atletico Madrid merupakan salah satu klub yang kerap melahirkan pemain-pemain top Eropa. Namun akibatnya, Atletico harus kehilangan pemain penting karena diboyong oleh klub lain. Kendati demikian, Los Rojiblancos berhasil mencari pemain pengganti yang ideal.
Kehilangan Fernando Torres, Atletico memiliki Sergio Aguero. Aguero pergi, Radamel Falcao bersinar. Tanpa Falcao, Colchoneros mengandalkan Diego Costa di lini depan. Costa hengkang ke Chelsea, Atletico Madrid kini memiliki sosok Antoine Griezmann dan Torres yang menjadi juru gedor.
Tak hanya di sektor serang, Atletico juga kerap kehilangan kiper yang digaet klub lain. Selepas David De Gea dibeli Manchester United, Los Rojiblancos memiliki Thibaut Courtois. Tetapi setelah Courtois kembali ke Chelsea, Atletico kini mengandalkan Jan Oblak di bawah mistar gawang.
Meski kerap kehilangan para pemain bintang, Atletico Madrid tetap mampu bersaing di kompetisi domestik dan Eropa. Hal itu pun terlihat pada musim ini, di mana mereka berhasil lolos ke semifinal dan berpeluang menembus final Liga Champions berkat kemenangan 1-0 atas Bayern Munchen.
4. Muda, Berpengalaman, dan Lapar akan Kemenangan
Selain gudangnya pemain berbakat, Atletico Madrid juga memiliki pemain-pemain muda berkualitas. Bahkan, sebagai besar pemain inti Colchoneros masih berusia di bawah 25 tahun. Jan Oblak, Jose Maria Gimenez, Lucas Hernandez, Matias Kranevitter, Thomas Partey, Saul Niguez, Oliver Torres, Yannick Carrasco, Angel Corea, dan Luciano Vietto masih berusia di bawah 23 tahun. Sementara itu, Koke baru berumur 24 tahun dan Antoine Griezmann telah menginjak usia 25 tahun.
5 - Saúl Ñíguez completed all of his 5 dribbles attempted, more than any other player in this 1st half. Spectacular. pic.twitter.com/PaPCik6xas
— OptaJose (@OptaJose) April 27, 2016
Kendati banyak dihuni pemain muda, Atletico Madrid mampu merepotkan klub-klub besar. Saat menghadapi Bayern Munchen, Koke, Saul Niguez, dan Thomas Partey menjadi motor serangan Atletico. Sedangkan Griezmann, menjadi momok bagi barisan belakang Bayern. Dalam laga tersebut, Griezmann melepaskan satu tembakan akurat dan akurasi umpannya yang mencapai 81 persen.
5. Mentalitas yang Berubah
Atletico Madrid kerap menyandang status sebagai salah satu klub underdog. Dengan skuat yang ala kadarnya, Atletico kesulitan bersaing di kompetisi domestik dan Eropa. Namun kini, hal tersebut telah berubah. Sejak diasuh Diego Simeone pada 2011, Los Rojiblancos mampu menjadi salah satu klub yang disegani di Spanyol dan Eropa.
Atletico Madrid yang kerap berada di bawah bayang-bayang Real Madrid berhasil mengimbangi permainan sang rival sekota. Bahkan tak jarang, Atletico mampu membungkam El Real baik di Santiago Bernabeu ataupun Vicente Calderon.
Hal tersebut terlihat ketika mereka menjamu Barcelona dan Bayern Munchen di Vicente Calderon. Atletico sukses mempermalukan Barca dengan skor 2-0 pada leg kedua perempat final Liga Champions, dan menang 1-0 atas Bayern pada fase semifinal. Dengan skuat yang dimiliki saat ini, bukan mustahil Atletico Madrid kembali lolos ke final seperti musim 2013-2014.
Sumber: Sport.es, UEFA, Opta