Bola.com, Jakarta - Usianya baru 19 tahun ketika menjalani debut bersama timnas Swiss. Saat itu, Xherdan Shaqiri harus menerima pil pahit, karena pada laga pertamanya justru mengalami kekalahan kontra Uruguay, dengan skor 1-3.
Namun, awal yang buruk tersebut tak membuat masa depannya suram. Sebaliknya, justru Shaqiri semakin menunjukkan dirinya menjadi bagian penting dari permainan Swiss. Itu terbukti saat dirinya masuk menjadi personel timnas yang berlaga di Piala Dunia 2010.
Advertisement
Baca Juga
Saat ini, dengan usia 24 tahun, Shaqiri bisa dibilang menjadi andalan di lini tengah Swiss. Pemain yang berposisi sebagai gelandang itu adalah imigran berdarah Albania. Ia telah merasakan tampil di Piala Dunia 2010 dan 2014. Pengalamannya di kompetisi domestik Swiss cukup mentereng karena ikut memperkuat Basel saat merebut tiga gelar liga.
Sukses di dalam negeri, Shaqiri menarik minat klub raksasa Jerman, Bayern Munchen. Setelah bergabung dengan Munchen pada 2012, Shaqiri ikut andil dalam kesuksesan tim berjuluk The Bavarians itu meraih gelar treble (Bundesliga, Piala Jerman, Liga Champions) pada 2013.
Lantaran tak selalu mendapat tempat sebagai starter, Shaqiri tidak menolak ketika dijual ke Inter Milan pada Januari 2015. Namun tak lama memperkuat Inter, ia dijual ke klub Premier League, Stoke City pada bursa transfer awal musim ini.
Stoke memang bukan klub yang besar seperti Bayern atau Inter. Namun, di kedua tim tersebut Shaqiri mendapatkan jaminan lebih besar untuk tampil di tim utama sebagai starter.
Modal utama Shaqiri untuk memimpin lini tengah Swiss adalah kekuatan kedua kaki yang sama baiknya. Hal tersebut menunjang kemampuannya dalam melepas umpan maupun mengeksekusi peluang menjadi gol.
Lantaran kemampuan tersebut, Shaqiri mendapat julukan Messi dari Alpen. Jika tampil dalam kondisi terbaik di Prancis, Shaqiri berpeluang membawa Swiss untuk melangkah lebih jauh dari babak penyisihan.