Bola.com, Milan - Tak ada rahasia. itulah tajuk utama laga final Liga Champions 2015-2016, di Stadion San Siro, Milan, Italia, Sabtu (28/5/2016) atau Minggu (29/5/2016) dini hari WIB. Real Madrid versus Atletico Madrid sepanjang musim ini di fase liga domestik, membuat mereka saling mengenal.
Meski saling mengenal, tetap saja ada yang berbeda di antara mereka. Satu yang pasti, permainan dengan corak berbeda, yakni ofensif dan seimbang, bakal memberi kans bagi beberapa pemain untuk tampil menonjol.
Baca Juga
Advertisement
Baca Juga
Satu di antara pertemuan paling menarik akan terlihat saat Sergio Ramos bakal berjibaku untuk menahan agresivitas permainan bintang Atletico Madrid, Antoine Griezmann. Sebaliknya, Griezmann juga tak bisa nyaman mengolah bola, karena wajib melewati adangan Ramos dkk.
Penampilan Sergio Ramos dan Antoine Griezmann sepanjang Liga Champions musim ini, memberi pengaruh besar. Ramos misalnya, membuat lini pertahanan Real Madrid selalu susah ditembus lawan.
Catatan statistik mengungkapkan, Ramos menjadi satu di antara bek tengah yang rata-rata melakukan 3,1 tekel per pertandingan. Ia juga menjadi bek yang berbahaya di depan gawang lawan, terbukti dengan 0,7 tendangan per pertandingan.
Keberadaan Ramos menjamin pengetahuan mengenai corak permainan Atletico Madrid, selalu up-date. Sayang, bek timnas Spanyol ini memiliki pengalaman buruk setiap kali bersua Los Rojiblancos. Pada 12 pertemuan terakhir pada derby ibukota Spanyol, ia hanya sanggup menuai 2 kemenangan.
Usia yang menembus 30 tahun juga menjadi handycap. Namun, hal itu tak terlalu berpengaruh, karena sepanjang musim ini Ramos bisa tampil konsisten. Pada Liga Champions 2015-2016, ia mencatat rata-rata 0,9 kebobolan per partai, lalu 1,3 pelanggaran per pertandingan, blok (0,9 per gim), intersep (3,1 per gim), tekel (1,8 per partai) dan sapuan bola (3,5 per partai).
Soliditas lini belakang Real Madrid bakal teruji dengan semakin bagusnya penampilan Antoine Griezmann. Penggawa timnas Prancis tersebut sukses menunjukkan konsistensi untuk memberi sumbangsih positif pada klub.
Griezmann mampu menempatkan dirinya sebagai satu di antara penyerang berbahaya di La Liga, juga dunia. Secara statistik, performanya di Liga Champions wajib diperhatikan lini belakang Real Madrid.
Ia mampu mencetak rata-rata 1,1 gol per partai, lalu 1,4 umpan silan per partai, dribel (4,3 per partai), kreasi peluang (3,3 per partai), dilanggar (2,1 per partai) dan 4,9 tembakan per partai.
Rangkaian secara statistik tersebut membuat Griezmann berada di peringkat ke-5 top skorer sementara Liga Champions 2015-2016. Ia juga termasuk penyerang yang sering melepaskan tembakan jarak jauh di Liga Champions (0,9).
Hebatnya, sejak bergabung dengan Atletico Madrid, Griezmann hanya merasakan sekali kekalahan saat bertemu Real Madrid. "Bertemu Madrid selalu ketat, dan saya memimpikan mampu mengalahkan mereka pada partai final sebuah turnamen. Sekarang momen tersebut ada di depan mata," tegasnya.
Impian Griezmann bakal menemui kesulitan. Sejarah mengungkapkan, Real Madrid selalu menang dalam tiga pertemuan kontra Atletico Madrid di kancah Liga/Piala Champions. Kekalahan bagi Los Rojiblancos lahir pada semi final tahun 1959, final edisi tahun 2014 dan perempatfinal musim lalu.
Sumber: FourFourTwo, LabBola