Bola.com, Marseille - Para pendukung Inggris dan Rusia terlibat bentrok sebelum dan sesudah laga kedua tim di Marseille, Sabtu (11/6/2016) atau Minggu dini hari WIB.
Kerusuhan terjadi selama tiga hari beruntun dari mulai Kamis (9/6/2016) waktu setempat. Lalu, pada Jumat, Kepolisian Prancis juga diturunkan untuk menengahi perselisihan antara fans Inggris dan Rusia di pelabuhan lama Marseille.
Sekitar 1.000 petugas disiagakan di kota pelabuhan tersebut untuk mengantisipasi kedatangan 70.000 fans Inggris dan 20.000 fans Rusia.
Advertisement
Baca Juga
Jurnalis Al Jazeera David Chater, melaporkan dari Marseille, menggambarkan rusuh yang terjadi pada hari Jumat tersebut disertai dengan pelemparan batu dan botol oleh kedua kelompok suporter.
"Ini adalah hari yang panas dan dipenuhi kekerasan. Perkelahian terjadi dimana-mana," sebut David.
Polisi membubarkan kerusuhan tersebut dengan gas air mata. Polisi Prancis menangkap dua orang yang dianggap sebagai provokator.
"Petugas berhasil memisahkan fans Inggris dan Rusia dan kami menangkap dua orang," sebut seorang petugas. "Gas air mata ditembakkan untuk membubarkan massa yang mabuk."
Kerusuhan tidak hanya berhenti di situ, karena masih berlanjut pada hari pertandingan. Menurut keterangan pihak keamanan, insiden itu diawali aksi fans Rusia yang merangsek masuk ke daerah suporter Inggris. Mereka melompati pagar pembatas dan langsung menyerang fans Inggris.
Stadium berkapasitas 67.000 orang tersebut langsung menjadi ajang saling injak di antara fans yang ingin melarikan diri dan fans yang ingin mencegat kelompok lain untuk melarikan diri.
Karena tak siap, suporter skuat Tiga Singa langsung berlarian dan melompati pagar. Akibat serangan tersebut, setidaknya 20 orang dilaporkan mengalami luka ringan dan dua lainnya mengalami luka parah dan harus mendapatkan perawatan intensif. Steward yang berdiri di pinggir tribun tidak bisa melakukan apa-apa untuk membendung masuknya fans Rusia tersebut.
Dalam kerusuhan tersebut, 3 petugas kepolisian terluka dan enam orang ditangkap. Surat kabar Perancis, L’Equipe, menyebutkan bahwa fans Rusia bergerak secara terorganisasi, dan bahkan beberapa dari mereka membawa tongkat besi.
Konfederasi Sepak Bola Eropa (UEFA) secara tegas bisa mendiskualifikasi Inggris dan Rusia dari ajang Piala Eropa 2016, jika kedua suporter dari negara tersebut kembali melakukan tindakan kerusuhan.
Peringatan tersebut dikeluarkan pascabentrok yang melibatkan kedua suporter pada laga Inggris versus Rusia yang berakhir 1-1 di Stade Velodrome, Marseille, Sabtu (11/6/2016) atau Minggu dini hari WIB.
"Komite Eksekutif UEFA memperingatkan asosiasi sepak bola dari kedua negara. Terlepas dari keputusan yang diambil komite disiplin berkaitan insiden dalam stadion, UEFA tidak akan ragu untuk menjatuhkan sanksi tambahan pada Federasi Sepak Bola Inggris (FA) dan Federasi Sepak Bola Rusia (RFU). Jika kejadian itu terulang lagi, masing-masing tim bisa diskualifikasi," bunyi pernyataan UEFA.
Menghadapi tuduhan tersebut, Menteri Olahraga Rusia Vitaly Mutko menyebutkan pihaknya siap menerima sanksi dan akan melakukan investigasi menyeluruh terkait insiden tersebut.
Sementara itu, mengantisipasi kekerasan yang sama terulang, Inggris menahan paspor dari orang-orang yang dianggap hooligan atas permintaan Pemerintah Prancis.
"Ada 3.000 paspor yang izinnya dicabut, berdasarkan daftar nama yang sudah dilarang mengunjungi pertandingan dari berbagai negara," sebut sumber dari Kementerian Dalam Negeri Inggris.
Sumber: BBC, Al Jazeera